Last Updated on September 10, 2014 by
Begundal. Mungkin itulah yang terbesit di kepala tentang pemilik motor ini saat melihat sosok Suzuki Thunder 250 lansiran 2005. Motor ini dirombak bergaya Street Fighter European Style. Namun saat pemilik disandingkan dengan motor nya, jelas merupakan dua karakter yang sangat berbeda.
Adalah Puji Utomo, sang pemilik Thunder Street Fighter ini. Lelaki kelahiran 24 Maret 1982 ini merupakan jobolan Pondok Pesantren Ciganjur milik almarhum KH. Abdurrahman Wahid. Wahh.. wahh.. wahhh.. semoga sang pemilik tidak seperti motornya, “Begundalâ€.
Merasa kasihan saat motornya teronggok selama 4 tahun dan seolah tak ada lagi orang yang perduli dengan motor itu, akhirnya Puji berpikir untuk mengubah tampilan Thunder ini agar terlihat sangar namun tetap sopan. Maklum yang punya kan calon Kyai, jadi kudu mencerminkan perilaku yang baik.
Pengerjaan modifikasi Thunder 250 dipercayakan kepada Lusep Sugiharto dari Kahanan Motor. “Saya serahkan semua ke mas Lusep, saya lihat dia memang tak seperti yang “di sana” â€. Walah, siapa tuh yang di sana?
Puji merasa cukup puas dengan hasil gubahan motornya seperti sekarang. “Bagus, gak sia-sia ngeluarin duit buat si Thunder,” kata calon Kyai.
Rangka Dan Bodi
Untuk rangka tak banyak mengubah bawaan asli Thunder 250. “Sebisa mungkin rangka saya tak mau acak-acak, biar saja pada bentuk aslinya,†kata Lusep.
Sementara delta box memanfaatkan plat galvanis 0.8 mm, termasuk pada bodi yang menggunakan plat yang sama.
Knalpot
Untuk saluran gas buang, Lusep mendesain layaknya potongan bambu runcing dengan dua pipa yang dipotong miring. “Bentuk ini agar menyesuaikan dengan tampilan motor , knalpot yang asli disimpan, siapa tau nanti mau dipake lagi.â€
Mesin
Bagian ini boleh dibilang yang tak mendapat sentuhan sama-sekali. Mesin dibiarkan dalam kondisi standar, hanya mengaplikasikan CDI Mio TDR. “Itu pun karena CDI yang lama sudah jebol karena kelamaan gak dipake, kepanasan, kehujanan dan embun malam.â€
Namun demikian, motor ini masih cukup bertenaga untuk berlari pada kecepatan tinggi. Hanya saja saat mulai jalan mesin agak kurang responsif, maklum bobot makin berat tapi mesin standar.
Kaki-kaki dan Roda
pada bagian ini, boleh dikatakan sebagiannya banyak mencomot dari motor lain. Velg mencomot milik Aprilia RS 250 dengan ban Pirelli Diablo. Depan menggunakan ukuran 110/60-17 dan belakang menggunakan ukuran 180/70-17.
Untuk lengan ayun, dicustom menyesuaikan model motor dan ukuran ban yang membengkak. Untuk mempercantik tampilan, lampu belakang ditambahkan di kolong bodi dekat mono shock. Selain itu pada foot step belakang juga dicangkokan lampu sain.
Kalau shock depan masih mengaplikasi bawaan Thunder 250, hanya saja penambahan lapisan plat agar terlihat lebih besar. Sementara untuk stang menggunakan Renthal.
Penulis/Foto : Jay