Last Updated on September 11, 2014 by
Mengendarai motor lebih berat dari mobil? Kalau ditelaah lebih jauh, ternyata ungkapan Jusri Pulubuhu selaku Training Director JDDC Crash Free Int., memang demikian adanya. Dalam waktu yang bersamaan, biker harus kekerja dalam menjaga keseimbangan, mengatur laju motor dan menyaring semua gangguan konsestrasi tinggi yang datang dari sekelilingnya.
Wajar saja, korban kecelekaan yang tinggi tiap tahunnya, mayoritas adalah pengendara motor. Lantas apa yang harus dilakukan para biker untuk mencegah dan mengurangi tingkat kecelakaan yang tinggi?
Sesungguhnya semua berpulang pada pribadi pengendara. Seberapa besar kesadaran pengendara motor akan tingginya tingkat bahaya yang mengintai saat berada di jalan raya. Bahkan, saat ini pun pabrikan motor kian gencar mengkampanyekan Safety Riding bagi para konsumennya. Pabrikan Honda misalnya, tak henti-hentinya menggalakan kampanye Safety Riding demi kepentingan bersama mengurangi tinggat kecelakaan yang tinggi.
Begitu juga dengan Yamaha. Dyonisius Beti selaku President Director PT. Yamaha Motor Kencana Indonesia mengatakan, “Memang kecelakaan di jalan raya penyumbang tertingginya adalah motor. Namun kami selaku produsen tak hanya tinggal diam, kami menghadirka produk-produk dengan teknologi yang sekiranya bisa membantu mengurangi tingginya tingkat kecelakaan. Paparnya.
“Tapi semua berpulang pada sang pengendara. Percuma saja produsen motor menghadirkan kendaraan canggih, tapi kesadaran pengendaranya tak ada. Itu akan percuma. Kami sebagai produsen juga berusaha melalui Safety Riding Campange yang kami lakukan dengan berkerjasama dengan banyak pihak termasuk kepolisian,†tambahnya.
Foto Ilustrasi : Aprilia