Last Updated on September 11, 2014 by
Selengean, itulah kesan pertama yang terlihat pada diri lelaki kelahiran 26 tahun silam ini. Dengan rambut gondrong terbungkus topi, celana jeans lusuh dengan sobekan di bagian lutut layaknya seorang musisi ngetop mau beraksi, seolah menjadi trademark nya. Namun dibalik penampilannya yang selengean ini, dia adalah sorang yang memiliki banyak keahlian.
Adalah Ahmad Fauzi yang akrab disapa Ozzie, penggemar motor bebek sport keluaran Suzuki yang juga tergabung dalam Suzuki Satria F150 Club ini, merupakan seorang programmer dengan bayak kemampuan yang dia miliki dalam bidang dunia teknologi informasi. Selain itu, kemampuan disain web yang dia miliki membuat dirinya dipercaya untuk mengelola dan bertanggung jawab pada kelancaran website club mereka, http://ssfc.or.id.
Bahkan dirinya juga terlibat dalam urusan web streaming nya salah satu stasiun TV berita pertama milik swata, Metro TV.
Tak berhenti sampai masalah programmer, ternyata cowok kelahiran 10 Januari 1984 ini memiliki berbagai keahlian lain yang ditekuninya karena hobi. Sebut aja musik, olahraga ekstrean seperti skate board, sepeda BMX dan banyak lagi bakat yang dikantonginya. Wajar rasanya jika motor Suzuki Satria F150 yang ditungganginya juga bergaya drag race karena hobinya banyak yang berbau ekstream.
“Masa kecil dan masa sekolah sih gak beda sama anak-anak kebanyakan, sering berantem,†jelasnya sambil tertawa.
“Lulus sekolah mau nerusin kuliah, minatnya sih major classical guitar di Institut Seni fakultas seni pertunjukan, tapi berhubung test nya sulit disuruh bawain Canarios, Asturias, Cathedral dengan Tempo yang cepat, apalagi recuerdos de la Alhambra yang metiknya pake tremolo ditambah baca notasi langsung minimal 1 lagu ada 9 lembar, nyerah deh. Yaahh, mungkin memang udah ditakdirkan jadi penikmat aja bukan pelaku,†tambah lelaki berperawakan kurus ini sambil tertawa.
Berhubung gagal masuk test kuliah didunia seni musik, akhirnya langkah nya menuntun cowok gondrong ini ke ilmu komputer. Dan ternyata memang di dunia komputer lah dirinya kini bernaung.
“Kebetulan waktu kecil udah ketemu yang namanya komputer waktu jamannya 286, 386 pokoknya masih pakek disket segede gaban lah. Selain itu juga terinspirasi waktu sering diajak bokap ke BIDOPSAT, Stasiun Bumi di Cibinong. Disana dikasih liat perangkat-perangkat aneh yang seumur-umur baru ngeliat disitu,†papar cowok yang juga pernah mengenyam pendidikan agama di Pesantren Depok selama 4 tahun ini.
Berkat dukungan orang tua yang membuatkan fasilitas belajar seperti mini perpustakaan dan mini lab, akhirnya Ozzie kecil makin doyan ngoprek software dan hardware komputer. Hingga akhirnya urusan kuliah seni dengan berat hati dilepaskannya dan memalingkan hatinya ke dunia teknologi informasi.
Gagal jadi musisi, profesi programmer pun akhirnya dijabani. “Alhamdulliah, jalanin aja dulu  itung-itung cari pengalaman positif yang mendatangkan income, yang penting jangan lupa berdoa dan bersyukur diberikan rejeki dan berkah yang melimpah. Sekarang tinggal masalah wanita, mungkin kurang berbakat buat urusan yang satu itu,†pungkasnya sambil tertawa.