Gilamotor.com – Saat ini sepeda motor nampaknya menjadi salah satu moda transportasi terfavorit masyarakat di Indonesia. Selain mudah digunakan, harga sepeda motor pun masih terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat. Namun di balik semua itu, nggak bisa dipungkiri jika sepeda motor memiliki tingkat resiko kecelakaan yang tinggi. Baik itu disebabkan oleh pengendara lain maupun diri sendiri.
Oleh karena itulah diperlukan keterampilan dan pengalaman (skill based riding) dalam berkendara sepeda motor. Selain itu juga diperlukan standar keselamatan, cara berkendara yang aman, mental yang positif hingga kewaspadaan secara terus-menerus. Dengan kata lain, mengendarai sepeda motor itu nggak hanya persoal safety riding semata Gilmoters.
(Baca Juga : Kasus Kecelakaan Lalu Lintas Mudik 2017 Didominasi Sepeda Motor)
Seperti yang diungkapkan oleh Herry Wahyudi selaku Chief of Trainer Rifat Drive Labs (RDL) dikutip dari NTMC Polri yang mengatakan bahwa safety riding belum lah cukup. Itu karena, safety riding lebih kepada kemampuan individu pengendara. Sehingga diperlukan juga defensive riding untuk meningkatkan keselamaran di jalan raya, Gilmoters.
Defensive riding sendiri merupakan perilaku berkendara yang dapat membuat kita terhindar dari masalah. Baik yang disebabkan oleh orang lain atau diri sendiri. Karena defensive riding lebih kepada menjaga keselamatan bersama di jalan.
“Pengendara yang defensive riding adalah yang menyediakan ruang/jarak kendaraan, kesadaran diri, selalu waspada, melihat dan dilihat. Ia selalu konsentrasi terus-menerus, memikirkan jalan keluar untuk segala situasi dan kondisi di jalan. Kemudian memahami batasan diri dan kendaraan,” jelas Herry. (okz)