Last Updated on August 25, 2011 by
GILAMOTOR.com. – Setelah bencana gempa dan tsunami yang menghantam Jepang, membuat perhelatan MotoGP seri Motegi Jepang tertunda. Yang sedianya dilaksanakan pada 24 April menjadi 2 Oktober 2011.
Namun, perpindahan waktu penyelenggaraan rupanya belum cukup. Gempa dan tsunami yang mengakibatkan kerusakan pada reactor nuklir Fukusima menimbulkan perdebatan di kalangan para pebalap karena tak ingin ambil bagian di MotoGP Jepang.
Kekhawatiran pada dampak negative dari radiasi nuklir Fukusima, membuat para pebalap MotoGP mengambil langkah undur diri dari balapan seri itu. Pernyataan boikot MotoGP Jepang pun sempat dikibarkan dua pebalap yang sedang bersaing ketat memperebutkan gelar juara dunia musim 2011, Casey Stoner dan Lorenzo.
Kendati tim ivestigasi independen sudah mengumumkan bahwa sirkuit Twin Ring Motegi aman dari radiasi nuklir, namun tetap saja para pebalap masih meragukan situasi di sana mengingat jaraknya hanya sekitar 70 mil dari Fukusima.
Guna menyelamatkan MotoGP Jepang agar tetap terselenggara, Prinsipal HRC, Shusei Nakamoto menyarankan agar seri Motegi dipindah ke sirkuit Suzuka.
Nakamoto yakin bahwa perpindahan dari Motegi ke Suzuka yang pernah menyelenggarakan GP sejak tahun 1987-2003 dengan jarak lebih dari 300 mil dari zona bahaya akan menjadi lokasi dan situasi ideal untuk menyelamatkan event balap tahun ini, kendati waktu penyelenggaraan balapan itu hanya tinggal enam minggu lagi.
“Aku katakan bahwa kita bisa balapan tahun ini di Suzuka dan kemudian kembali ke Motegi tahun depan,†kata Nakamoto kepada Motospint.
“Selain itu, aku suka Suzuka lebih baik – sirkuit ini lebih bagus dan lebih teknis. Tapi federasi internasional telah menyingkirkan homologasi dari trek Suzuka, sehingga akan membutuhkan dispensasi dan itu akan perlu dilakukan dengan cepat.â€
“Pastinya tiga tahun lalu trek Suzuka telah mengalami renovasi penting untuk sirkuit, run-off area dan jalur service di sekitar lintasan.â€
Kendati diakui Nakamoto paddock nya kini sudah sedikit ketinggalan jaman, tetapi untuk sekali peyelenggaraan tidak akan mengganggu siapa pun. Dan Suzuka Eight Hours yang diadakan secara rutin, menunjukkan bahwa motor juga bisa membalap di sana.
Badan penyelenggara tertinggi, FIM, mencabut homologation Suzuka dari panggung GP menyusul tewasnya pebalap muda Jepang, Daijiro Kato, karena kecelakaan di sirkuit tersebut tahun 2003 silam.
Namun Nakamoto tak percaya apapun efek dari kecelakaan itu yang berlokasi di chicane sirkuit Suzuka pada akhir putaran. Menurut Nakamoto hal itu perlu dipertimbangkan.
“Chicane, yang bahkan tidak digunakan lagi di balap Formula 1, telah dimodifikasi di seluruh area,†tambah Nakamoto.
Penulis/Foto : @jayadi72/BBCIndonesia