Foto: Gilamotor
0
1958

Ganti Knalpot Racing Pada Motor Matik, Apa Sih Untungnya?

Last Updated on December 30, 2021 by Bang Gilmot

Motor matik banyak dipilih oleh sebagian besar masyarakat, baik di perkotaan maupun di pedesaan. Salah satu alasannya jelas karena kepraktisannya, karena tinggal putar gas dan tarik tuas rem saja.

Namun, sebagian orang ada yang merasa bahwa tampilan motor matik yang kondisinya masih standar kurang memuaskan. Sehingga, dilakukanlah modifikasi pada kendaraan tersebut.

Modifikasi yang paling mudah untuk dilakukan adalah mengganti knalpot standar dengan knalpot racing. Dengan mengganti komponen tersebut, tidak hanya tampilannya saja yang berubah, tapi performa pun diyakini juga mengalami peningkatan. Sehingga, banyak pemilik motor matik yang mengambil jalan pintas tersebut.

Foto: Gilamotor

Sebelum membahas lebih jauh mengenai keuntungan mengganti knalpot racing pada motor matik, perlu diketahui dulu perbedaan antara knalpot standar dengan knalpot racing.

Pada knalpot standar, terdapat catalytic converter. Fungsi komponen tersebut adalah untuk menyaring emisi gas buang dari mesin, sehingga emisi yang dikeluarkan lebih ramah lingkungan. Suara yang dihasilkan juga lebih senyap.

Dengan knalpot standar, tenaga mesin yang dihasilkan juga sesuai dengan spesifikasi motor. Sebab, dari pabrikan juga lebih mengutamakan efisiensi bahan bakar.

Foto: Gilamotor

Sedangkan pada knalpot racing, pada umumnya tidak memiliki catalytic converter. Meskipun, beberapa produsen knalpot aftermarket juga sudah ada yang knalpotnya berstandar Euro 4.

Lalu, apa untungnya menggunakan knalpot racing? Dengan menggunakan knalpot tersebut, tenaga yang dihasilkan mengalami peningkatan. Sebab, pipa gas buang ini didesain tanpa resistensi. Absennya komponen catalytic converter membuat aliran gas buang menjadi lancar. Selain itu, suara yang dihasilkan juga lebih garang.

Hal tersebut dihasilkan berkat tidak munculnya pressure back alias tekanan balik dari knalpot ke ruang mesin. Sebab, back pressure adalah faktor yang membuat performa mesin tertahan.

Tapi, bukan berarti penggunaan knalpot racing tidak memiliki kekurangan. Apalagi, jika mesin motor matik masih dalam kondisi standar. Seharusnya penggunaan knalpot racing harus diimbangi dengan ubahan pada sektor mesin juga.

Foto: Gilamotor

Untuk motor yang masih menggunakan karburator, bisa melakukan setting ulang  khususnya pada ukuran spuyer yang harus diubah menjadi lebih besar dari ukuran standar. Ini dilakukan agar pasokan bahan bakar ke ruang bakar di dalam mesin menjadi sesuai dengan kebutuhan.

Sementara pada sistem injeksi, bisa dengan melakukan pengaturan ECU. Tepatnya menaikkan skala CO dan HC untuk mengatur jumlah bahan bakar yang masuk. Untuk mengatur ECU, dibutuhkan diagnostic tool dan sebaiknya dilakukan di bengkel yang memiliki alat tersebut.

Jika pasokan bahan bakarnya tidak disesuaikan setelah mengganti knalpot racing, maka jangan heran timbul gejala “nembak-nembak” dari knalpot. Hal tersebut terjadi karena campuran bensin dan udara tidak ideal.

Selain itu, kekurangan lainnya adalah konsumsi bahan bakar jadi kurang efisien atau bahkan cenderung boros. Pembakaran yang terjadi juga bersifat kering karena jalur buang lebih plong sehingga mesin motor bisa saja ngelitik karena suhu panas.

Dalam kondisi tersebut, tingkat penguapan oli mesin atau cairan pendingin akan lebih tinggi. Kondisi ini juga meningkatkan risiko motor mengalami overheat atau bahkan jebol. Jika dibiarkan dalam waktu yang lama, komponen pada mesin motor akan lebih cepat mengalami keausan dan membuat celah klep menjadi lebih longgar.

Terakhir soal aturan lalu lintas, menggunakan knalpot racing dinilai oleh petugas kepolisian sebagai pelanggaran lalu lintas. Sehingga, penggunanya dapat dikenakan sanksi tilang.

Untuk itu, sebelum mengganti knalpot standar dengan knalpot racing, sebaiknya memahami dulu konsekuensinya dan urgensinya.