Last Updated on September 24, 2015 by
GILAMOTOR.com – Kehadiran ban IRC Fasti 2 disambut positif oleh para pebalap Suzuki Indonesia Challenge (SIC) Yogyakarta. Mereka pun turut mengomentari performa sang karet bundar buatan PT Gajah Tunggal Tbk itu saat dipacu bersama Suzuki Satria FU150 dan Satria F115 Young Star.
Dodi Yanto, Marketing Product Development PT Gajah Tunggal Tbk mengatakan pihaknya sangat mendukung balap nasional terutama gelaran OMR seperti SIC yang notabene bertujuan mencari bakat pebalap pemula.
“Adanya IRC di sini juga sebagai bagian dari riset. IRC tidak hanya melakukan riset melalui pebalap profesional saja. Nah, dengan ikut SIC kami bisa mendapatkan input dari pebalap pemula ini. Mereka bisa merasakan ban secara menyeluruh,” kata Dodi kepada GILAMOTOR.com
Dua perwakilan pebalap dari dua kategori berbeda (Satria Cup dan Young Star Cup) pun mengutarakan penampilan perdana sang karet bundar di Sirkuit non permanen Stadion Sultan Agung Bantul, Yogyakarta.
“Saya suka banget pakai Fasti 2, lebih percaya diri saat masuk dan keluar tikungan. Saya bisa mengerem lebih dalam dan kalau ban sliding bisa dikontrol. Kondisi ban sedikit berbeda di sesi terakhir. Tapi, grip ban tetap baik hanya saja saya harus lebih smooth saat membuka gas keluar tikungan,” kata Gozy Fahrezi juara 1 Satria Cup (Suzuki Satria FU150) SIC Yogyakarta.
Sama halnya dengan Aditya Dana Saputra, juara 1 Young Star Cup. “Ban IRC Fasti 2 enak banget. Nggak sliding saat ngerem. Padahal, kalau dilihat dari supensi Satria F115 Young Star yang standar, harusnya sliding. Tapi, ini malah nggak,” ungkap Aditya takjub.
Bicara soal performa, Yulfahmi yang bisa dibilang ‘koki’ sang karet bundar mengungkap keunggulan dari IRC Fasti 2.
“Keunggulan dari ban itu tidak lepas dari konstruksi, profil dan kompon. IRC Fasti 2 ini merupakan pengembangan dari produk sebelumnya (Fasti 1 dan Fasti 3),” sahut Yulfahmi, Technical Manager PT Gajah Tunggal Tbk.
Melalui pemaparannya, IRC Fasti 2 lebih baik dari Razzo 166 yang dipakai di SIC sebelumnya. “Fasti 2 memiliki tapak yang lebih lebar (kiri-kanan) masing-masing 6mm. Tapak ban juga berbeda dan tentunya lebih tahan terhadap panas,” papar Yulfahmi lagi.
Jika dibandingkan dengan ban slick tulen (IRC Fasti 1), IRC Fasti 2 punya kualitas yang sama. Hanya saja, racikan komponnya yang berbeda. Namun, pengaplikasian bahan kevlar aramid lah yang memperkuat struktur ban. “Sudah dipakai 20 lap lebih pun bentuk ban tidak akan berubah,” tegas prid berkacamata ini.
Intinya, ban yang baik untuk balap (non permanen) tersedia pada IRC Fasti 2. “Radius untuk corneringnya baik dan saat ini Fasti 2 paling sempurna di Indonesia. Kita juga tidak akan berhenti meriset,” pungkas Yulfahmi.