Last Updated on June 15, 2015 by
GILAMOTOR.com – Setelah Thailand, negara Myanmar atau dahulu yang kita kenal Burma menjadi persinggahan selanjutnya dalam perjalanan Wheel Story season 3 di hari ke-42 penjelajahan kali ini.
Tidaklah gampang untuk masuk membawa kendaraan sendiri di Myanmar. Romboongan harus memiliki pemandau dan staff pemerintahan. Semuanya telah kita urus jauh-jauh hari sebelum berada di sini. Memang mahal dan banyak dokumen yang harus disiapkan sebelumnya.
Perjalanan kali ini kami tergabung menjadi 8 motor dan 1 mobil untuk melintasi Myanmar selama 9 hari. Total berjumlah 10 orang datang dari negara Australia, Prancis, Polandia, Rusia, Jerman, Singapore dan Indonesia. Semua mengarah ke tujuan yang sama yaitu exit ke India.
Guide dan staff dari pemerintahan, juga ditemani staff dari travel agent telah menunggu rombongan di Border Thailand – Myanmar, setelah semua dokumen untuk bea cukai dan imigrasi selesai, rombongan bertolak ke Kyaikto sekitar 343 Km dari perbatasan.
Esok paginya Wheel Story 3 mendapat kesempatan berkunjung ke Goden Rock, dimana pagoda berdiri diatas batu ini berwarna keemasan ini sudah ada sejak 2500 tahun silam. Terbayang bukan betapa uniknya Golden Rock ini yang berada di bukit ketinggian sekitar 1200 meter diatas permukaan laut.
Lanjut kami bertolak ke Naypyitaw, disini rombongan yang dipimpin Mario Iroth riding lewat tol (harus dengan izin khusus ). Yang beda, Myanmar driving posisi sebelah kanan atau berlawanan dari driving posisi di Indonesia.
Di tol ini motor dipacu dengan bebas walau speed limit 100 Km/jam, maklum sebelumnya jalanan yang sempit berlubang dan bergelombang dilewati.
Mandalay, kota terbesar dan tersibuk se Myanmar setelah Yangon menjadi destinasi berikutnya, belum masuk sudah panas menerjang, semua kehausan. Dan terlihat masyarakat disini kalau bawa motor tak peduli arah dan lalu lintas, semua main terobos dan kita pun waspada.
Rata-rata di Myanmar kaum lelaki menggunakan sarung ataupun di sebut dengan Longhi yang sudah tradisi disini dan juga segala usia baik pria maupun wanita pada wajah terutama bagian pipi dipoles seperti pakai bedak, namanya Thanaka yang bahan dari kayu dengan cara digosok ke batu dan sambil dicampur air agar lunak dan jadilah cream berwarna putih kekuningan lalu di poles di wajah.
“Saya mencoba memoles di wajah dan ternyata terasa sejuk, memang ini cara orang Myanmar melindungi kulit wajahnya dari sengatan sinar matahari,” ujar Mario.
Monywa menjadi tujuan kami berikutnya, riding sekitar 4 jam dari Mandalay dan menginap di sebuah resort terbaik di kota ini. Sore harinya mengujungi standing Buddha yang merupakan terbesar kedua di Asia dan juga patung sleeping Buddha terbesar di Asia. Patung standing Buddha memiliki 33 lantai!
Kota terakhir Wheel Story 3 di Myanmar adalah Kale. Cukup transit disini sebelum lanjut ke Tamu (perbatasan dengan Moreh India), sekitar 2 jam riding ke arah barat.
Dalam group perjalanan ini ada peserta dari tujuh negara berbeda dan datang dari arah yang berbeda pula dan pada hari yang sama, tapi jam yang sama kami bertemu di point yang sama dan riding bersama.
Diantaranya pasangan Liz Kelly & Con Feyen (Australia) masing-masing tunggangi Suzuki DR650, David Smith (Australia) & Ghislaine Gires (Prancis) juga dengan Suzuki DR650, Oleg Kharitonov (Rusia) dengan BMW GS650, Przemek Skoneczny (Polandia) naik Yamaha Tenere 660XT, Juvena (Singapore) dengan Vespa PX150 dan Reihold Dreier (Jerman) naik VW Transporter dan tim Wheel Story 3 yang semua akan masuk India Timur (Manipur) dan berpencar mengarah ke tujuan masing-masing.