Last Updated on March 24, 2021 by Bang Gilmot
Gilamotor.com – Program Industri dan Dunia Kerja (IDUKA) yang terus dikebut pemerintah dalam menyiapkan generasi muda yang siap kerja mendapat dukungan dan banyak perusahaan di Indonesia dalam bentuk kegiatan CSR nya.
PT Astra Honda Motor selaku pabrikan sepeda motor Honda di Indonesia sudah memulai revitalisasi sejak 2019, dan di tahun ini revitalisasi ini diikuti oleh 62 SMK mitra binaan AHM yang sudah menyandang status TUK standar industri dengan didampingi 27 main diler Honda di seluruh Indonesia.
(Baca juga: Safety Check Gratis Dengan Promo Menarik Dari AHASS)
Di masa pandemi, kegiatan UKK dilakukan dengan mengikuti standar protokol kesehatan. AHM menetapkan SMK berstatus TUK harus memiliki standar fasilitas sarana dan prasarana yang mendukung proses UKK. Fasilitas tersebut meliputi ruang praktik, kelengkapan sarana laboratorium, variasi unit sepeda motor yang dimiliki, tools dan perlengkapan sesuai dengan yang disyaratkan AHM.
Selain itu, keberadaan tenaga pengajar atau guru juga harus memenuhi sesuai standar sertifikasi AHM. GM Corporate Communication AHM Ahmad Muhibbuddin mengatakan program revitalisasi TUK di SMK mitra binaan ini merupakan salah satu bentuk tindak lanjut dan dukungan AHM terhadap program revitalisasi SMK yang tertuang dalam Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2016.
“Program Revitalitasasi SMK TUK telah dimulai sejak 2019 di beberapa sekolah. Tahun ini, revitalisasi TUK Astra Honda kami kembangkan dengan cakupan yang lebih luas yaitu skala nasional sehingga dapat menghasilkan para lulusan SMK yang siap masuk ke dunia kerja. Dalam pelaksanaannya, kami mewajibkan setiap SMK TUK maupun peserta UKK untuk menaati protokol kesehatan yang berlaku dan selalu patuh terhadap aturan terbaru dari masing-masing pemerintah daerah,” lanjut Muhibbuddin.
Dalam mendukung kemajuan dunia vokasi di Tanah Air, AHM bersinergi dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dalam menerapkan kurikulum TBSM Astra Honda sebagai bagian sistem pembelajaran dengan standar kompetensi yang dituntut oleh dunia kerja. Hal ini dilakukan melalui penyusunan bahan ajar, pelatihan dan sertifikasi guru, praktik kerja di industri, uji kompetensi siswa, teaching factory (TEFA), dan laboratorium praktik standar industri.