2
3387

Test Ride Scoopy FI: Pakai Mesin BeAT FI, Scoopy FI Makin Agresif, Handling Yahuud

Last Updated on September 10, 2014 by

GILAMOTOR.com. – PT Astra Honda Motor (AHM) resmi melepas skutik yang dulunya punya gendre retro modern, Scoopy, sekarang mulai bergeser jadi unique fashion scootic, Scoopy FI. Scoopy FI diluncurkan di Cendrawasih Room JCC Senayan Jakarta (6/2). Motor ini dibandrol seharga Rp 13.900.000 OTR Jakarta.

Usai peluncurannya yang heboh banget karena diiringi 20 model yang mayoritas modelnya cewek-cewek cantik, Scoopy FI langsung dicoba oleh para jurnalis yang hadir termasuk Gilamotor.com. Jujur, awalnya cuma setengah hati ikutan test ride skutik ini. Soalnya sering numpak Scoopy yang versi lama. Jadi dalam hati bicara “Ahh, paling sama aja dengan yang lama. Cuma beda tampilan doang,” gumam reporter Gilamotor.com dalam hati.

Tapi pas nekan tombol elektrik starternya, langsung suasana hati berbalik 180 drajat dan kembali ngoceh sendiri dalam hati, “Ehh.. ehh… kayaknya ada yang aneh. Kok halus banget,” gumamnya lagi. Akhirnya mesin dimatikan dan dinyalakan lagi. Ternyata benar, mesinnya lebih halus dari Scoopy versi terdahulu.

Dilanjut buka throttle lebih gede lagi, ternyata akselerasinya juga beda dari generasi lawas. Scoopy FI lebih responsive. Dikatakan Sarwono Edhi, Senior Analyst PT AHM, ada banyak perbedaan di mesin dari generasi lawas. Salah satu yang pasti, yaa mesinnya sudah FI. “Mesinnya pakai mesin BeAT FI. Roller Scoopy FI pakai yang 13 gram sementara yang versi karburator 12 gram,” katanya.

Selain mesinnya yang responsive dan halus, handling nya juga makin yahuud. Diajak slalom nggak ada rasa limbung, mulusss kayak model-model cantik di Honda Fashion Week. Scoopy FI mengadopsi rangka yang berbeda dari Scoopy versi karburator yang bikin dimensinya jadi sedikit ramping, “Scoopy FI pakai sasis underbone tipe baru,” jelas Edhi.

Terus dibawa ngebut sampai 80 kpj, bodinya nggak lagi punya getaran berlebih yang menimbulkan suara berisik. Kalau lebih dari 80 kpj gimana..? Sory bro en sis, lintasannya nggak cukup panjang buat ngegeber Scoopy FI ini, soalnya ngetesnya di jalan umum kawasan Parkir Timur Senayan yang disulap jadi sirkuit tes ride Honda Scoopy FI. Jadi cuma bisa dapet 80 kpj aja. Sebenernya sihh bisa digeber sampai di atas 80 kpj, tapi ngerih ahh, tikungannya berpasir dan banyak orang lewat. Kalau sampai nyusruk bukan cuma sakit yang didapat, tapi malu yang luar biasa sangat. Ente mau..? kalau ane sih ogah dehhh.. Terimekaseehhh.

Bicara kenyamanan berkendara, Scoopy FI juga makin nyaman, soalnya ruang lutut (U room) bertambah lebar. Ini dipengaruhi dari tempat pijakan kaki atau bordes yang bertambah panjang dari 258 mm jadi 291 mm. Itu artinya pergerakan kaki makin leluasa. Jadi buat bro en sis yang demen belanja dan meletakkan barang bawaan di U roomnya, bisa makin banyak.

Eh iyaa.. Akselerasi, handling dan kenyamanannya yang lebih mantap dari Scoopy versi karbu bukan cuma dirasakan jurnalis Gilamotor.com aja, jurnalis Kompas.com yang punya bobot lebih dari 100 kg juga bilang hal yang sama. “Mesinnya halus, responsif dan handlingnya juga lebih enak. Lebih nyaman,” kata jurnaslis yang punya nama Agung Kurniawan.

Perubahan luas U room nya ikut mengubah posisi beberapa komponen seperti accu dan filter udara. “Filter udara dipindah dari bawah jok ke sisi bawah tepatnya di atas mesin. Terus baterainya pindah ke bawah pijakan kaki sebelah kanan yang sebelumnya berada di bawah jok,” beber Edhi lagi. Perpindahan ini juga dipengarui oleh pebambahan ruang penyimpanan yang sekarang 6 kali lebih besar dari Scoopy versi kaburator. Jadi kalau dulu bagasi di bawah jok cuma bisa nyimpan tool kit macam kunci pas dan obeng, sekarang bisa nyimpan helm.

Wahh, kalau filter udara dan accu pindah di bawah, riskan dong yah kalau menerobos banjir.? Jakarta kan suka banjir, apa lagi kalau musim hujan macam sekarang ini.. Tenang bro en sis, kalau genangan airnya masih di bawah 30 cm, Scoopy FI masih aman, tapi kalau genangan airnya sudah lebih dari 30 cm, mending cari jalan lain aja deh. Atau kalau memang terpaksa kudu lewat jalur yang ada genangan air setinggi lebih dari 30 cm, mending naikin ojek grobak aja. Lebih aman dan nyaman.

“Selama banjirnya masih di bawah 30 cm, itu masih aman. Tapi kalau sudah lebih, itu beresiko,” tutup Sarwono Edhi.