29
3603

Tak Kompetitif Di Balap Dunia, Indonesia Butuh Lebih Banyak Sirkuit Besar

Last Updated on December 2, 2013 by

GILAMOTOR.com – Di helatan Yamaha Asian Cup Race (YACR) yang digelar di Sirkuit Sentul Internasional, Bogor, (1/12) medatangkan pembalap MotoGP Jorge Lorenzo untuk melakukan demonstrasi di atas moge CBU Yamaha R6.

Setelah melakukan demonstrasi sebanyak 2 lap seorang diri dan 2 lap lagi bersama para pemilik moge Yamaha, Lorenzo berkomentar tentang trek Sentul. “Sirkuit sentul termasuk sirkuit yang punya level cukup bagus, tapi masih ada beberapa bagian yang perlu diperbaiki,” jelas Lorenzo usai mejajal R6. Memang tak dijelaskan secara gamblang oleh pembalap asal Spanyol itu bagian mana saja yang harus diperbaiki, apakah kondisi aspalnya atau bagian lain.

Tapi yang jelas, komentar Lorenzo itu mengindikasikan bahwa Indonesia harus memiliki sirkuit yang memenuhi standar untuk bisa kembali menggelar balapan kelas dunia seperti MotoGP.

Selain itu, keberadaan sirkuit besar berskala internasional di Indonesia juga sangat dibutuhkan sebagai sarana pendidikan dan pengembangan para pembalap muda Indonesia. Sejauh ini, Indonesia hanya punya 1 sirkuit yang bisa digunakan balapan kelas motor sport, yaitu hanya Sentul besar, selebihnya lebih cocok digunakan dengan motor underbone atau bebek.

Hal ini diakui oleh Yamaha Indonesia yang kesulitan mengembangkan skill dan gaya balap para pembalap mudanya untuk naik ke kelas sport 600cc karena keterbatasan sirkuit. “Pembalap Indonesia bukan tak bisa, karena sebenarnya mereka punya skill yang menakjubkan. Sayangnya Indonesia tak punya sirkuit besar yang bervariasi sehingga skill dan gaya balap dengan motor sport sulit berkembang,” papar M Abidin, GM Service and Motorsport Yamaha Indonesia.

Abidin juga menjelaskan tantang keberadaan sirkuit Sentul kecil dan Binuang yang dinilai sangat teknikal. Tapi sayangnya, lebar kedua sirkuit itu tak memadai untuk pelaksanaan balap motor sport walaupun hanya kelas 150cc. “Panjangnya sudah oke, tapi lebarnya mengkhawatirkan keselamatan para pembalap. Kalau treknya lebar, saat pembalap menikung akan lebih safe dan gaya menikung mereka dengan motor sport bisa benar,” tambah Abidin.

Indonesia setidaknya harus punya tiga sirkuit yang bisa digunakan untuk balapan motor sport. Dengan tiga sirkuit berbeda karakter, pembalap akan lebih cepat mempelajari gaya balap, seting suspensi dan cara menikung yang benar karena tak hanya belajar dari satu karakter sirkuit saja. “Lihat Malaysia yang punya Sepang dan Shah Alam serta beberapa sirkuit kecil lainnya, membuat pembalapnya punya kemampuan bagus di kelas sport dan bisa tampil di kelas dunia (moto2 dan moto3). Ini artinya apa? Yaa hanya tinggal tunggu waktu saja kita akan tertinggal dari Malaysia,” katanya lagi.

“Binuang sudah sangat oke. Karakternya pun sangat menakjubkan. Tapi sayang, lebarnya masih kurang. Bahkan Kouichi Tsuji, General Manager Motorsport Development Division YMC menyayangkan penambahan panjang trek sirkuit Binuang, karena menurut dia yang dibutuhkan oleh pembalap Indonesia adalah sirkuit yang lebih lebar. Mr Tsuji pun mengagumi desain sirkuit Binuang. Yang dibutuhkan saat ini adalah pelebaran treknya bukan panjangnya,” tegas Abidin.