Last Updated on October 11, 2013 by
GILAMOTOR.com – Usai jalani Yamaha Riding Academy (YRA) kedua yang dilaksanakan pada Kamis (10/10) kemarin, para pembalap didikan YRA akan melanjutkan latihan di sirkuit Sugo, Jepang pada 23-25 Oktober mendatang.
Di YRA Gold (Supersport) pertama pada Juli lalu, para pembalap didikan YRA dikenalkan dengan body setting dan pada YRA kedua, para pembalap didikan YRA mulai mempraktekkan teori yang sudah di dapat di YRA pertama. Para pembalap itu belajar menemukan setingan terbaik di suspensi tunggangan mereka Yamaha YZF-R6. Mereka mencari dan menyelesaikan atau mengerjakan setingan secara mandiri. Mereka hanya dibantu mekanik jika para pembalap memang tak bisa melakukannya.
Tapi intinya, dari beberapa lap awal, mereka diminta untuk mencatat masalah yang mereka rasakan para tunggangan mereka. Dan catatan itu dijadikan acuan mereka untuk mengoprek setingan terbaik yang mereka inginkan. “Jadi kami ingin mendidik mereka untuk mandiri. Kalau bisa dikerjakan sendiri yah kerjakan sendiri, jangan ketergantungan dengan mekanik. Karena apa yang mereka rasakan lalu setingan mereka kerjakan, sendiri hasilnya akan berbeda dengan setingan  yang dikerjakan oleh mekanik,†papar Yoshiyaki Kato, Instructor YRA.
Setelah YRA kedua ini, para pembalap akan terbang ke Jepang untuk memperdalam skill riding mereka di sirkuit Sugo, Jepang pada 23-25 Oktober mendatang. “Akhir bulan mereka akan menjalani latihan untuk memperdalam skill riding mereka,†papar Saeful Anwar, Safety Riding Instructor YRA.
“Di Sirkuit Sugo di Jepang nanti, mereka juga akan dicoba lagi apa yang sudah mereka pelajari di YRA pertama dan kedua ini. Seberapa cepat mereka bisa merasakan dan mengerjakan setingan yang terbaik sesuai dengan riding style mereka sendiri,†tegas Saeful.
Para pembalap muda didikan YRA ini diharapkan akan jadi pembalap professional yang tak hanya bisa balapan saja, tapi mereka mengerti masalah dan pemecahannya sendiri. Selain itu juga ditujukan untuk pembentukan sikap professional, karakter mandiri, manner dan bagaimana berhadapan dengan media.
“Kalau mereka sudah terbiasa dengan hal seperti ini, kelak hal ini akan terus terbawa oleh mereka jika mereka berhasil menjadi pembalap professional yang berkiprah di kancah balap dunia,†tutup Saeful.