0
1284

#Ride2NationalPark Menerjang Badai di Laut Utara Jawa

Last Updated on October 27, 2016 by Bang Gilmot

#Ride2NationalPark pada malam hari sebelum melakukan penyeberangan paginya di Homestay Mulyo Kartini di pinggir Pantai Kartini Jepara. Perasaan cemas namun tetap optimis bisa melakukan penyebrangan dengan KMP Siginjay, malam itu angin kencang dan hujan yg cukup deras sudah menyambut kedatangan kami di Jepara. Terjadi beberapa obrolan dan menyiapkan plan B bersama partner perjalanan jikalau besok tidak bisa menyeberang menuju Pulau Karimunjawa. Plan B seperti destinasi wisata di sekitaran Jepara sudah kami persiapkan namun harus tetap optimis untuk bisa menyeberang. Pasalnya di akhir tahun 2013  saya sempat menuju ke kepulauan Karimunjawa dan sudah menunggu 3 hari kapal tidak bisa berangkat karena gelombang besar dan badai.

_DSC2259

Jam 5 pagi kami sudah bangun dan melakukan persiapan untuk penyebrangan ke kepulauan Karimunjawa. Pagi itu itu cuaca berpihak bersama kami, cuaca cukup cerah dan terlihat gelombang sangat bersahabat. Tak lupa sarapan dengan sayur sop dan ikan cakalang dengan pelengkap tempe goreng menambah semangat kami untuk melakukan perjalanan laut selama 5 jam.

_DSC2223

Setelah persiapan dan sarapan dilakukan kami langsung menuju Pelabuhan Kartini Jepara yang jaraknya hanya sekitar 800 meter dari Homestay Mulyo Kartini tempat kami menginap. Tiket dibeli dengan harga Rp.57.000 per orang dan tiket motor Rp50.000 kebetulan partner mempunyai kenalan orang dalam pada jauh-jauh hari kami sudah di pesankan tempat untuk motor di dalam kapal. Motor dimasukkan ke dalam kapal dan di ganjel dengn kayu balok agar tidak goyang dan roboh, saya sempat keluar lagi bersama Om Ari Murtanto aka Payrin untuk menuju ATM karena cuaca yg sangat tidak bisa di prediksi kami di sarankan oleh Pak Bambang dari Gilamotor Evalube untuk membawa uang cash yang banyak agar disana.

_DSC2145

Agar kalau terjebak kapal yg tidak melaut kami masih aman untuk hidup disana, mengingat disana hanya ada 1bank dan 1mesin atm kabarnya juga mesin atm tidak selalu ada isinya. Di dalam kapal sempat  bersitegang antara anak buah kapal dengan kami karena kami membawa Jerican BBM dan ada isinya menurut ABK Jerican tidak boleh di bawa karena berbahaya bisa menyebabkan kebakaran tapi kami yakin jerican yang kami bawa sudah memenuhi standart prosedur oprasional untuk di bawa berlayar tertera pada tulisan yg ada di jerican, tidak panjang lebar kami mengalah jerican di titipkan pada teman partner.

_DSC2169

Setelah dari atm tepat jam 7 kurang 15 menit saya memasuki kapal dek mulai di tutup, klakson khas kapal sudah di bunyikan menandakan kapal sudah mau berangkat dengan cuaca yang cukup cerah, saat itu kami masih nongkrong di bawah memastikan motor kami aman dari goncangan ombak laut yg tiba-tiba, kapal sudah mulai berlayar pemandangan cantik di pagi hari di suguhkan, disisi kanan terlihat gunung Muria dan kiri lautan luas terlihat beberapa perahu nelayan menemani pelayaran kami.

_DSC2146

Saat pelayaran dengan KMP Siginjay tak hanya manusia dan kendaraan yang ada di dalam kapal tapi juga ada 1 ekor kambing. Saat itu pelayaran cukup ramai terlihat dari beberapa turis asing dan domestik mengisi tempat yg di sediakan dan lorong-lorong kapal karena tempat duduk sudah penuh. Kami juga masih berada di dek kapal sambil menunggu rooftop kapal di buka, biasanya rooftop dibuka ketika pelayaran ramai untuk memberikan ruangan bagi penumpang kapal.

IMG_20161010_082508

Setelah setengah jam berlayar yang kami tunggu-tunggu rooftop dibuka akhirnya dikabulkan. Saya langsung menuju atas untuk melihat dan memastikan masih ada tempat sedangkan partner masih di bawah. Kemudian handphone saya keluarkan untuk menelepon partner kalau rooftop sudah dibuka. Setelah 5 menit partner datang dengan membawa cemilan dan air mineral. Gelombang dan cuaca pada 1 jam pertama terlihat sangat bersahabat. Masih ditemani oleh Gunung Muria di sisi kanan kami dan terlihat lalu lalang beberapa kapal nelayan melengkapi pemandangan yg disuguhkan di atas rooftop kapal. Saat itu sinyal handphone masih ada dan sempat mengabarkan kepada teman-teman dan keluarga kalau kami sudah berlayar menuju kepulauan Karimunjawa.

_DSC2188

2 jam sudah kapal berlayar sinyal handphonepun sudah mulai hilang, gelombang saat itu sudah mulai menggoyangkan KMP Siginjay namun cuaca terihat masih cerah. Partner bilang mau tidur di dek bawah karena mengantuk dan saya masih di atas untuk mengabadikan moment-moment yg ditemui di laut dengan kamera kesayangan. Setengah jam setelahnya cuaca menjadi tak menentu. Di sisi kanan sangat gelap di sisi kiri cerah, angin mulai menunjukan jati dirinya, meniup bendera Merah Putih sebagai Lambang Negara Indonesia sangat kencang. Ujung-ujung bendera laksana dicacah oleh angin.

_DSC2355

Tepat setengah pelayaran, kami berada di tengah-tengah laut sesuai dengan maps di handphone saya. Untuk sampai di pulau Karimunjawa masih 20 mil lagi. Kapal yang kami tumpangi diserang badai. Saat itu saya yang berada di rooftop kapal melihat dan merasakan sekali gelombang yang menghantam kapal kami, seolah-olah kapal akan terbalik. Sempat menghidupkan handphone untuk menghubungi rekan, tapi tak ada sinyal. Banyak penumpang yg awalnya tidur pada bangun karena kapal terus bergerak kanan dan kiri. Lama kelamaan gelombang dan badai tidak terkontrol ditambah dengan hujan angin cukup kencang membuat penumpang di rooftop berhamburan masuk ke dek bawah. Banyak yang masuk ke kamar mandi sepertinya pada mabuk laut. Hujan dan gelombang semakin deras dan terdengar siara kriek-kriek dari bawah kapal. Pikiran terfokus pada motor dan saya langsung turun untuk memastikannya, dan ternyata aman. Suara itu adalah suara dari truk yg membawa muatan batu dan pasir cukup riskan karena truck tidak di tali jadi sewaktu-waktu bisa bergeser yg membuat kapal berat sebelah dan terbalik.

_DSC2301

Badai masih menerjang pelayaran kami menuju kepulauan Karimunjawa. Terlihat partner perjalanan Mas Agus Ramadhan dengan muka pucat, lesu, letih dan lunglai duduk di tangga yang mehubungkan dek bawah dan dek tengah. Mas Agus bercerita kalau mabuk laut dan sudah muntah 5 kali sampai perut kosong. Untuk menambah semangatnya saya bilang sudah dekat kok tinggal beberapa mil lagi sampai, padahal masih jauh.

_DSC2358

Pelayaran kurang 1 jam lagi, badai semakin besar. Sayapun dibangunkan oleh suara keras berasal dari truk. Sempat ngobrol dengan bapak yg mengajak istri dan anaknya berbelanja untuk warungnya di Jepara. Saya bertanya apa sering badai seperti ini pak? Gelombang seperti ini kata bapak sangat jarang, tapi bisa terjadi di masa perpindahan angin timur ke barat seperti pelayaran kami kemarin. Ngobrol-ngobrol santai di lanjutkan sambil menggali Karimunjawa melalui bapak yang asli Karimun ini. Tak terasa klakson kapal sudah di bunyikan pertanda kapal sudah dekat dengan dermaga. Kami pun langsung melakukan persiapan untuk melanjutkan perjalanan. Tujuan kami adalah warung bu ester untuk makan siang, dan saat itu masih hujan sangat deras dan angin kencang.

IMG_20161010_132040

Keluar dari kapal cukup padat banyak mobil-mobil pickup yg berjajar menunggu kapal sandar dan menurunkan logistik yg ada di kapal. Warung Bu Ester tak jauh dari pelabuhan Karimunjawa. Sesampainya di sana saya langsung memesan susu coklat panas dan partner memesan jahe panas untuk menghilangkan mabuk lautnya. Sambil menunggu hujan dan badai reda kami akan  ke Pantai Tanjung Gelam. Namun saat waktu menunjukkan pukul 3 sore hujan pun reda. Tak panjang lebar kami langsung menuju Pantai Tanjung Gelam. Sayangnya kami tidak bisa melihat sunset lantaran tertutup mendung yang cukup tebal.  Jalan menuju Pantai Tanjung Gelam awalnya aspal halus. Namun perlahan berubah menjadi jalanan cor dan jalan tanah yang cukup licin. Oh ya, ada pungutan dari seorang nenek sebesar Rp. 3000 per orang yang katanya dananya akan dipakai untuk memperbaiki jalan.

IMG_20161010_192405

Sekitar 2 jam di Pantai Tanjung Gelam, langit sudah mulai gelap dan kami memutuskan untuk mencari homestay. Pasalnya rencana awal kemping di Taman Nasional Karimunjawa pupus sudah karena faktor cuaca dan ancaman ular endemik Karimunjawa yaitu Ular Edor. Kami segera menuju warung AA yang terletak di dekat pelabuhan utama KarimunJawa  untuk mencari informasi homestay. Setelah sampai kami langsung menanyakan dan beliau langsung mencarikan. Tak lama kemudian beliau kembali dan mengabarkan kalau homestay kami sudah siap. Tapi kami masih mau nongkrong di warung ini untuk menghangatkan tubuh dengan segelas jahe susu panas. Baru jam 9 malam kami menuju homestay Arjo Wisata Hotel, menurunkan barang dan beristirahat.

To be continue

Latanza firdaus