Last Updated on June 4, 2010 by
Jika melihat langsung sosok gadis mungil bernama lengkap Maya Anggraini ini, mungkin dalam benak Bro en Sis tak akan terlintas kalau si mungil ini lebih suka naik motor sport ketimbang naik motor bebek atau skuter.
Kendati tinggi tubuhnya hanya sekitar 162 cm, tapi dirinya justeru lebih merasa nyaman dan bangga kalau berada diatas motor sport yang notabene manyoritas ditunggangi para bikers cowok.
Mungkin karena kegemerannya naik motor sport, PT Minerva Motor Indonesia selaku agen tunggal pemegang merek Minerva Sachs di Indonesia selalu menggunakan dirinya sebagi lady biker Minerva.
Saat peluncuran Minerva Sach R 150 VX, Maya dipercaya sebagai lady biker Minerva yang keluar dari backdrop kehadapan para tamu undangan dengan Minerva R 150 VX. Kini Maya kembali dipercaya sebagai lady biker dalam acara Megelli 250 Riding Performance Experience di Sirkuit Sentul Internasional Bogor, Jawa Barat.
Tak tanggung-tanggung, dirinya dipercaya untuk membawa Megelli 250R series di lintasan balap sirkuit Sentul dengan membonceng wartawan yang tinggi seta berat tubuhnya jauh diatas tinggi dan berat badannya.
“Dari kecil aku memang dibilang rada-dara badung, badung bukan berarti artian negative ya,†ungkap gadis kelahiran Jakarta 21 tahun silam ini.
“Aku lebih suka permainan atau hal yang lebih menantang, seperti bola, naik motor sport, sampai manjat pohon,†tambahnya sambil tertawa seraya mengenang kenakalannya saat masih duduk dibangku SMP.
Kendati sering terkena omelan dari orang tuanya karena selalu melakukan permainan yang dianggap berbahaya, tapi hal itu tidak membuatnya jera untuk mencoba hal-hal yang dilakukan cowok. Termasuk menunggangi motor sport.
“Rasaya keren dan gagah kalo naik motor sport, ada aura yang berbeda saat berada diatas motor sport,†papar Maya.
“Aku pernah bawa motor Kawasaki Ninja 150, Yamaha Scorpio, Megelli 250, Bajaj 200, Vespa, pokoknya banyak deh, mayoritas semuanya motor cowok,†tambah wanita berpostur tubuh mungil ini.
Sesungguhnya wanita yang menamakan dirinya sebagai Maya Bijou ini, acap kali memohon kepada orang tua nya agar dibelikan motor sport sejak duduk sibangku SMP. Pasalnya, dirinya memiliki impian sejak di bangku SMP untuk menjadi seorang pembalap motor wanita.
“Dari masih SMP aku minta dibeliin motor sport, bahkan pengen menjadi pembalap motor. Tapi gak boleh ama orang tua, katanya bahaya. Makanya sampai saat ini keinginan berprofesi sebagai pembalap motor wanita hanya menjadi hasrat terpandam saja,†ungkap gadis yang saat ini sedang mengidam-idamkan Yamaha V-Ixion.
Saat mengetahui dirinya ditugaskan untuk menjadi lady biker Minerva dan membawa Megelli 250R terbaru di sirkuit Sentul, tak disia-siakannya. Ya, karena keingininnya menjadi seorang pembalap motor wanita sesungguhnya tak mungkin tercapai karena larangan orang tua, kesempatan ini merupakan salah satu cara melampiaskan hasrat terpendamnya.
“Aku bawa Megelli 250 R terbaru ini hanya dua lap saja. Lap pertama aku riding sendiri dan lap kedua aku bawa wartawan di jok belakang,†papar gadis kelahiran Mei 1989 ini.
“Ini kesempatan banget, berhubung ada kesempatan berada dilintasan balap, manfaatin aja sebagai pelampiasan hasrat yang telah lama terpendam untuk menjadi seorang pembalap wanita. Keceptannya hanya berani sampai 115 km/jam aja, tapi saat membawa wartawan dibelakang, aku hanya sampe kecepatan 110 km/jam. Soalnya takut jatoh, nanti wartawanya sakit kalo sampai jatoh,†kilahnya sambil tertawa.
Jika melihat langsung, sosok gadis mungil bernama lengkap Maya Anggraini ini, mungkin dalam benak Bro en Sis tak akan terlintas kalau si mungil ini lebih suka naik motor sport ketimbang naik motor bebek atau skuter.
Kendati tinggi tubuhnya hanya sekitar 162 cm, tapi dirinya justeru lebih merasa nyaman dan bangga kalau berada diatas motor sport yang notabene manyoritas ditunggangi para bikers cowok.
Mungkin karena kegemerannya naik motor sport, PT Minerva Motor Indonesia selaku agen tunggal pemegang merek Minerva Sachs di Indonesia selalu menggunakan dirinya sebagi lady biker Minerva.
Saat peluncuran Minerva Sach R 150 VX, Maya dipercaya sebagai lady biker Minerva yang keluar dari backdrop kehadapan para tamu undangan dengan Minerva R 150 VX. Kini Maya kembali dipercaya sebagai lady biker dalam acara Megelli 250 Riding Performance Experience di Sirkuit Sentul Internasional Bogor, Jawa Barat.
Tak tanggung-tanggung, dirinya dipercaya untuk membawa Megelli 250R series di lintasan balap sirkuit Sentul dengan membonceng wartawan yang tinggi seta berat tubuhnya jauh diatas tinggi dan berat badannya.
“Dari kecil aku memang dibilang rada-dara badung, badung bukan berarti artian negative ya,†ungkap gadis kelahiran Jakarta 21 tahun silam ini.
“Aku lebih suka permainan atau hal yang lebih menantang, seperti bola, naik motor sport, sampai manjat pohon,†jelasnya sambil tertawa seraya mengenang kenakalannya saat masih duduk dibangku SMP.
Kendati sering terkena omelan dari orang tuanya karena selalu melakukan permainan yang dianggap berbahaya, tapi hal itu tidak membuatnya jera untuk mencoba hal-hal yang dilakukan cowok. Termasuk menunggangi motor sport.
“Rasaya keren dan gagah kalo naik motor sport, ada aura yang berbeda saat berada diatas motor sport,†papar Maya.
“Aku pernah bawa motor Kawasaki Ninja 150, Yamaha Scorpio, Megelli 250, Bajaj 200, Vespa, pokoknya banyak deh, mayoritas semuanya motor cowok,†tambah wanita berpostur tubuh mungil ini.
Sesungguhnya wanita yang menamakan dirinya sebagai Maya Bijou ini, acap kali memohon kepada orang tua nya agar dibelikan motor sport sejak duduk sibangku SMP. Pasalnya, dirinya memiliki impian sejak di bangku SMP untuk menjadi seorang pembalap motor wanita.
“Dari masih SMP aku minta dibeliin motor sport, bahkan pengen menjadi pembalap motor. Tapi gak boleh ama orang tua, katanya bahaya. Makanya sampai saat ini keinginan berprofesi sebagai pembalap motor wanita hanya menjadi hasrat terpandam saja,†ungkap gadis yang saat ini sedang mengidam-idamkan Yamaha V-Ixion.
Saat mengetahui dirinya ditugaskan untuk menjadi lady biker Minerva dan membawa Megelli 250R terbaru di sirkuit Sentul, tak disia-siakannya. Ya, karena keingininnya menjadi seorang pembalap motor wanita sesungguhnya tak mungkin tercapai karena larangan orang tua, kesempatan ini merupakan salah satu cara melampiaskan hasrat terpendamnya.
“Aku bawa Megelli 250 R terbaru ini hanya dua lap saja. Lap pertama aku riding sendiri dan lap kedua aku bawa wartawan di jok belakang,†papar gadis kelahiran Mei 1989 ini.
“Ini kesempatan banget, berhubung ada kesempatan berada dilintasan balap, manfaatin aja sebagai pelampiasan hasrat yang telah lama terpendam untuk menjadi seorang pembalap wanita. Keceptannya hanya berani sampai 115 km/jam aja, tapi saat membawa wartawan dibelakang, aku hanya sampe kecepatan 110 km/jam. Soalnya takut jatoh, nanti wartawanya sakit kalo sampai jatoh,†kilahnya sambil tertawa.
Hasrat Terpendam Maya BiJou
Jika melihat langsung, sosok gadis mungil bernama lengkap Maya Anggraini ini, mungkin dalam benak Bro en Sis tak akan terlintas kalau si mungil ini lebih suka naik motor sport ketimbang naik motor bebek atau skuter.
Kendati tinggi tubuhnya hanya sekitar 162 cm, tapi dirinya justeru lebih merasa nyaman dan bangga kalau berada diatas motor sport yang notabene manyoritas ditunggangi para bikers cowok.
Mungkin karena kegemerannya naik motor sport, PT Minerva Motor Indonesia selaku agen tunggal pemegang merek Minerva Sachs di Indonesia selalu menggunakan dirinya sebagi lady biker Minerva.
Saat peluncuran Minerva Sach R 150 VX, Maya dipercaya sebagai lady biker Minerva yang keluar dari backdrop kehadapan para tamu undangan dengan Minerva R 150 VX. Kini Maya kembali dipercaya sebagai lady biker dalam acara Megelli 250 Riding Performance Experience di Sirkuit Sentul Internasional Bogor, Jawa Barat.
Tak tanggung-tanggung, dirinya dipercaya untuk membawa Megelli 250R series di lintasan balap sirkuit Sentul dengan membonceng wartawan yang tinggi seta berat tubuhnya jauh diatas tinggi dan berat badannya.
“Dari kecil aku memang dibilang rada-dara badung, badung bukan berarti artian negative ya,†ungkap gadis kelahiran Jakarta 21 tahun silam ini.
“Aku lebih suka permainan atau hal yang lebih menantang, seperti bola, naik motor sport, sampai manjat pohon,†jelasnya sambil tertawa seraya mengenang kenakalannya saat masih duduk dibangku SMP.
Kendati sering terkena omelan dari orang tuanya karena selalu melakukan permainan yang dianggap berbahaya, tapi hal itu tidak membuatnya jera untuk mencoba hal-hal yang dilakukan cowok. Termasuk menunggangi motor sport.
“Rasaya keren dan gagah kalo naik motor sport, ada aura yang berbeda saat berada diatas motor sport,†papar Maya.
“Aku pernah bawa motor Kawasaki Ninja 150, Yamaha Scorpio, Megelli 250, Bajaj 200, Vespa, pokoknya banyak deh, mayoritas semuanya motor cowok,†tambah wanita berpostur tubuh mungil ini.
Sesungguhnya wanita yang menamakan dirinya sebagai Maya Bijou ini, acap kali memohon kepada orang tua nya agar dibelikan motor sport sejak duduk sibangku SMP. Pasalnya, dirinya memiliki impian sejak di bangku SMP untuk menjadi seorang pembalap motor wanita.
“Dari masih SMP aku minta dibeliin motor sport, bahkan pengen menjadi pembalap motor. Tapi gak boleh ama orang tua, katanya bahaya. Makanya sampai saat ini keinginan berprofesi sebagai pembalap motor wanita hanya menjadi hasrat terpandam saja,†ungkap gadis yang saat ini sedang mengidam-idamkan Yamaha V-Ixion.
Saat mengetahui dirinya ditugaskan untuk menjadi lady biker Minerva dan membawa Megelli 250R terbaru di sirkuit Sentul, tak disia-siakannya. Ya, karena keingininnya menjadi seorang pembalap motor wanita sesungguhnya tak mungkin tercapai karena larangan orang tua, kesempatan ini merupakan salah satu cara melampiaskan hasrat terpendamnya.
“Aku bawa Megelli 250 R terbaru ini hanya dua lap saja. Lap pertama aku riding sendiri dan lap kedua aku bawa wartawan di jok belakang,†papar gadis kelahiran Mei 1989 ini.
“Ini kesempatan banget, berhubung ada kesempatan berada dilintasan balap, manfaatin aja sebagai pelampiasan hasrat yang telah lama terpendam untuk menjadi seorang pembalap wanita. Keceptannya hanya berani sampai 115 km/jam aja, tapi saat membawa wartawan dibelakang, aku hanya sampe kecepatan 110 km/jam. Soalnya takut jatoh, nanti wartawanya sakit kalo sampai jatoh,†kilahnya sambil tertawa.