Last Updated on December 29, 2010 by
GILAMOTOR.com. – Siapa yang tidak kesal jika motor kesayangan harus menginap di bengkel selama berbulan-bulan. Hal ini lah yang dialami anak muda kelahiran Bogor 20 tahun silam, Wandi Kurniawan.
Bermula saat motor Honda Supra X 125 PGM-FI kesayangannya sering mengkonsumsi bensin jenis Premium. Motor yang dibelikan sang ayah pada 2006 berangsur memburuk kesehatannya lantaran sering menenggak bensin bersubsidi itu.
Walhasil, belum genap dua tahun motor tunggangannya harus menjalani perawatan intensif selama berbulan-bulan di bengkel. Tak hanya itu, SupraX 125 injeksi nya pun haru menjalani transplantasi organ tubuh karena telah mengidap penyakit kronis yang tak mungkin disembuhkan.
“Waktu itu kan masih sekolah, jadi beli bensin yang murah aja. Kadang-kadang aja pake Pertamax, selebihnya Premium. Malahan kalau lagi kepepet beli yang botolan,†terang Wendi.
“Kejanggalan terjadi sekitar hampir dua tahun pemakaian sejak beli, setelah lebih dari setahun kondisinya makin parah dan akhirnya dibawa kebengkel. Kata orang bengkel fuel pump sama ECU nya jebol dan harus diganti,†terangnya lagi.
Akhirnya SupraX 125 injeksinya pun menjalani perawatan di bengkel resmi Honda di bilangan Ciawi, Bogor. Yang jadi masalah, komponen fuel pump dan ECU pengganti tak tersedia. Mau tidak mau, rela tidak rela motor kesayangannya pun harus menginap sambil menunggu donor fuel pump untuk menjalani operasi transplantasi fuel pump dan ECU.
Tak tanggung-tanggung, SupraX kesayangannya harus dirawat inap selama dua bulan. Untung di bengkel, kalo di rumah sakit, gak kebayang dah duit yang kudu dikeluarkan…
Kata pemuda yang pernah nge-fan banget sama Slank ini, orang tuanya kudu ngeluarin duit setidaknya Rp 2.5 juta untuk semua urusan SupraX.
Pemuda yang kini mengenyam pendidikan di Universitas Pakuan, Bogor, Fakultas MIPA jurusan Ilmu Komputer, jadi rada-rada ngeri kalo mau beli bensin premium, karena tunggangan barunya Yamaha V-Ixion juga menggunakan teknologi fuel injection.
“Kapok juga sih kalo pake Premium, takut kejadian lagi. Tapi kalau kepepet kadang beli juga, maklum mahasiswa,†katanya.
Untuk memenuhi kebutuhan gizi V-Ixion nya, kini Wandi rela bekerja sebagai tukang antar gas setiap libur kuliah. Dari hasil kerja sebagai pengantar gas LPG, setidaknya mahasiswa smester 3 ini bisa mengantongi uang Rp 30 ribu dalam sehari. “Lumayan ada tambahan buat beli Pertamax atau Super Extra. Tapi kalo lagi darurat militer alias bokek, mau tak mau pake Premium lagi,†katanya sambil tertawa.
Penulis/Foto : Jay