0
1370

Kang JJ Siap Lintasi Kawasan Liar Siberia

Last Updated on August 2, 2012 by

GILAMOTOR.com. – Usai menuntaskan perjalanan di tujuh negara di Eropa, Jeffrey Polnaja atau yang akrab disapa Kang JJ  kini tengah mempersiapkan diri untuk melanjutkan penjelajahan ke kawasan paling liar dan beku, Siberia.

Penjelajah dunia seorang diri dengan sepeda motor besar ini kini tengah berada di Rusia dan mengaku dalam kondisi stamina sangat prima. Sepeda motor BMW R1150GS Adventure bernomor polisi B 5010 JP yang dikendarai juga dinyatakan siap secara teknis.

“Saya bersyukur sudah menyelesaikan misi Ride for Peace di tujuh negara pertama. Rusia adalah negara persinggahan saya saat ini, dan negara ini sangat penting karena akan menjadi titik awal rencana memasuki Siberia yang dikenal liar, terasing dan sulit diprediksi,” kata pria kelahiran Bandung, Jawa Barat ini.

Jeffrey mengawali perjalanan pada 25 Juni 2012 dari Perancis, lalu menuju Belgia, Belanda, Jerman, Polandia, Belarus, dan masuk ke Rusia pada akhir Juli kemarin. Total perjalanan tersebut telah mengukir jarak tempuh sejauh 7.200 km.

“Semestinya saya bisa lebih cepat sampai ke Rusia apabila tidak mengalami banyak kendala birokrasi dalam pengurusan dokumen-dokumen perjalanan di setiap negara yang memiliki aturan berbeda-beda,” ungkap Jeffrey.

Selama perjalanan di tujuh negara Eropa tersebut, Jeffrey mengaku sangat tertolong kondisi cuaca. Pemanasan global memang telah memengaruhi masa musim panas kali ini. Meski demikian, secara keseluruhan cuaca sangat bersahabat untuk perjalanan, kendati sesekali Jeffrey terhadang hujan dan awan gelap.

Jeffrey berharap total jarak sekitar 10.685 km yang akan ditempuhnya dalam penjelajahan lanjutan dari Moskow hingga Vladivostok bisa dilalui tanpa hambatan berarti.

“Apabila sehari bisa menempuh 500 km, atau sebanding Jakarta hingga Semarang, maka Moskow hingga Vladivostok memerlukan waktu dua puluh satu (21) hari. Dengan catatan, setiap hari saya riding.”

Rute yang akan dilalui Jeffrey tersebut terdiri dari tujuh tahapan, yaitu Moskow – Chelyabinks, Rusia (1.880 km); Chelyabinks, Rusia – Astana, Kazakhstan (1.020 km); Astana, Kazakhstan – Irkutsk, Rusia (1.093 km); Irkutsk, Rusia – Ulaan Bator, Mongolia (859 km); Ulaan Bator, Mongolia – Chita, Rusia (1.113 km); Mongolia – Chita, Rusia – Khabarovsk, Rusia (2.100 km); dan Khabarovsk, Rusia – Vladivostok, Rusia (760 km).

“Saya justru khawatir tidak bisa mempercepat jadwal perjalanan di setiap tahapan. Ini sangat beresiko bagi keselamatan saya dan kualitas penjelajahan,” ujar Jeffrey, menanggapi masalah dokumen perjalanan yang kerap menghabiskan hari, serta akibat dari kehilangan motor di Belanda, Mei silam. Terlebih, diperkirakan Jeffrey, dari total jarak tempuh yang akan dihabiskannya itu, 4.000 kilometer kondisi jalan di antaranya masih dalam konstruksi pembuatan.

Jeffrey menambahkan, bila terlalu lama tertahan, musim gugur akan segera datang. Itu berarti perjalanan semakin sulit lantaran hujan akan dominan dan udara semakin dingin. Namun Jeffrey telah menyiapkan diri agar mampu melewati setiap tantangan yang ada. Selain memeriksa kondisi teknis sepeda motor, Jeffery juga akan menyiapkan suku cadang tambahan, termasuk mengganti ban dan membawa jeriken untuk bahan bakar darurat.

“Kehilangan motor di Belanda jelas mengganggu perjalanan, tapi tetap ada hikmah di balik itu. Setidaknya, kini banyak orang di Eropa jadi tahu Ride for Peace,” ungkapnya.

Hal tersebut dirasakan maanfaatnya ketika Jeffrey sedang berada di depan Reichstag Building atau Gedung Parlemen Jerman. “Saya bertemu pria asal Luxembourg yang mengaku mengenal Ride for Peace dari berita kehilangan motor di Amsterdam. Dia mengungkapkan dukungan terhadap misi perjalanan saya, dan itu sangat mengharukan hingga menambah motivasi bagi saya,” lanjut Jeffrey.

Sebelum kenangan itu, ketika sedang melakukan eksplorasi di Belanda, Jeffrey sempat menerima sebuah bencana kecil. Ini terjadi tatkala dirinya sedang melaju kencang di jalur bebas hambatan di daerah Eindhoven, Belanda. Tutup boks di belakang sepeda motornya tiba-tiba terlepas akibat hempasan angin keras. Alhasil, seluruh barang di dalam boks bertebaran ke luar. Sebuah telepon genggam pintar hancur, termasuk beberapa peranti elektronik lainnya.

“Beruntung para pengemudi mobil di sana tertib dan sangat menghormati pengguna jalan lain. Saya diberi kesempatan membereskan barang-barang yang tercecer, sementara mobil-mobil berderet rapi di belakang,” kenang Jeffrey.

Sementara itu, Jeffrey juga sempat menjadi wakil Indonesia pada acara 2012 FIM Rally di Bidgoszcz, Polandia. Di kesempatan itu Jeffrey diberi kehormatan berbicara tentang misi Ride for Peace di depan para undangan penting FIM (Federation Internationale de Motorcycleste). Jeffrey adalah satu-satunya wakil dari Asia yang hadir pada kegiatan bertaraf internasional tersebut. Sebagian besar tamu undangan datang dari negara-negara Eropa.

“Kami merasa sangat terkesan dengan kehadiran RFP pada event internasional ini,” kata Niels Hansen, Direktur Touring dan Wisata FIM. Ungkapan senada juga disampaikan Ketua Dewan Juri Internasional asal Jerman, Dieter Sass. Menurutnya, kini bangsa Eropa bisa mengetahui bahwa ada orang Indonesia yang memiliki kualitas sebagai pengendara petualang kelas dunia.