Gilamotor.com – Sebagai seorang bikers, Gilmoters pastinya pernah oprek-oprek sepeda motor sendiri bukan? Selain butuh pengetahuan soal oprek sepeda motor, ada hal lain yang perlu Gilmoters ketahui nih. Yakni soal perkakas, khususnya kunci pas yang Gilmoters gunakan untuk oprek tunggangan kesayangan.
Pasalnya, banyak kunci pas yang beredar di pasaran memiliki kualitas yang nggak bagus. Gilmoters nggak mau kan lagi asik-asik ngoprek tiba-tiba kunci pasnya patah. Selain bikin kesel, patahnya kunci pas juga beresiko mencederai Gilmoters.
(Baca Juga : Nggak Cuma Pacar, Kunci-Kunci Juga Perlu Dapat Perhatian)
Nah supaya nggak terluka dan kesal lantaran tool kit yang Gilmoters kualitasnya buruk. Bang Gilmot mau bagi-bagi tips nih seputar pemilihan kunci pas yang baik untuk oprek motor. Dan kebetulan beberapa waktu lalu Bang Gilmot bertemu dengan Suhendi selaku Marketing Tekiro Indonesia.
Menurut pria ramah tersebut, ada beberapa poin yang mesti Gilmoters perhatikan saat memilih perkakas. “Pertama jangan memilih perkakas dari segi harga. Mengincar harga murah nantinya malah melukai diri sendiri karena kunci patah atau lainnya,”
Selain masalah harga, Suhendi mengatakan jika sebelum memilih perkakas ada baiknya mengetahui bahan material perkakas tersebut. Menurutnya, material yang bagus untuk kunci pas itu adalah chrome vanadium (CR-V), karena material ini memiliki kemampuan untuk torsi.
Sayangnya, untuk membedakan kunci pas yang memiliki kandungan CR-V tinggi cukup sulit. Apalagi jika dilihat dengan kasat mata.
“Secara kasat mata ngak bisa membedakan kunci pas yang bagus dengan yang jelek. Kalau mau membedakannya caranya dengan dijatuhkan. Semakin nyaring itu berarti kandungannya kurang,” lanjutnya.
Dan poin terakhir yang perlu Gilmoters perhatikan adalah tingkat presisi kunci pas itu sendiri. Yakni dengan melihat gap antara kunci pas dengan baut. Jika terlalu longgar, kunci pas ini dapat merusak pinggiran mur baut.
“Tingkat presisi kunci-kunci yang kami produksi juga diperhatikan. Batas toleransi kami 0,05 mm sampai 0,1 mm. Lebih dari itu pasti kami buang,” tutup Suhendi. (okz)