Last Updated on September 11, 2014 by
Ibarat seorang ibu yang sedang mengandung, bengkel Satu Hati Motor bisa diibaratkan sebagai jabang bayi yang ada dalam kandungan dan sebentar lagi lahir. Pasalnya usianya kini baru beranjak sembilan bulan, tinggal nunggu 10 hari lagi, lahir deh bayinya. Tapi bedanya, bukan nih bengkel yang brojol dari kandungan, justeru nih bengkel sudah ngelahirin beberapa karya modifikasi dengan beragam piala kontes.
Meski diakui Johan alias Acong, sang juragan bengkel Satu Hati Motor Community, kalau Satu Hati Motor ini masih anak bawang. Kendati demikian, beragam piala dan penghargaan yang diraih dari beragam kontes modifikasi motor, cukuplah menjelaskan kalau anak bawang ini punya bakat dan prestasi cemerlang. Tinggal bagaimana sang jurangan dan tim mengolah dan menghasilkan karya yang lebih mantap dari bengkelnya di masa depan.
Berawal dari hobi anak-anak sekolah pada dunia otomotif roda dua, Acong sang motor penggerak sering kali mengeluarkan ide-ide untuk melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya dan rekan seperjuangannya. Hingga munculah ide untuk merombak Honda GL 100 menjadi sebuah Chooper seksi.
Motor inilah yang menjadi cikal-bakal berdirinya bengkel Satu Hati Motor. Pasalnya, saat pengerjaan GL 100 yang kini bergaya Chopper seksi dilakukan di rumah Acong yang sekaligus menjadi markas besar Acong and the Genk.
Adalah Acong alias Johan, Buluk alias Arif, Bebeng alias Nana dan Aki alias Dian yang menjadi pelopor berdirinya sebuah komuntas pengoprek motor sejak di bangku STM Sasmita Jaya Pamulang, Tangerang. Dari kesamaan hobi dan aktivitas hariannya yang tak pernah jauh dari masalah motor, munculah kalimat Satu Hati. Jadi inget lagunya Dewa19 waktu vokalisnya masih Ari Lasso.
Ya. Mereka memang telah satu hati untuk menjalani aktivitas hariannya yang tak jauh dari dunia motor. Dari situlah nama Satu Hati Motor Community lahir.
“Awalnya kita memang satu hobi, yakni motor. Persahabatan yang udah terjalin puluhan tahun ini sangat sayang jika hanya berlalu dengan kongkow-kongkow saja, makanya kita sering ngoprek motor buat nambah ilmu. Berhubung kita semua udah satu hati di motor, akhirnya kita putusin namanya adalah Satu Hati Motor Community,†papar lelaki yang tak mau lepas topi ini.
Saat ditanya aliran modifikasi apa yang diambil, Acong mengatakan saat ini hanya bermain dimodifikasi Jap Style, Harley atau Chopper. Mengingat biaya untuk modifikasi aliran ini tak terlalu mahal bahkan dibilang cukup murah.
“Kita belum mau main modifikasi matik low rider, kita sesuaikan kemampuan ekonomi warga sekitar lokasi bengkel kita, makanya kita lebih mengarah pada aliran Jap Style karena biayanya lumayan murah, paling sekitar 4 juta hingga 5 jutaan,†jelas Acong.
“Sebenernya kita bisa aja ngerjain modifikasi matik low rider kalau ada yang minta buatin dan dananya sesuai dengan kebutuhan modifikasi. Dan tidak meunutup kemungkinan juga bengkel ini akan mengerjakan modifikasi seperti itu nantinya,†tambahnya
Bengkel yang berlokasi di Jl. Raya Pengasinan, Sawangan-Depok ini, kini sedang disibukan persiapan menghadapi kontes modifikasi pada akhir bulan Maret ini. Sebuah Kawasaki Binter Merzy akan menjelma menjadi sosok café racer era 50an.