0
742

Yamaha Cup Race, Pembalap Dilatih Hadapi Wartawan Biar Tidak Aa Uu

Last Updated on May 20, 2013 by

GILAMOTOR.com – Musim 2013 balapan satu merek berlebel Yamaha Cup Race (YCR) dimulai di kota Cimahi, Bandung, Jawa Barat. Di Sirkuit Brigif yang punya latar belakang pegunungan itu, Yamaha memulai langkah pertamanya pembentukan new race culture atau budaya balap baru yang lebih professional. Kiblatnya balapan di kelas Asia dan Eropa.

Tujuannya sederhana. Tujuan Yamaha untuk membawa para pembalap nya mentas di balapan dunia, harus punya skill mumpuni. Bukan cuma soal skill ngebut karena itu sudah jadi keharusan pembalap, tapi skill beradaptasi dengan lingkungan, skill berbicara dengan pembalap lain, skill berbicara dengan mekanik khususnya penyampain informasi dengan motor dan skill bicara di depan publik khususnya wartawan.

“Kita coba mengadopsi sesuai regulasi Asia dan Eropa, dari segi safety, branding dan sebagainya. Poinnya adalah mengarah ke professional,” tegas Supriyanto, Manajer Motorsport Yamaha Indonesia.

Lebih lanjut Supriyanto menjelaskan, jenjang balapan di Indonesia ini mengarah ke Asia dan Eropa. Di Asia saja, regulasinya sudah begitu ketat, jadi melalui race culture ini Yamaha ingin membentuk seluruh elemen yang terlibat terbiasa dengan kultur balap dan regulasi seperti itu. “Contoh mengenai komunikasi riders dengan media, riders sedikit kagok dan itu akan dibiasakan dengan adanya press conference. Lalu pelatihan komunikasi rider dengan rider dan rider dengan mekanik. Kami coba inprove melaliui materi YRA kami.”

Ya, di seri pembuka YCR itu diadakan press conference setiap kali usai balapan. Para pembalap yang berdiri dipodium 1,2 dan 3 langsung digiring ke press room untuk berbicara tentang balapan yang baru dijalani dan menjawab pertanyaan-pertanyaan dari wartawan.

Benar saja, para pembalap itu masi “Aa Uu” untuk bicara di depan wartawan. Dan tak jarang jawaban yang diberikan keluar dari konteks pertanyaan wartawan. Itu masih kelas lokalan bro en sis, bagaimana kalau harus menghadapi wartawan-wartawan dari negara lain? “Karena itu, kami membiasakan mereka belajar menghadapi wartawan dan bicara di depan publik,” ucap Supriyanto. “Masalah bahasa Inggris pun mereka harus mampu. Agar saat naik ke kelas Asia, mereka bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan dari wartawan asing.”

“Kan pernah kejadian pembalap Indonesia tak bisa menjawab pertanyaan wartawan asing karena pertanyaannya pakai bahasa Inggris. Jadi sejak dini, kami mengajarkan para pembalap untuk ke arah yang lebih professional. Hal itu juga kami jadikan materi pengajaran di Yamaha Riding Academy,” tutup Supriyanto