54
5529

SMOG, Mengejar Datuk Maringgi Ke Sumatera Barat

Last Updated on January 7, 2013 by

GILAMOTOR.com. – Komunitas supermoto yang satu ini emang nggak ada matinya, eksis teruss.. Menutup tahun 2012 kemarin, komunitas supermoto berlebel SMOG (Supermoto Owners Group) ngelancong ke tanah Suwarnadwipa. Sesuai lokasi yang di tuju, turing mereka pun diberi tema “Mengejar Datuk Maringgi Ke Sumatera Barat”. Udah kayak judul sinetron aja. Hehehee.

Perjalanannya sendiri dimulai pada 20 Desember dengan mengambil titik mula dari Pelabuhan Merak. Diperkirakan jarak yang ditempuh mencapai 1.478 km.

“Kita ambil titik start dari Merak untuk menghemat waktu. Maklum banyak anggota yang masih punya urusan kantor yang kudu diselesaikan,” kata M. Mario yang jadi Presiden SMOG. Mario melanjutkan, turing betajuk Mengejar Datuk Maringgi ini merupakan turing lanjutan dari turing sebelumnya dari Jakarta-Lampung-Jambi-Medan.

“Ada 40-an motor dari SMOG Jakarta, Makassar, Lampung, Medan dan Pekanbaru,” tambah Mario.

40 motor ini terdiri dari beragam merek. Ada supermoto tulen dan ada juga supermoto jadi-jadian alias hasil modifikasi. Sebut saja Yamaha YZ yang dibikin dari basis Scorpio. Kawasaki KLX 250 yang juga dibikin supermoto, Honda CRF 250, Husqvarna TE 450, Husqvarna 610, Husqvarna TE 450, KTM 990, KTM SMC 690 R, KTM EXC 250 modif Supermoto, KTM Duke 200,  Suzuki DRZ 400 modif Supermoto, Suzuki DRZ 400 SM, dan Kawasaki DT 250.

Mereka menghabiskan 5 hari perjalanan untuk mengejar Datuk Maringgi. Hari pertama mereka menghabiskan waktu untuk menempuh perjalanan dari Merak ke Bandar Lampung, Gunung Sugih Lampung Tengah. Hari kedua perjalanan berlanjut dari Gunung Sugih menuju Liwa dan berakhir di Bengkulu. Hari berukutnya perjalanan kembali berlanjut dari Bengkulu menuju Mukomuko. Hari keempat start dari Mukomuko ke Padang dan hari kelima dari Padang ngegas lagi ke Bukittinggi.

Buat mereka yang baru pertama kali menapakkan ban motornya ke tanah Sumatera Barat, so pasti mereka berdecak kagum. Selain suguhan jalan yang asyik punya, nggak kayak di Jakarta yang selalu macet, pemandangan nan indah serta suasananya bikin lelah berkendara jadi nggak begitu terasa.

“Pemandangan sangat bagus karena di daerah ketinggian dengan suhu udara yang sejuk kita bisa nikmati sambil mengendarai motor. Tanpa disadari ternyata kami melewati Kawasan Konservasi Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, indahnya suasana alam, udara yang sejuk dan keelokannya bikin kita lupa diri. Padahal jalur sangat menantang serta banyaknya longsoran tanah dari tebing dan pohon yang tumbang. Itu menjadi tantangan yang harus dilalui dan ditaklukan,” cerita Mario.

“Meski turing di bawah guyuran hujan, tapi gara-gara disuguhkan dengan jalanan berkelok-kelok, menurun, tepian pantai dan pemandangan indah yang jarang kita lihat, motor terasa berjalan lambat. Padahal speedo meter udah di atas 100 kpj,” ceritanya lagi.

Di Bukittinggi, bukan Datuk Maringgi yang mereka jumpai, tapi malah bertemu kawanan pengendara supermoto dari SMOG chapter Pekanbaru dan Medan. Mereka berkumpul bersama menyatukan semangat kekeluargaan, menguras lelah dalam balutan keakraban dan menjalin silaturrahmi antar sesama pehobi.

“Melalui turing ini, kami jadi lebih mengenal satu sama lain. Dan tentu saja kami jadi lebih mengenal teman-teman pecinta supermoto dari tanah Sumatera Barat,” tandas Mario.