Last Updated on October 6, 2016 by
GILAMOTOR.com – Taman Nasional Meru Betiri masih termasuk dalam wilayah kabupaten Banyuwangi. Lokasi ini bisa ditembuh dalam 2 jam perjalanan dari Banyuwangi dengan sepeda motor.
Jalan menuju Taman Nasional Meru Betiri sudah beraspal namun agak bergelombang dan berlubang di beberapa bagian. Dengan pemandangan sawah dan hutan, akan mengantar kita untuk menuju Pesanggaran, sebuah desa yang merupakan pintu masuk menuju Taman Nasional Meru Betiri.
Memasuki Pesanggaran, jalan mulai rusak. Jalan tidak beraspal dengan kontur tanah bergelombang dengan batu-batu lepas dan pasir. Dari Pesanggaran menuju pos retribusi berjarak sekitar 10 km. sepanjang perjalanan menuju pos, kita bisa menikmati pemandangan hutan karet, perkebunan coklat, dan hutan jati.
Usai melewati pos retribusi, kondisi jalannya lebih parah. Trek tanah dengan turunan dan taikan terjal berlapis bebatuan. Melalui jalan ini sangat menguras energy dan tak jarang bikin emosi. Jalanan offroad itu kami lewati sejauh 20 km. Di satu titik, kami harus naik getek untuk menyebrangi sungai karena jembatan yang putus. Sebenarnya sangat seru, tapi tak bisa dipungkiri lumayan melelahkan juga.
Di perjalanan itu kita juga bisa mengunjungi Pantai Rajegwesi, Teluk Hijau dan teluk Damai.
Di Taman Nasional Meru Betiri, kami mengunjungi Pantai Sukamade yang merupakan tempat pengelolaan konservasi penyu. Fasilitas yang disediakan di resort Sukamade terbilang lengkap. Ada penginapan, camping ground, kantin, dan juga tempat penangkaran telur penyu sebagai salah satu wisata yang ditawarkan oleh pantai Sukamade.
Karena di resort Sukamade letaknya jauh di dalam hutan, maka di sini tidak ada jaringan listrik. Para petugas menggunakan genset untuk memasok kebutuhan listrik mereka, itupun baru dinyalakan ketika menjelang malam hari dan dimatikan pada pagi harinya.
Yang menarik, pada malam hari kita bisa mengikuti kegiatan rutin petugas untuk patroli. Patroli di sini bukan seperti patroli untuk mengamankan lalu lintas, melainkan patroli untuk mengamankan telur-telur penyu.
Pantai Sukamade merupakan tempat mendaratnya penyu-penyu untuk bertelur. Petugas dengan sabar dan ramah membimbing kami menuju pesisir Pantai Sukamade.
Menuju Pantai Sukamade tidak jauh, hanya berjarak 700 m dari resort yang kami tempati. Pada waktu melakukan treking, kita boleh menggunakan penerangan atau senter. Tapi setelah mendekati bibir pantai, segala penerangan harus dimatikan. Hal ini dilakukan agar tidak mengganggu konsentrasi penyu saat mendarat untuk bertelur.
Diperlukan kesabaran dan faktor keberuntungan untuk mendapatkan momen penyu bertelur. Karena kita harus menunggu proses-proses penyu mendarat, menggali lubang badan, lubang tipuan, lubang telur, dan proses bertelurnya. Untuk bertelur, penyu memang sengaja membuat lubang tipuan untuk menipu predatornya yaitu babi hutan yang biasanya menyerang dan memakan telur-telur penyu. Di sini kita juga tidak diijinkan gaduh atau membuat suara-suara yang bisa membuat penyu menjadi cemas dan tidak jadi bertelur.
Di sana kami berjalan menyisir Pantai Sukamade sampai ke sektor 17 atau sekitar 4 km dari total 34 sektor. Kami sudah menemui beberapa penyu yang mendarat dan yang sudah membuat luang telur. Tapi malam itu nampaknya kami belum beruntung karena kami tidak sampai mendapati penyu-penyu yang bertelur.
Kebetulan malam itu langit sangat cerah, sambil menunggu penyu yang diperkirakan akan mendarat, kami sempatkan rebahan di pasir pantai yang lembut sambil menikmati milky way dan angin laut yang bertiup lembut. Setelah beberapa waktu kami menunggu, para petugas memutuskan untuk kembali ke resort karena kemungkinan malam itu tidak ada penyu yang bertelur.
Esok paginya kami diberikan kesempatan untuk melepaskan tukik-tukik [anak penyu] yang baru menetas. Kami tidak menyia-nyiakan kesempatan itu. Dengan semangat kami menuju ke pantai dan melepaskan tukik-tukik yang sudah dibawakan oleh para petugas.
Sangat menyenangkan mengikuti proses pelepasan tukik dan melihat tukik-tukik merangkak sekuat tenaga menuju laut lepas, habitat asli mereka. Terkadang mereka kembali ke pinggir pantai karena tersapu ombak yang datang. Tapi mereka tetap berjuang untuk sampai ke tengah laut.
Setelah melepas tukik, kami kembali ke resort. Kami ke penangkaran dan melihat telur-telur penyu ditimbun untuk proses penetasan semi alami. Biasanya dalam 1 lubang diisi sekitar 100 butir telur dan menetas dalam waktu 2-3 bulan.
Dari total telur yang dimasukkan, tidak semuanya menetas secara sempurna. Ada beberapa yang menetas dengan kondisi cacat, ada pula yang sama sekali tidak menetas. Itu disebabkan tertindih telur-telur di atasnya.
Setiap harinya, para petugas di resort Sukamade berpatroli mengamankan telur-telur penyu dari predator dan para penjarah yang tidak bertanggung jawab agar populasi penyu semakin terjaga dan tidak punah. Biasanya penyu yang mendarat di pantai Sukamade adalah jenis penyu hijau dan beberapa penyu belimbing. Di Pantai Sukamade, kami banyak belajar tentang konservasi penyu.
Setelah dari Pantai Sukamade, kami akan melanjutkan perjalanan menuju Taman Nasional Alas Purwo.
Catatan:
Retribusi Taman Nasional Merubetiri: Rp 2500,-/ orang
Sumbangan konservasi penyu Rp 100.000
Penginapan di Resort pantai Sukamade: Rp. 100.000 – Rp. 200.000
Teks: Latanza Firdaus | Foto: Latanza Firdaus