Last Updated on January 29, 2019 by Bang Gilmot
GilaMotor.com – Suatu saat Bang Gilmot bertemu dengan seorang rider yang doyan banget touring. Sebut saja namanya Rian. Pria asal Jakarta Timur ini menggunakan Honda New Megapro yang penampilan nampak sudah siap untuk diajak menjelajah. Di bagian belakang motornya kita bisa melihat box yang tertata rapi, sedangkan di sekitar mesinnya terdapat semacam pipa-pipa berwarna merah.
Bagian yang satu ini biasa kita kenal dengan nama crash bar. Ketika Bang Gilmot tanya kegunaannya, Rian menjelaskan, “Itu crash bar buat jaga-jaga melindungi mesin kalau jatuh di jalan. Untungnya sih sejak pakai motor ini dari 2017 sama sekali belum pernah nyium aspal (red: jatuh). Mudah-mudahan jangan sampai kejadian.”
“Amin,” sahut Bang Gilmot. Nah, apa yang diutarakan Rian ada benarnya. Sesuai namanya, keberadaan crash bar sejatinya untuk melindungi bagian mesin biar nggak langsung menghantam permukaan jalan seandainya terjadi insiden. Karena bila itu terjadi, risikonya cukup parah, Gilmoters. Hal yang paling ditakutkan oleh kebanyakan rider adalah pecahnya blok mesin.
Selain itu crash bar juga disebut-sebut bisa melindungi tangki motor. Dan memberi ruang bagi kaki rider sehingga nggak terjepit motor ketika jatuh. Berangkat dari hal ini, Bang Gilmot mencari-cari informasi lebih jauh tentang crash bar. Salah satu hal yang perlu diperhatikan ketika Gilmoters hendak memasang atau membuatnya ialah meterial yang digunakan.
Mengutip twistedthrottle.com, umumnya ada tige jenis bahan yang kerap dipilih, meliputi aluminium, stainless steel, dan baja ringan. Sekarang yuk kita plus minusnya dari masing-masing bahan.
Aluminium:Â Seperti kita ketahui bahwa aluminium terkenal memiliki bobot yang ringan. Sehingga penggunaannya nggak bakal menambah bobot motor secara signifikan, Gilmoters. Namun, di lain sisi aluminium nggak begitu kuat jika dibandingkan dengan besi dan cukup sulit diolahnya. Maka jangan aneh kalau apa-apa yang terbuat dari aluminium biasanya cukup mahal. Oiya, satu lagi kelebihan dari aluminium adalah nggak berkarat.
Stainless steel:Â Sama halnya dengan aluminium, stainless juga nggak berkarat. Cocok untuk bikers yang berada di daerah tropis seperti Indonesia, Gilmoters. Atau, rider yang doyan off road sampai melintasi sungai-sungai. Kekurangannya adalah stainless steel terlalu kaku. Kemungkinan tidak bisa menyerap energi yang diterimanya dari benturan dengan aspal. Jadi gampang patah dan bisa merusak rangka.
Baja ringan:Â Nah, lain halnya dengan bajar ringan, Gilmoters. Dari sumber yang Bang Gilmot dapat, material ini cukup kuat untuk melindungi mesin dan juga fleksibel sehingga nggak merusak rangka ketika mendapat benturan keras. Bahannya juga relatif murah untuk dibuat. Satu-satunya kekurangan adalah gampang berkarat.
Itu dia pilihan bahan yang bisa Gilmoters pilih seandainya berniat membuat crash bar. Menurut Gilmoters sendiri bagimana? Penting nggak menggunakan crash bar? Atau ada bahan lain yang lebih cocok? Coba kita diskusikan di kolom komentar ya.