Pernah melihat motor individual keluaran Toyota, Nissan dan produsen mobil Jepang lainnya? Ya. Motor ini sedikit banyak terpengaruh oleh disain motor-motor individual dari negeri Sakura tersebut.
Memang ide awal pembuatan motor ini tak seperti hasil akhirnya yang terlihat luar biasa. Seiring berjalannya waktu, perkembangan motor dengan 16 ban ini menimbulkan keinginan untuk menghadirkan sebuah inovasi yang gila dan luar biasa. Hingga akhirnya tercipa ide antara modifikator dan pemilik motor untuk memecahkan rekor MURI.
“Awalnya dibangun hanya untuk motor display produk ban Mizzle, namun seiring berjalannya waktu dan perkembangan motor ini, akhirnya pihak Mizzle dan Tomy AirBrush selaku modifikator berpikir untuk memecahkan rekor MURI,†jelas Ronald Suherman Manajer Pemasaran PT. Banteng Pratama Rubber.
Motor yang mengambil basis dari ATV ini hanya memanfaatkan mesin ATV dengan sedikit perubahan pada sistem gear untuk pergerakan maju dan mundur yang lebih mudah.
Bicara masalah rangka motor ini, seluruhnya dibangun dari awal dengan dilapisi bahan fiber dengan plat baja yang diposisikan sebagai penguat khususnya pada bagian sambungan antar potongan fiber bodinya.
“Disektor mesin tak terlalu banyak berubah, kita hanya sedikit merubah disistem gear saja untuk mempermudah pergerakan maju dan mundur motor ini,†jelas Tomy Gunawan sang pentolan Tomy AirBrush.
“Sistem penggerak kita terfokus dari nol dengan mengukur garis sumbu roda, diameter hingga kekuatan rangka tersebut. Karena kita hanya memanfaatkan mesinnya saja, selebihnya kita disain sendiri. Selain modifikasi menggunakan 16 ban, kaki-kaki motor ini kita gunakan 4 unit as roda yang sudah disesuaikan dengan motor tersebut. Begitu juga dengan arm belakang yang sudah dirubah sehingga kini telah mengaplikasi suspensi mono shock,†tambah Tomy.
Untuk mempermudah proses menikung, ban depan dibuat terpisah satu sama lain yang di masing-masing sisi menggunakan suspensi sendiri dengan pertimbangan motor ini menggunakan penggerak roda belang. Selain itu, 2 ban terluar pada roda depan sengaja dibuat sedikit menggantung sebagai pertimbangan saat menempuh medan jalan yang tak rata.
“Untuk ban depan semua kita buat terpisah dan bergerak independen untuk mempermudah proses menikung. Karena saat proses menikung, tiap sisi membutuhkan derajat yang berbeda. Saat menikung ke kiri, sisi kanan lebih besar drajatnya dan begitu juga sebaliknya,†papar Tomy.
Untuk tuas gasnya dibuat seperti tuas rem. Hal ini untuk mempermudah penggunaan karena posisi stangnya yang telah berubah menjadi vertical. Sementara untuk proses perpindahan gerak maju dan mundur dioprasikan melalui tuas transmisi yang ada di lantai kabin.
Proses pengerjaan yang memakan waktu selama lima bulan dengan 6 sampai 8 orang pekerja, menghabiskan dana sekiatar 70 sampai 100 juta. Harga ini diambil karena akan ada pengembangan lain pada motor ini.
Modofikator : Tomy AirBrush 021 92802382
Pernah melihat motor individual keluaran Toyota, Nissan, Honda dan produsen mobil Jepang lainnya? Ya. Motor ini sedikit banyak terpengaruh oleh disain motor-motor individual dari negeri Sakura tersebut.
Memang ide awal pembuatan motor ini tak seperti hasil akhirnya yang terlihat luar biasa. Seiring berjalannya waktu, perkembangan motor dengan 16 ban ini menimbulkan keinginan untuk menghadirkan sebuah inovasi yang gila dan luar biasa. Hingga akhirnya tercipa ide antara modifikator dan pemilik motor untuk memecahkan rekor MURI.
“Awalnya dibangun hanya untuk motor display produk ban Mizzle, namun seiring berjalannya waktu dan perkembangan motor ini, akhirnya pihak Mizzle dan Tomy AirBrush selaku modifikator berpikir untuk memecahkan rekor MURI,†jelas Ronald Suherman Manajer Pemasaran PT. Banteng Pratama Rubber.
Motor yang mengambil basis dari ATV ini hanya memanfaatkan mesin ATV dengan sedikit perubahan pada sistem gear untuk pergerakan maju dan mundur yang lebih mudah.
Bicara masalah rangka motor ini, seluruhnya dibangun dari awal dengan dilapisi bahan fiber dengan plat baja yang diposisikan sebagai penguat khususnya pada bagian sambungan antar potongan fiber bodinya.
“Disektor mesin tak terlalu banyak berubah, kita hanya sedikit merubah disistem gear saja untuk mempermudah pergerakan maju dan mundur motor ini,†jelas Tomy Gunawan sang pentolan Tomy AirBrush.
“Sistem penggerak kita terfokus dari nol dengan mengukur garis sumbu roda, diameter hingga kekuatan rangka tersebut. Karena kita hanya memanfaatkan mesinnya saja, selebihnya kita disain sendiri. Selain modifikasi menggunakan 16 ban, kaki-kaki motor ini kita gunakan 4 unit as roda yang sudah disesuaikan dengan motor tersebut. Begitu juga dengan arm belakang yang sudah dirubah sehingga kini telah mengaplikasi suspensi mono shock,†tambah Tomy.
Untuk mempermudah proses menikung, ban depan dibuat terpisah satu sama lain yang di masing-masing sisi menggunakan suspensi sendiri dengan pertimbangan motor ini menggunakan penggerak roda belang. Selain itu, 2 ban terluar pada roda depan sengaja dibuat sedikit menggantung sebagai pertimbangan saat menempuh medan jalan yang tak rata.
“Untuk ban depan semua kita buat terpisah dan bergerak independen untuk mempermudah proses menikung. Karena saat proses menikung, tiap sisi membutuhkan derajat yang berbeda. Saat menikung ke kiri, sisi kanan lebih besar drajatnya dan begitu juga sebaliknya,†papar Tomy.
Untuk tuas gasnya dibuat seperti tuas rem. Hal ini untuk mempermudah penggunaan karena posisi stangnya yang telah berubah menjadi vertical. Sementara untuk proses perpindahan gerak maju dan mundur dioprasikan melalui tuas transmisi yang ada di lantai kabin.
Proses pengerjaan yang memakan waktu selama lima bulan dengan 6 sampai 8 orang pekerja, menghabiskan dana sekiatar 70 sampai 100 juta. Harga ini diambil karena akan ada pengembangan lain pada motor ini.