3
2238

Jelajahi Hidden Paradise Bareng SOG

Last Updated on November 19, 2010 by

Jelajahi Hidden Paradise Bareng SOG
Keberadaan dan pertumbuhan supermoto di Indonesia memang terbilang lamban. Wajar, karena awalnya pengguna motor jenis ini hanya datang dari kalangan pehobi dan pecinta petualangan saja.
Namun belakangan, keberadaanya mulai mencuat kepermukaan seiring gencarnya pabrikan dan rumah modifikasi membuat motor jenis ini, terlebih setelah pabrikan motor Kawasaki mulai memperluas jangkauan pasarnya disegmen pehobi ini dengan menghadirkan KLX 150 dan 250 serta D-Tracker 150 dan 250.
Kendati demikian, komunitas-komunitas pecinta motor petualang ini sesungguhnya sudah banyak terbentuk sejak lama. Hanya saja, karena populasi motornya yang lambat dan sangat segmented, membuat komunitas pecinta motor petualang hanya dikenal dikalangan-kalangan tertentu.
Salah satu komunitas pecinta motor petualang adalah Supermoto Owners Group atau SOG. Nama ini mungkin tak asing lagi bagi Anda para pecinta motor petualang. Atau mungkin Anda sendiri adalah seorang biker petualang yang tergabung didalamnya.
Ada sesuatu yang unik dari komunitas yang terbentuk sejak tahun 2004 silam, komunitas ini tak mewajibkan anggotanya dengan seabrek kewajiban layaknya komunitas motor kebanyakan. Sebut saja iyuran wajib bulanan, kopdar wajib mingguan dan berbagai aktivitas rutin layaknya komunitas motor.
SOG hanya mewajibkan anggotanya punya motor bergendre supermoto, entah itu supermoto standar bawaan pabrik seperti Hyosung atau Kawasaki. Bahkan supermoto hasil modifikasi sekalipun bisa menjadi anggotanya.
“Yang mau gabung tidak wajib punya supermoto standar pabrik kok, ada juga anggota SOG yang ngebangun supermoto nya dari basis Honda Tiger, Yamaha Scorpio dan Monstrac,” ungkap Larry Rahmat Rizki salah satu pentolan di SOG dan sekaligus juragan CAOS Custom Bikes yang juga tempat konkow nya para pecinta supermoto.
Jumlah anggotanya terbilang cukup lumayan. Hanya saja, aktivitas masing-masing anggota yang tak bisa diganggu-gugat membuat komunitas ini seperti kekurangan massa. Jadi tak heran jika SOG melangsungkan sebuah aktivitas seperti touring, pesertanya terkadang tak lebih dari 10 motor saja.
“Total anggotanya mencapai 50-an motor, namun yang aktif dalam kegiatan kadang hanya 10 sampai 15 motor. Karena mereka umumnya para pekerja dan pengusaha, jadi wajar saat ada aktivitas hanya sedikit yang hadir karena terbentur waktu kerja masing-masing,” ungkap Larry.
Pemanfaatan Supermoto Owners Group ini layaknya kebanyakan komunitas motor lainnya. Selain untuk menambah rekan konkow dan mempererat semangat brotherhood sesama bikers, pertukaran informasi mengenai supermoto menjadi faktor utama terbentuknya komunitas ini.
Pasalnya, motor yang terbilang masih jarang pengguna dan perkembangannya yang terbilang lamban di Indonesia, menjadikan forum komunikasi dan sharing sesama anggota SOG menjadi sangat berharga.
Namanya motor petualang, tak lengkap rasanya jika motor itu tak diajak berpelesir menjelajah tanah nusantara yang eksotis dan menantang.
Aktivtas touring menjelajah negeri menjadi salah satu kegiatan yang tak rutin dilakukan, namun terasa wajib dituntaskan jika dalam setahun belum ada kegiatan ini. Jangkauan jelajah komunitas SOG cukup lumayan, mulai dari Jakarta Bali hingga merambah negeri Jiran, Malaysia.
Touring terakhir SOG menuju sebuah kawasan wisata Pantai Selayar di wilayah Pacitan, Jawa Timur. Touring itu dilakukan menjelang puasa Ramadhan pada pertengahan tahun 2010 lalu.
Kendati peserta touring hanya sekitar 10 motor, namun mereka berhasil menancapkan jejak jelajah di rute perjalanan yang terbilang cukup menantang.
Mengingat perjalan yang cukup jauh dan tentunya akan menguras energi, motor tunggangan mereka di kirim melalui jasa ekpedisi kereta ke Semarang terlebih dahulu. Dari Semarang, barulah mereka memulai perjalanannya menuju kawasan wisata pantai yang eksotis dan kerap dijuluki sebagai Surga yang Tersembunyi, Pantai Selayar.
“Berhubung peserta adalah pekerja, jadi biar tidak terlalu menguras energi dan sekembali dari touring tidak kelelahan untuk kembali beraktivitas di kantor, motor kita paketkan melalui jasa ekspedisi ke Semarang. Begitu juga sebaliknya saat kembali ke Jakarta,” kata Larry.
Nemurut Larry, keberadaan SOG di Indonesia boleh jadi sebagai pembuktian kepada komunitas supermoto luar negeri. Tak hanya itu, keberadaan SOG sekaligus pembuktian bahwa kualitas supermoto di Indonesia tak bisa dipandang sebelah mata.

GilaMotor. – Keberadaan dan pertumbuhan supermoto di Indonesia memang terbilang lamban. Wajar, karena awalnya pengguna motor jenis ini hanya datang dari kalangan pehobi dan pecinta petualangan saja.

Namun belakangan, keberadaanya mulai mencuat kepermukaan seiring gencarnya pabrikan dan rumah modifikasi membuat motor jenis ini, terlebih setelah pabrikan motor Kawasaki mulai memperluas jangkauan pasarnya disegmen pehobi ini dengan menghadirkan KLX 150 dan 250 serta D-Tracker 150 dan 250.

Kendati demikian, komunitas-komunitas pecinta motor petualang ini sesungguhnya sudah banyak terbentuk sejak lama. Hanya saja, karena populasi motornya yang lambat dan sangat segmented, membuat komunitas pecinta motor petualang hanya dikenal dikalangan-kalangan tertentu.

Salah satu komunitas pecinta motor petualang adalah Supermoto Owners Group atau SOG. Nama ini mungkin tak asing lagi bagi Anda para pecinta motor petualang. Atau mungkin Anda sendiri adalah seorang biker petualang yang tergabung didalamnya.

Ada sesuatu yang unik dari komunitas yang terbentuk sejak tahun 2004 silam, komunitas ini tak mewajibkan anggotanya dengan seabrek kewajiban layaknya komunitas motor kebanyakan. Sebut saja iyuran wajib bulanan, kopdar wajib mingguan dan berbagai aktivitas rutin layaknya komunitas motor.

SOG hanya mewajibkan anggotanya punya motor bergendre supermoto, entah itu supermoto standar bawaan pabrik seperti Hyosung atau Kawasaki. Bahkan supermoto hasil modifikasi sekalipun bisa menjadi anggotanya.

“Yang mau gabung tidak wajib punya supermoto standar pabrik kok, ada juga anggota SOG yang ngebangun supermoto nya dari basis Honda Tiger, Yamaha Scorpio dan Monstrac,” ungkap Larry Rahmat Rizki salah satu pentolan di SOG dan sekaligus juragan CAOS Custom Bikes yang juga tempat konkow nya para pecinta supermoto.

Jumlah anggotanya terbilang cukup lumayan. Hanya saja, aktivitas masing-masing anggota yang tak bisa diganggu-gugat membuat komunitas ini seperti kekurangan massa. Jadi tak heran jika SOG melangsungkan sebuah aktivitas seperti touring, pesertanya terkadang tak lebih dari 10 motor saja.

“Total anggotanya mencapai 50-an motor, namun yang aktif dalam kegiatan kadang hanya 10 sampai 15 motor. Karena mereka umumnya para pekerja dan pengusaha, jadi wajar saat ada aktivitas hanya sedikit yang hadir karena terbentur waktu kerja masing-masing,” ungkap Larry.

Pemanfaatan Supermoto Owners Group ini layaknya kebanyakan komunitas motor lainnya. Selain untuk menambah rekan konkow dan mempererat semangat brotherhood sesama bikers, pertukaran informasi mengenai supermoto menjadi faktor utama terbentuknya komunitas ini.

Pasalnya, motor yang terbilang masih jarang pengguna dan perkembangannya yang terbilang lamban di Indonesia, menjadikan forum komunikasi dan sharing sesama anggota SOG menjadi sangat berharga.

Namanya motor petualang, tak lengkap rasanya jika motor itu tak diajak berpelesir menjelajah tanah nusantara yang eksotis dan menantang.

Aktivtas touring menjelajah negeri menjadi salah satu kegiatan yang tak rutin dilakukan, namun terasa wajib dituntaskan jika dalam setahun belum ada kegiatan ini. Jangkauan jelajah komunitas SOG cukup lumayan, mulai dari Jakarta Bali hingga merambah negeri Jiran, Malaysia.

Touring terakhir SOG menuju sebuah kawasan wisata Pantai Selayar di wilayah Pacitan, Jawa Timur. Touring itu dilakukan menjelang puasa Ramadhan pada pertengahan tahun 2010 lalu.

Kendati peserta touring hanya sekitar 10 motor, namun mereka berhasil menancapkan jejak jelajah di rute perjalanan yang terbilang cukup menantang.

Mengingat perjalan yang cukup jauh dan tentunya akan menguras energi, motor tunggangan mereka di kirim melalui jasa ekpedisi kereta ke Semarang terlebih dahulu. Dari Semarang, barulah mereka memulai perjalanannya menuju kawasan wisata pantai yang eksotis dan kerap dijuluki sebagai Surga yang Tersembunyi, Pantai Selayar.

“Berhubung peserta adalah pekerja, jadi biar tidak terlalu menguras energi dan sekembali dari touring tidak kelelahan untuk kembali beraktivitas di kantor, motor kita paketkan melalui jasa ekspedisi ke Semarang. Begitu juga sebaliknya saat kembali ke Jakarta,” kata Larry.

Nemurut Larry, keberadaan SOG di Indonesia boleh jadi sebagai pembuktian kepada komunitas supermoto luar negeri. Tak hanya itu, keberadaan SOG sekaligus pembuktian bahwa kualitas supermoto di Indonesia tak bisa dipandang sebelah mata.

Penulis/Foto : Jay/CAOS