21
1702

MotoGP Silverstone, Peluang Terakhir Yamaha?

Last Updated on August 29, 2013 by

GILAMOTOR.com – Beberapa sirkuit yang katanya sirkuitnya Yamaha justru dikuasai Honda. Di Jerez, Honda menang. Marquez menggusur Lorenzo di tikungan terakhir. Di Brno, harusnya jadi sirkuitnya Yamaha, tapi kembali Honda juaranya, Marquez dan Pedrosa finish 1-2.

Satu-satunya cara mengalahkan Marquez adalah pindahkan dia ke Formua 1. Itu kata Valentino Rossi. Meski mengguyon, tapi ucapan Rossi itu benar adanya. Bahkan di awal musim Rossi bilang, Marquez hanya bisa terhenti kalau dia jatuh atau cedera. Bukan berarti mendoakan supaya rookie itu jatuh atau cedera. Seperti yang dialami Lorenzo dan Pedrosa, mereka alami cedera serius yang bikin mereka absen dan tampil tidak 100% di beberapa balapan terakhir. Itu juga yang bikin mereka berdua kehilangan banyak poin.

Bukti lain ucapan Rossi adalah saat di Mugello. Dia terjatuh karena kesalahan sepele di dua lap terakhir padahal posisinya sudah di belakang Pedrosa. Dan itu yang bikin Marquez kehilangan poin.

Tapi, sekeras apapun jatuhnya, Marquez nggak pernah alami cedera serius [semoga tak terjadi]. Masih ingat kecelakaan di Mugello? Marquez jatuh dan terseret saat kecepatan lebih dari 300 km per jam. Tapi dia hanya mengalami memar di dagu. Kata Cal Crutchlow, Marquez itu seperti kucing. Dia pembalap yang cerdik. “Coba lihat ketika di Mugello, [Saat Marquez jatuh di trak lurus] tak akan ada yang berfikir untuk menyandarkan diri di motor seperti yang dia lakukan, menempatkan motor di antara dirinya dan dinding.”

“Dia itu cerdik. Seperti ketika Anda menjatuhkan seekor kucing dari ketinggian. Bagaimana pun posisi kucing saat Anda jatuhkan, dia akan selalu mendarat dengan kaki terlebih dahulu. Hal yang sepertinya mustahil. Tapi itu adalah keahliannya,” kata pembalap Inggris yang akan gabung ke Ducati.

Sekarang Marquez jadi pemimpin klasemen sementara MotoGP. Unggul 26 poin dari Pedrosa di posisi kedua dan unggul 44 poin dari Lorenzo di posisi ketiga. Pedrosa punya peluang lebih besar untuk merebut gelar dari tangan Marquez. Sementara Lorenzo sangat berat. Makanya Yamaha harus habis-habisan di Silverstone besok. Lorenzo harus menang agar poinnya tak terlalu jauh dari Marquez.

Dari coret-coretan di atas kertas, dari 7 seri tersisa, Lorenzo harus menang di semua seri untuk merebut gelar juara dunia. Tapi dengan syarat Marquez harus finish setidaknya di posisi ketiga di seluruh seri tersisa. Jika formasi finish Lorenzo 1, Marquez 2, Pedrosa 3 dan formasi itu tak berubah sampai akhir musim, tetap saja Marquez akan jadi juara dunia dengan total nilai 353 poin. Sementara Lorenzo yang menang di semua seri tersisa hanya punya koleksi total 344 poin.

Melihat kondisi sekarang, rasanya tak mungkin Marquez akan selalu finish di posisi dua atau tiga, setidaknya, 3 atau 4 seri dari 7 seri tersisa akan dimenangkan oleh Marquez. Di Brno, formasi finish Marquez 1, Pedrosa 2 dan Lorenzo 3. Jika balapan besok formasi ini kembali terjadi, semakin jauh mimpi Lorenzo jadi juara dunia. Hanya Pedrosa yang punya khans lebih besar bertarung melawan rekan satu timnya.

Yamaha punya kenangan manis di Silverstone. Dan itu jadi motivasi Yamaha untuk menang. “Kami pergi ke Silverstone dan kami tahu harus bekerja lebih keras,” ucap Massimo Meragalli, director tim Yamaha. “Hasil di Brno tidaklah negatif, tapi kami ingin bekerja lebih baik, di Silverstone kami ingin balas.”

Silverstone punya karakter cepat dan dahulu sangat cocok dengan karakter motor Yamaha. Yamaha punya hasil bagus di sini. “Di Brno aku berharap lebih, tapi setidaknya aku cukup senang dengan performa ku,” ucap Lorenzo. “Aku bertarung semampuku tapi lawanku punya kondisi yang lebih baik di sana.”

Nah, bagaimana jika kondisi di Brno terulang lagi di Silverstone?