9
2177

In Memoriam : Shoya Tomizawa Sang Samurai Muda

Last Updated on October 24, 2011 by

In Memoriam : Shoya Tomizawa Susul Daijiro Kato
Perjuangan itu telah usai dan kau pergi dengan sebuah kejayaan. Mungkin kalimat ini bisa sedikit menggambarkan bagaimana seorang kesatria Jepang berjuang hingga hembusan nafas terakhirnya demi sebuah kejayaan.
Pembalap muda berbakat berusia 19 tahun, Shoya Tomizawa, kembali memberikan sebuah drama memilukan hati dunia. Perjuangannya demi sebuah kejayaan harus berakhir setelah ajal menjemputnya di lintasan balap Misano, San Marino, Italia, Minggu 5 September 2010.
Seluruh mata dipaksa menyaksikan seorang pembalap muda berbakat asal Jepang tergeletak setelah insiden memilukan tepat diputaran ke 12, sirkuit Misano, San Marino, Italia.
Tubunya terhantam dua motor pembalap lainya saat Tomizawa terjatuh dalam kecepatan tinggi di tikungan. Scott Redding dan Alex de Angelis yang berada sangat dekat dibelakang Shoya, jelas tak mampu mengendalikan laju motornya untuk menghidari Shoya Tomizawa yang terjatuh dan menghantamnya.
Tubuh Shoya terseret dan beputar seperti baling-baling diatas aspal tanpa ada reaksi sedikitpun.
Kesatria Jepang yang lahir di Asahi City, Chiba, 10 Desember 1990 ini, terhenti detak jantungnya sesaat setelah dilarikan kerumah sakit akibat pendarahan parah didalam tubuhnya.
Tomizawa mulai akrab dengan dunia balap sejak berusia 3 tahun dengan motor pocket bike dan beranjak ke motor mini sekitar tahun 2001. Saat memasuki Sousa High School di Chiba jurusan bahasa Inggris, Ia mulai berpartisipasi penuh di Japan Road Race Championship kelas 125 cc dan mendapatkan tempat kedua di musim balap 2006. Dirinya pernah menyabet gelar sebagai Rookie of the Year sebagai tambahan atas peningkatan karirnya yang cepat.
Pada tahun berikutnya, namanya kembali hadir di kelas 125 cc dan 250 cc. Dirinya berhasil mencatat hasil yang baik dengan raihan posisi ke 3 di kelas 125 cc dan posisi ke 8 di kelas 250 cc.
Pada tahun 2008, Shoya lebih fokus pada kejuaraan kelas 250 cc dengan hasil terbaik pringkat ke 2. Setalah keberhasilan ini, dirinya terus memfokuskan karirnya untuk tantangan yang lebih besar, yakni kejuaraan balap dunia.
Usai menyelesaikan pendidikannya di bangku SMA pada Maret 2009, Tomizawa direkrut oleh Tim Technomag CIP MotoGP 250. Di seri pembuka Moto2 Losail, Qatar, Shoya Tomizawa berhasil menjadi juara.
Tomizawa, menjadi pembalap Jepang ke dua yang tewas dalam laga balapan setelah Daijiro Kato.
Kato mengehembuskan nafas terakhirnya setelah kecelakaan saat balap dihadapan publiknya sendiri pada putaran keempat seri GP Jepang tahun 2003.
Drama memilukan terjadi saat motor RC211V yang dikendarai Kato, menabrak dinding pembatas lintasan dan hancur berkeping-keping di depan fansnya sendiri saat balapan baru saja dimulai pada 6 April 2003 silam. Ia sempat bertahan hidup dan dibawa ke rumah sakit dalam kondisi kritis dengan menggunakan helicopter. Namun setelah hampir dua minggu perawatan, nyawanya tak tertolong.

GilaMotor, SAN MARINO – Perjuangan itu telah usai dan kau pergi dengan sebuah kejayaan. Mungkin kalimat ini bisa sedikit menggambarkan bagaimana seorang Samurai muda Jepang berjuang hingga hembusan nafas terakhirnya demi sebuah kejayaan. Selamat jalan Shoya Tomizawa

Pembalap muda berbakat berusia 19 tahun, Shoya Tomizawa, kembali memberikan sebuah drama memilukan hati dunia. Perjuangannya demi sebuah kejayaan harus berakhir setelah maut menjemputnya di lintasan balap Misano, San Marino, Italia, Minggu 5 September 2010.

Seluruh mata dipaksa menyaksikan seorang pembalap muda berbakat asal Jepang tergeletak setelah insiden memilukan tepat diputaran ke 12, sirkuit Misano, San Marino, Italia.

Tubunya terhantam dua motor pembalap lainya saat Tomizawa terjatuh dalam kecepatan tinggi di tikungan. Scott Redding dan Alex de Angelis yang berada sangat dekat dibelakang Shoya, jelas tak mampu mengendalikan laju motornya untuk menghidari Shoya Tomizawa yang terjatuh dan menghantamnya.

Tubuh Shoya terseret dan beputar seperti baling-baling diatas aspal tanpa ada reaksi sedikitpun.

Kesatria Jepang yang lahir di Asahi City, Chiba, 10 Desember 1990 ini, terhenti detak jantungnya sesaat setelah dilarikan kerumah sakit akibat pendarahan parah didalam tubuhnya.

Tomizawa mulai akrab dengan dunia balap sejak berusia 3 tahun dengan motor pocket bike dan beranjak ke motor mini sekitar tahun 2001. Saat memasuki Sousa High School di Chiba jurusan bahasa Inggris, Ia mulai berpartisipasi penuh di Japan Road Race Championship kelas 125 cc dan mendapatkan tempat kedua di musim balap 2006. Dirinya pernah menyabet gelar sebagai Rookie of the Year sebagai tambahan atas peningkatan karirnya yang cepat.

Pada tahun berikutnya, namanya kembali hadir di kelas 125 cc dan 250 cc. Dirinya berhasil mencatat hasil yang baik dengan raihan posisi ke 3 di kelas 125 cc dan posisi ke 8 di kelas 250 cc.

Pada tahun 2008, Shoya lebih fokus pada kejuaraan kelas 250 cc dengan hasil terbaik pringkat ke 2. Setalah keberhasilan ini, dirinya terus memfokuskan karirnya untuk tantangan yang lebih besar, yakni kejuaraan balap dunia.

Usai menyelesaikan pendidikannya di bangku SMA pada Maret 2009, Tomizawa direkrut oleh Tim Technomag CIP MotoGP 250. Di seri pembuka Moto2 Losail, Qatar, Shoya Tomizawa berhasil menjadi juara.

Tomizawa, menjadi pembalap Jepang ke dua yang tewas dalam laga balapan setelah Daijiro Kato.

Kato mengehembuskan nafas terakhirnya setelah kecelakaan saat balap dihadapan publiknya sendiri pada putaran keempat seri GP Jepang tahun 2003.

Drama memilukan terjadi saat motor RC211V yang dikendarai Kato, menabrak dinding pembatas lintasan dan hancur berkeping-keping di depan fansnya sendiri saat balapan baru saja dimulai pada 6 April 2003 silam. Ia sempat bertahan hidup dan dibawa ke rumah sakit dalam kondisi kritis dengan menggunakan helicopter. Namun setelah hampir dua minggu perawatan, nyawanya tak tertolong.

Naskah/Foto : Jay/MotoGP