Last Updated on September 24, 2014 by
GILAMOTOR.com. – Penjelajah dunia seorang diri dengan sepeda motor asal Indonesia, Jeffrey Polnaja, telah menjadi pembicara di depan sekitar 100 penjelajah dunia asal Kanada, Selasa (23/4) lalu. Dalam acara bertajuk “The Horizons Unlimited Adventure Evening” yang berlangsung di Holeshot Motorsport di British Columbia, Langley, Kanada, itu Jeffrey mengungkapkan kisah perjalanan Ride for Peace (RFP) yang tengah dijalaninya saat ini.
Pada kesempatan tersebut Jeffrey menjadi satu-satunya petualang motor dari Asia yang pernah tampil di acara tersebut. “‘It’s good to have an end to journey toward, but it is the journey that matters in the end,’†kata pria yang akrab disapa Kang JJ, itu menggambarkan semangat dan antusiasme 100 penjelajah motor besar Kanada yang memenuhi ruangan Holeshot Motorsport.
“Mereka berkumpul untuk mendengarkan presentasi Ride For Peace yang saat ini  sedang singgah di Vancouver setelah menjelajah Eropa dan sebagian Asia beberapa bulan lalu. Rencananya, dari sini saya akan melanjutkan perjalanan menuju Amerika Serikat dan menembus Amerika Selatan. Namun cuaca di Kanada masih belum menentu, dan salju masih tebal menutup sebagian besar rute yang akan dilalui nanti,” lanjut Jeffrey.
Jeffrey telah menjadi pusat perhatian dan bintang pada acara yang dimulai dari sore hingga malam hari itu. Dalam acara tersebut, Kang JJ mengungkapkan kisah penjelajahan RFP dengan sepeda motor seorang diri berkeliling dunia.
Sejauh ini Kang JJ telah mengunjungi 77 negara dan akan terus bertambah. Kisah-kisah penjelajahan yang dramatis ini berhasil memukau dan memikat perhatian hadirin yang hampir seluruhnya pernah merasakan pengalaman menjelajah negeri orang dengan sepeda motor.
“Mereka terpaku di tempat duduknya sepanjang presentasi dan tanya jawab yang dilakukan dengan bantuan sarana presentasi visual/photo dan film pendek. Emosi para bikers penjelajah terbawa, mereka seakan merasakan pahit getir perjalanannya.”
Ada kalanya mereka terperangah, ketika mendengar cerita Jeffrey menjelajahi medan off road di Siberia sejauh 1.450 kilometer dalam sehari dan upaya ‘survivel’ di berbagai kesulitan.
Saat Jeffrey bercerita pengalaman ketika dirinya terancam seekor beruang di hutan di Bhutan beberapa tahun silam, ada yang tertawa lucu. Tapi banyak juga yang terheran-heran mendengar Jeffrey bisa selamat dari amukan hewan buas itu.
Namun para bikers juga merasa sedih manakala Jeffrey harus kehilangan sepeda motor BMW R 1150 GS Adventure ketika sedang diparkir di depan hotel di dekat kantor polisi di Amsterdam, Belanda, Mei 2012. Sepeda motor tersebut sangat besar artinya dan sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan bagi dirinya. Namun Jeffrey tak bisa terus menyesali kehilangan BMW pada misi keliling dunia keduanya ini.
“Ketika mendengar cerita motor dicuri di Amsterdam, semua sedih. Mereka juga terperanjat ketika mengetahui musibah saat ditabrak mobil di tengah gurun Baluchistan, hingga motor tersebut rusak dan terseok-seok jalannya. Musibah saat diserempet truk tronton di Kazakhstan melengkapi suka-duka perjalanan panjangnya.â€
Untuk diketahui, kehadiran Kang JJ dalam acara tersebut memenuhi undangan dari Grant dan Susan Johnson, pendiri organisasi jelajah dunia “Horizons Unlimited.†Organisasi bagi para penjelajah dunia ini beranggotakan ratusan ribu petualang bermotor dari berbagai penjuru dunia.
Dalam sambutannya, Grant Johnson mengungkapkan kegembiraannya atas kehadiran Kang JJ. Bagi keduanya, pertemuan itu merupakan yang pertama setelah selama tujuh tahun berkomunikasi melalui surel.
Horizons Unlimited yang dibentuk sejak tahun 1997 bertujuan untuk menginspirasi, memberi informasi dan memperkuat koneksi antar penjelajah bermotor di seluruh dunia. Setiap tahun mereka mengadakan beberapa pertemuan rutin di berbagai negara. Grant Johnson juga menyatakan sangat ingin menjelajah Indonesia dengan sepeda motor. Dia sendiri mengaku pernah mengunjungi Indonesia, namun dalam kesempatan liburan dan aktifitas menyelam di Bunaken dan Bali.
Selain bercerita pengalaman, Jeffrey juga sempat memberikan kejutan kepada para bikers dengan menyuguhkan sajian makanan khas Indonesia, lemper. Panganan dari ketan berisi daging itu merupakan sumbangan Konsulat Jenderal Republik Indonesia di Vancouver.
“Ini lucu. Mungkin karena senang dengan rasanya, ada bikers yang diam-diam mengantongi lima lemper sekaligus. Malah ada yang mengira lemper dimakan berikut daun pisang pembungkusnya,” ujar Jeffrey diselingi tawa. “Untung Grant Johnson memberi pengarahan agar daun pisang (pembungkus) tidak ikut dimakan.”
Bagi Jeffrey berbicara di tengah publik seperti di kesempatan tersebut memiliki arti tersendiri bagi Indonesia. Melalui kesempatan itu dia bisa ikut memperkenalkan pariwisata Indonesia di manca negara.
“Ketika diperlihatkan peta Indonesia, mereka jadi ingin tahu banyaknya pulau di tanah air kita, dan ingin lebih mengetahui segala keindahan alam yang tidak bisa ditemukan di negerinya.