0
4447

Review Honda PCX Electric Indonesia: Ramah Lingkungan, Tarikan Cekatan

Last Updated on April 1, 2019 by Bang Gilmot

GilaMotor.com – Setiap orang punya alasan masing-masing untuk menikmati aktivitas riding. Salah satunya adalah deru suara mesin yang seolah-olah mendorong adrenalin untuk melaju lebih jauh dan lebih jauh lagi. Namun, ketika hal tersebut diambil, apakah kita masih bisa menikmatinya?

Pertanyaan tersebut terlintas di benak Bang Gilmot ketika dihadapkan pada Honda PCX Electric yang belum lama ini diperkenalkan di Indonesia. Kehadirannya menandai langkah penting Honda dalam hal kendaraan listrik. Honda PCX Electric bisa disebut sebagai motor listrik pertama Honda di Indonesia.

Namun yang perlu dicatat, PT Astra Honda Motor (AHM) membawanya untuk disewakan kepada perusahaan-perusahaan. Jadi bukan untuk dijual kepada calon konsumen individual, setidaknya untuk sekarang.

Pada awal-awal, Bang Gilmot nggak ada habisnya menatapi sosok tubuh Honda PCX Electric untuk mencari perbedaan dengan versi hybrid atau mesin bensinnya. Dari depan hingga belakang, hanya ada secuil pembeda di bodinya. Untuk versi paling ramah lingkungan ini diberi aksen-aksen warna biru di sekitar lampu depan dan samping. Membuatnya terkesan lebih modern.

 

Sedikit beranjak lebih ke belakang, maka barulah bisa ditemui perbedaan cukup mencolok. Pada Honda PCX Eletcric pabrikan menanggalkan spatbor dan menggantinya dengan hugger. Komponen tersebut tersambung pada sistem penggerak elektris di sebelah roda dengan bentuknya yang cukup ringkas.

Menggunakan teknologi yang canggih, Honda PCX Electric sudah barang tentu punya fitur berstandar tinggi. Mulai dari sistem kelampuan full LED, ABS, dan Smart Key telah menjadi bawaan skuter yang lahir di Sunter ini.

Teknologi Listrik Honda PCX Electric

Kalau ngomongin motor listrik, maka pertanyaan yang kemungkinan besar langsung muncul adalah seberapa jauh jarak tempuhnya. Dalam keterangan resminya, Honda mengklaim PCX Electric bisa menempuh jarak sekitar 69 km dengan kecepatan rata-rata 40 km perjam.

Adapun motor listriknya memiliki tenaga terbesar 4,2 kw dan torsi terbesar 18 Nm pada 500 rpm. Rupanya, respons mesin elektris ini bisa memberikan jawaban terhadap dugaan Bang Gilmot akan hilangnya kenikmatan berkendara menggunakan motor listrik.

Perlu Gilmoters ketahui bahwa karakter kendaraan listrik adalah torsi instan yang disuguhkan mesinnya. Dengan begitu, mesin tak perlu mencapai putaran tertentu untuk menyemburkan tenaga terbaiknya. Dari awal gas dibuka, maka Gilmoters sudah bisa merasakan tarikan motor ini. Simpelnya, tarikan Honda PCX Elctric enteng banget, Gilmoters.

Sebagai sumber tenaganya, motor listrik Honda PCX Electric didukung dua buah baterai bernama Honda Mobile Power Pack. Baterai dipasang secara seri di bawah jok. Harus diakui ukuran baterai tersebut nggak bisa dibilang kecil. Korbannya adalah luas bagasi penyimpanan terpangkas. Walau masih tersedia sedikit tempat, namun jangan harap bisa menaruh helm di sana.

Untuk mengecas baterainya ada dua metode: on boar dan off board. Cara pertama baterai dicas tanpa dilepas dari motor. Membutuhkan waktu cukup lama, sampai enam jam. Sedangkan, cara kedua baterai dilepas dahulu kemudian dicas menggunakan semacam charger wall. Dengan begitu hanya butuh waktu empat jam.

Komponen baterai yang bisa dicopot memberikan keuntungan tersendiri, Gilmoters. Dengan begitu bila baterai habis, pengguna tinggal menukarnya dengan baterai baru dan motor bisa langsung kembali dipakai.

Review Test Ride Honda PCX Electric Indonesia

Cuaca mendung menemani kesempatan Bang Gilmot berada di atas jok Honda PCX Electric untuk beberapa saat. Lahan parkir JIEXpo Kemayoran, Jakarta menjadi area yang sudah disiapkan AHM untuk awak media yang penasaran dengan sensasi berkendaranya.

Untuk menyalakan motor ini, nggak jauh berbeda dengan motor matic pada umumnya. Kalian perlu menekan rem, kemudian tekan tombol electric starter yang lokasinya juga sama dengan kebanyakan motor: di dekat jempol kanan. Perbedaannya adalah ketika mesin menyala maka Gilmoters nggak akan mendengar suara apa-apa, apalagi bila menggunakan helm full face yang tertutup rapat.

Namun ada lampu indikator di speedometer berwarna hijau dengan tulisan “ready” yang menyala. Itu artinya mesin Honda PCX Electric siap diajak berkendara. Namun sebelum jalan, ada baiknya mengecek sisa bensin. Eh, maksudnya sisa kapasitas baterai.

Rasanya langkah ini bakal menjadi sebuah keharusan bila kelak motor listrik sudah bisa ditemui di mana-mana. Alasannya simpel, biar kita bisa memperhitungkan jarak tempuh dengan sisa kapasitas baterai yang tersedia. Ibaratnya, cek bensin kalau di motor mesin biasa.

Permasalahannya, pada waktunya tiba pun bisa-bisa sarana pengecasan nggak bisa ditemui di sembarang tempat. Berbeda dengan saat ini di mana pemilik motor mesin bensin bisa menemui penjualan bahan bakar di mana-mana. Baik yang bentuknya SPBU resmi atau sekadar warung di pinggir jalan.

Untuk mengecek sisa baterai bisa dilakukan dengan mudah di Honda PCX Electric. Langsung saja tengok panel instrumennya. Bang Gilmot melihat angka 92 persen di indikator sisa baterai unit dicoba. Informasi penting lainnya yang juga bisa dilihat di panel instrumen tersebut adalah status pengisian baterai ketika sedang dicas.

Lintasan test ride yang dipakai memang tidak besar. Isinya ada rute lurus dan tikungan yang terbilang tajam. Menghadapi keduanya, Honda PCX Electric nggak ada masalah dengan posisi berkendara yang dimiliki. Nyaman, ergonomi rileks, setang juga mudah digapai dan dikendalikan.

Harus diakui, berkendara dengan motor listrik bisa menjadi pengalaman unik untuk mereka yang belum terbiasa. Nggak ada suara mesin yang biasanya ikut kita jadikan input dalam mengendalikan motor. Misal, dalam mengira-ngira putaran mesin, bila tak tersedia takometer. Nggak ada pula getaran yang terasa.

Di tengah-tengah “kesunyian” itu, Bang Gilmot mulai memutar selongsong gas, kemudian motor langsung jalan. Apakah “kesunyian” tersebut mengambil kenikmatan berkendara yang selama ini sudah kita biasa kita rasakan? Ngga juga.

Harus Bang Gilmot akui bahwa respons mesinnya memberikan kesenangan lain. Sesekali Bang Gilmot coba membuka gas agak liar untuk merasakan kemampuan Honda PCX Electric melakukan sprint pendek. Tarikanya enteng, Gilmoters. Hal ini terasa banget terutama ketika hendak keluar tikungan menuju track lurus.

Tenaga yang keluar juga asyik. Kalau gasnya kita buka dengan besar secara mendadak, responsnya terasa banget. Namun, ketika dibuka secara gradual maka Gilmoters akan membuat motor melaju perlahan nurut kemauan pengendara.

Keraguan Bang Gilmot akan kenikmatan berkendara berangsur-angsur luntur. Berubah menjadi kenikmatan melaju di atas skuter listrik yang halus minim getaran, namun cekatan tersebut. Sayangnya, hanya tiga putaran lintasan yang diijinkan untuk mencoba Honda PCX Electric. Jauh dari kata cukup untuk mengeksplorasi potensinya secara mendalam.

Namun yang jelas, kini Honda PCX Electric sudah siap melayani kebutuhan mobilitas perusahaan-perusahaan yang memegang prinsip ramah lingkungan dalam operasionalnya.