Gilamotor.com – Royal Enfield selama ini menjadi sebuah heritage kebanggaan masyarakat Inggris berkat kiprahnya menjadi alat transportasi masa Perang Dunia II, bertransformasi menjadi sebuah merek sepeda motor yang kerap diacak-acak oleh para builder motor.
Di Indonesia sendiri, pamor Royal Enfield sebagai donor atau bahan kustom oleh para builder telah menjadi tren sejak lebih dari lima tahun lalu Gilmoters. Budaya ini ternyata tak hanya di tanah air saja, melainkan pada builder internasional seperti di Amerika, Eropa juga Asia. Beberapa model favorit untuk kustomisasi ialah duet Interceptor dan Continental GT 650.
(Baca juga: Jaga Kondisi Sokbreaker Sepeda Motor, Begini Cara Mudahnnya)
Selain itu Royal Enfield Himalayan juga makin sering dijadikan bahan custom, seperti yang belakangan dilakukan oleh Smoked Garage yang dipiloti oleh Nicko Eigert atau Gemini T14 milik Den Dimas.
Sepanjang tahun 2021, cukup banyak motor custom RE yang mencuat ke publik karena diekspos oleh media. Salah satunya ialah GT 650RS kreasi Crazy Garage dan Jaeger Kit dari Bandit 9, dan yang terbaru karya dari Kromworks.
Vimal Sumbly, Head of Business Asia Pacific Royal Enfield, mengatakan bahwa berbagai kustomisasi ini, membuktikan bahwa desain RE cocok untuk berbagai kalangan. Rancangan kustomisasi yang disajikan di pasar Asia Pasifik menegaskan kembali bahwa sepeda motor Royal Enfield adalah kanvas yang sempurna bagi modifikasi.
Vimal menambahkan, dengan konstruksi yang cukup sederhana, motor-motor RE cocok untuk para builder mengekspresikan kreativitas melalui motor custom. “Selain menginterpretasikan bahasa desain secara unik untuk membuat kustomisasi yang indah, Royal Enfield telah menetapkan standar tinggi dengan kapabilitas mesinnya pula,” ujarnya.
Vimal mengatakan, dengan banyaknya motor custom yang menggunakan basis RE diharapkan dapat menginspirasi builder lain dan para penggemar di seluruh dunia. “Kami benar-benar percaya bahwa program sepeda motor kustom kami memberikan kesempatan kepada para custom builders untuk mengeksplorasi kreativitas mereka,” tutup Vimal.
