Last Updated on September 11, 2014 by
GILAMOTOR.com – Cukup menarik menyimak kisah singkat perjalanan Ducati di Indonesia melalui PT. Supermoto Indonesia. Tiga lelaki yang bisa dibilang nekad ini memulai bisnis motor premium berbandrol ratusan juta rupiah gara-gara modifikasi motor sport dari pabrikan non Jepang bermesin 200 cc.
Tergila-gila dengan motor Ducati, di tahun 2005 Agustus Sani Nugroho, Iwan Panjaitan dan Reza mencoba memodifikasi motor sport bermesin 200 cc di salah satu rumah modifikasi di wilayah Jawa Tengah. Modifnya bergaya Ducati Monster. Saking senangnya dengan Ducati, modifikator nya diancam agar hasil akhirnya harus mirip dengan aslinya.
“Saking seringnya dikomplain dan diancam harus sama dengan aslinya, akhirnya tukang modifnya nyerah dan menyarankan beli motor aslinya aja karena capek permintaan berubah terus tiap hari,†terang Agustus Sani Nugroho yang disambut tawa oleh Iwan Panjaitan.
“Tiap hari dipantau. Lihat website buat menyamakan hasil modifnya dan sampai ngancem ke tukang modifnya ‘awas yah kalo nggak sama..!’ Gimana mau sama, bayangin aja, disuruh samain motor mesin 200 cc dengan motor 1000cc,†sambung Iwan sambil tertawa geli mengingat kisah itu.
Gagal memodifikasi motor 200cc, akhirnya mereka benar-benar memboyong Ducati aslinya. Karena beda postur tubuh, tiga lekaki ini membeli dua model Ducati, Multistrada dan Monster.
“Motor baru itu langsung dikirim ke rumah saya dan dimodif. Malem datang, paginya motor-motor itu sudah telanjang semua. Ada yang peleknya dicat,†terang Iwan.
Acara modif-me-modif motor barunya memang selesai, tapi masih ada yang kurang, yaitu kenalpot after market. “Pas jadi, kita seneng banget. Tapi nyari kenalpot modifnya susah. Sampai-sampai kita tongkrongin tukang kenalpot pinggir jalan di Kebon Jeruk,†aku Iwan.
Meski akhirnya mereka bisa mendapat kenalpot yang mereka inginkan dari hasil bikin sendiri, tapi mereka nggak puas dengan hasil akhirnya. Mau tak mau akhirnya mereka impor knalpot dari Italia.
Seiring berjalannya waktu, mereka kesulitan untuk mencari suku cadang dan aksesoris Ducati. Dari situ muncul pemikiran, “Kenapa nggak kita bikin tokonya sendiri,†cetus Nugroho. Dan dari situ pula akhirnya ide untuk membuka gerai Ducati pun muncul.
Tak mudah meyakinkan prinsipal Ducati di Italia agar tiga putra Indonesia ini bisa menjadi distributor resmi Ducati di Indonesia. Selain masalah tutupnya distributor motor asal Amerika yang dikelola oleh sebuah grup besar di Indonesia setelah 4 tahun berjalan, latar belakang mereka di bisnis sepeda motor pun belum teruji.
Siapa yang percaya kalau orang belum punya nama di bisnis motor premium ujug-ujug minta jadi distributor motor yang punya harga selangit itu.?
“Gila lu yee, yang ada aja udah 4 tahun tutup, lu malah mau buka lagi,†kenang Nugroho seraya menceritakan pengalamannya saat mengajukan diri sebagai distributor resmi Ducati di Indonesia ke prinsipal Ducati Italia. “Iya.. kita bilang emang kita gila, kalo nggak gila yah nggak buka,†sambung Nugroho.
Tapi berkat usaha pantang menyerah, akhirnya tiga putara Indonesia ini bisa membuka dealer resmi Ducati di Indonesia. “Kita bilang ke mereka, yang membedakan kita dari sebelumnya yaitu kita punya passion. Kita nggak mulai dari pemikiran bisnis, tapi dari suka. Kalau dari bisnis, tentu mikirnya untung. Tapi karena kita suka, hobi, buat kita soal untung itu belakangan yang penting jadi dulu. Akhirnya marketnya pun jadi, komunitas jadi dan itu memang butuh waktu.â€
“Dari 2006 sampai 2010 kita relatif hanya membentuk market dan pada 2011 baru mulai membesar. Butuh waktu 4 tahun, tapi kan habis itu stabil. Jadi nggak pas 4 tahun terus ilang kayak yang sudah-sudah. Sekali ada yah harus ada terus,†tegas Nugroho.
Awalnya, Ducati Indonesia adalah dealer nya Ducati Singapore. Berkat kerja keras dan pembuktian kalau yang mereka lakukan pantas diapresiasi lebih dari sekedar dealer, pada 2008 Ducati Indonesia resmi bediri sendiri. “Kita buktikan kalau kita bisa. Akhirnya kita berdiri sendiri di tahun 2008,†aku Iwan.
“Bukan karena waktu itu angka jualan kita bagus, tapi kita terus minta ke Italia. Meski kita jualan dikit tapi kita konsisten,†pungkas Iwan.
Sampai saat ini, sudah ada sekitar 15 gerai Ducati yang tersebar di beberapa kota besar di Indonesia. Dan tentunya akan terus bertambah.