Sebelum dikenal kalangan bikers, bengkel yang satu ini lebih dikenal oleh kalangan pengguna mobil terutama para pecinta mobil keluaran Italia, Fiat.
Wajar, sejak berdiri pada 1968 silam, bengkel ini merupakan spesialis mengerjakan segala hal yang berhubungan dengan mobil Fiat. Mulai dari perbaikan mesin, perawatan hingga perbaikan bodi. Seiring berjalannya waktu, bengkel yang awalnya berlebel Sari Service ini mulai banyak begumul dengan mesin Volkswagen alias VW.
“Tahun 1968 namanya masih Sari Service dan lebih sering berurusan dengan mobil Fiat. Cakupannya service, perawatan mesin sampai perbaikan bodi,†papar Donny Permana sang penerus tahta kejayaan bengkel Sari Service.
Setelah 21 tahun berlalu, bengkel yang mulai menangani mobil-mobil keluaran Jerman, VW, mulai sering terjun di dunia drag race dan banyak merebut gelar.
“Sejak ikut drag race tahun 1989 kita sering menang. Cuma waktu itu kita belum punya nama tim atau bengkel yang dibawa saat balapan. Ditahun 90an, akhirnya nama Hantu Laut tercetus dari guyonan-guyonan saat main dipinggir pantai,†jelas Donny.
Sejak saat itu, nama hantu laut mulai melekat dan makin dikenal dikalangan para pecinta mobil VW.
Merasa butuh tantangan baru, Donny mulai melebarkan sayapnya dengan merambah dunia roda dua. Tepat tahun 2008, Hantu Laut mulai mengerjakan modifikasi motor dengan konsep low rider dan chop.
“Gw butuh tantangan baru buat maju, akhirnya tahun 2008 gw masuk ke dunia modifikasi motor tanpa meninggalkan pengerjaan mobil VW,†terang Donny.
“Umumnya gw bikin modifikasi low rider dan chop,†tambahnya.
Dibengkel yang benyak dipenuhi dengan bodi dan mesin mobil VW, Donny dan seluruh awak Hantu Laut bergumul dengan segala macam urusan bengkel dan modifikasi. Dibengkel ini pula beberapa hasil karya Hantu Laut terpajang, mulai dari motor chop hingga low rider matik.
“Untuk biaya, gw gak matok harga. Soalnya kebutuhan modifikasi gak bisa ditentukan di awal sebelum penggunaan partnya di tentukan,†terang nya.
“Pernah ada yang dateng ke gw cuma bawa duit Rp 15 juta dan minta bikinin motor low rider, padahal dia gak punya motor. Tapi tetep gw terima dan gw cariin bahannya, akhirnya gw bikinin dari Binter Merzy,†terang lelaki yang mengaku enggak lebih ganteng dari anak buahnya ini.
Kini Donny kembali mengembangkan karyanya dengan inovasi pengecetan pada bodi motor dan helm. Cat dengan balutan gliter yang dihasilkan bengkel ini terlihat seperti sebuah gambar yang terlapis oleh plastik, dan ada juga yang terlihat seperti gambar 3D. Saat terkena sinar matahari, grafinya makin terlihat nyata.
Untuk mendapat hasil maksimal, Donny mengaku mengulang pengecatan grafis yang sama hingga 10 kali. Menurutnya, pengulangan cat dan berlapis pernis ini akan membuat hasil cat lebih muncul dan hidup.
Biaya yang dipatok untuk pengecetan helm cukup bervariasi, karena disesuaikan dengan tingkat kesulitan dan bahannya. Biasanya konsumen harus membayar sekitar Rp 200 ribu hingga Rp 400 ribu. Sementara untuk motor, bisa mencapai Rp 800 ribu hingga Rp 2 juta.
Penulis/Foto : Jay
Hantu Laut
Jl. H. Nawi Raya Gg H. Zeni No. 78
Jakarta Selatan
08181818078
GilaMotor, JAKARTA.- Sebelum dikenal kalangan bikers, bengkel yang satu ini lebih dikenal oleh kalangan pengguna mobil terutama para pecinta mobil keluaran Italia, Fiat.
Wajar, sejak berdiri pada 1968 silam, bengkel ini merupakan spesialis mengerjakan segala hal yang berhubungan dengan mobil Fiat. Mulai dari perbaikan mesin, perawatan hingga perbaikan bodi. Seiring berjalannya waktu, bengkel yang awalnya berlebel Sari Service ini mulai banyak begumul dengan mesin Volkswagen alias VW.
“Tahun 1968 namanya masih Sari Service dan lebih sering berurusan dengan mobil Fiat. Cakupannya service, perawatan mesin sampai perbaikan bodi,†papar Donny Permana sang penerus tahta kejayaan bengkel Sari Service.
Setelah 21 tahun berlalu, bengkel yang mulai menangani mobil-mobil keluaran Jerman, VW, mulai sering terjun di dunia drag race dan banyak merebut gelar.
“Sejak ikut drag race tahun 1989 kita sering menang. Cuma waktu itu kita belum punya nama tim atau bengkel yang dibawa saat balapan. Ditahun 90an, akhirnya nama Hantu Laut tercetus dari guyonan-guyonan saat main dipinggir pantai,†jelas Donny.
Sejak saat itu, nama hantu laut mulai melekat dan makin dikenal dikalangan para pecinta mobil VW.
Merasa butuh tantangan baru, Donny mulai melebarkan sayapnya dengan merambah dunia roda dua. Tepat tahun 2008, Hantu Laut mulai mengerjakan modifikasi motor dengan konsep low rider dan chop.
“Gw butuh tantangan baru buat maju, akhirnya tahun 2008 gw masuk ke dunia modifikasi motor tanpa meninggalkan pengerjaan mobil VW,†terang Donny.
“Umumnya gw bikin modifikasi low rider dan chop,†tambahnya.
Dibengkel yang benyak dipenuhi dengan bodi dan mesin mobil VW ini, Donny dan seluruh awak Hantu Laut bergumul dengan segala macam urusan bengkel dan modifikasi. Di bengkel ini pula beberapa hasil karya Hantu Laut terpajang, mulai dari motor chop hingga low rider matik.
“Untuk biaya, gw gak matok harga. Soalnya kebutuhan modifikasi gak bisa ditentukan di awal sebelum penggunaan partnya di tentukan,†terang nya.
“Pernah ada yang dateng ke gw cuma bawa duit Rp 15 juta dan minta bikinin motor low rider, padahal dia gak punya motor. Tapi tetep gw terima dan gw cariin bahannya, akhirnya gw bikinin dari Binter Merzy,†terang lelaki yang mengaku enggak lebih ganteng dari anak buahnya ini.
Kini Donny kembali mengembangkan karyanya dengan inovasi pengecetan pada bodi motor dan helm. Cat dengan balutan gliter yang dihasilkan bengkel ini terlihat seperti sebuah gambar yang terlapis oleh plastik, dan ada juga yang terlihat seperti gambar 3D. Saat terkena sinar matahari, grafinya makin terlihat nyata.
Untuk mendapat hasil maksimal, Donny mengaku mengulang pengecatan grafis yang sama hingga 10 kali. Menurutnya, pengulangan cat dan berlapis pernis ini akan membuat hasil cat lebih muncul dan hidup.
Biaya yang dipatok untuk pengecetan helm cukup bervariasi, karena disesuaikan dengan tingkat kesulitan dan bahannya. Biasanya konsumen harus membayar sekitar Rp 200 ribu hingga Rp 400 ribu. Sementara untuk motor, bisa mencapai Rp 800 ribu hingga Rp 2 juta.