Last Updated on April 13, 2015 by
GILAMOTOR.com – Mendengar nama Garut, mungkin yang muncul di benak Anda adalah kota pegunungan yang sejuk dengan beragam destinasi wisata dan oleh-oleh yang khas. Tapi di balik itu, Garut juga menyimpan pantai-pantai menarik yang masih belum terjamah dan ramai oleh pengunjung. Diantaranya, Pantai Rancabuaya dan Santolo.
Inilah yang coba disambangi rombongan test ride Honda Vario 150 dan BeAT eSP yang diadakan oleh PT. Daya Adicipta Mustika (DAM) selaku main dealer Honda Jawa Barat. Bukan sekadar test ride, namun dikemas dalam kegiatan turing yang berlangsung selama dua hari Senin-Selasa (9-10/2/2015).
Etape pertama terbilang menggoda iman, karena memilih jalur ‘eksotis’ Bandung-Pangalengan-Cisewu-Rancabuaya-Santolo-Garut. Disebut eksotis, karena selain menyuguhkan pemandangan yang indah, trek yang disajikan sangat menyenangkan. Variasi kemacetan dalam kota, trek lurus, tikungan tajam dengan kondisi tanjakan dan turunan, tersaji lengkap.
Perjalanan dimulai dari dealer DAM di kota Bandung menuju Desa Cisewu, Garut melalui Banjaran dan Pangalengan. Kondisi macet menghadang, namun mudah diatasi skutik Honda yang lincah meliuk. Masuk jalur Pangalengan-Cisewu, lanskap bukit dan kebun teh menjadi sajian istimewa yang memanjakan mata.
Tak hanya itu,trek yang licin selepas hujan memberikan sensasi tersendiri bagi kami yang sebagian besar belum pernah menapak di jalur tersebut. Selepas Cisewu, hujan makin lebat dan lintasan penuh liku menghadang. Untungnya, kondisi aspal yang mulus dan minimnya pengguna jalan membuatnya tak terlalu berbahaya.
Semakin menarik, rute Rancabuaya menuju Santolo di dominasi trek lurus dengan pemandangan pantai dan sawah di sisinya. Ini membuat kami bersemangat, meskipun badan basah diguyur hujan.
Di etape kedua, jalur yang dipilih adalah Santolo-Pamengpeuk-Cikajang-Garut-Nagrek-Bandung lebih menguji kemampuan motor, karena jeleknya kondisi aspal di beberapa titik. Namun, pemandangan kebun the dan perbukitan yang disajikan tak kalah menarik dari etape pertama.
Hanya saja, selepas Cikajang menuju Garut, kondisi jalanan padat mulai terasa. Maklum saja, jalur ini memang menjadi jalan utama lintas selatan Pulau Jawa. Sehingga bus, truk dan mobil lainnya banyak berseliweran. Dan membuat kami lebih waspada.
Setelah beristirahat di Garut, rombongan turing berlanjut menuju Bandung lewat lingkar Nagrek yang terkenal akan tanjakan dan turunan curam. Selanjutnya, kemacetan kota Bandung kembali menyambut.
Banyak hal yang didapat dalam turing kali ini. Mulai dari menjejak pantai selatan Garut yang istimewa dan mengetahui jalur-jalur dengan pemandangan yang menyejukan. Tak salah jika orang bijak mengatakan ‘The destination is not the end, but the journey that’s what matter’.