Last Updated on September 11, 2014 by
JAKARTA. Riding with prestige. Rasanya tak berlebihan jika memulai pembicaraan setelah mencoba mahluk dari PT Astra Honda Motor yang satu ini dengan kalimat tersebut. Beragam fitur unggulan yang belum ada di produk skuter lain di Indonesia, menjadikan Honda PCX sebagai produk terdepan dari jajaran motor Honda.
Ok, kita mulai saja membicarakan bagaimana rasanya berada diatas skuter 125 cc berharga Rp 32 juta ini.
Saat berada di jok PCX, kita akan dihadapkan dengan stang yang lumayan lebar namun nyaman karena posisinya yang mengacu pada segitiga kenyamanan. Selain itu, panel instrumen besar yang memberikan informasi lengkap akan terlihat dibagian kokpit skuter ini.
Sebelum electric starter di tekan, GilaMotor memilih mode pengendaraan dengan sistem idling stop, dimana sistem ini akan mematikan putaran mesin sementara saat motor berhenti atau jarum speedo meter menunjuk pada angka 0 (nol) km/jam selama 3 detik.
Saat tombol elektrik starter ditekan yang bersamaan dengan menarik tuas rem sebelah kiri, mesin langsung berputar. Yang mengejutkan, hampir tak ada suara komponen beradu dan hentakan saat pertama mesin motor berputar seperti suara yang keluar pada Honda Vario. Suara dan getaran mesin Honda PCX luar biasa halus.
Rahasianya adalah pengaplikasian sistem alternator starter yang sepenuhnya memanfaatkan medan magnet. Sehingga tak ada sentuhan atau gesekan komponen yang membuat mesin motor jadi terdengar berisik.
Perjalanan dimulai dari Bondies Cafe di Jl. Ampera Jakarta Selatan. Saat tuas gas dipuntir, mesinnya bekerja sangat responsif. Tanpa perlu memutar gas agar rpm bekerja lebih tinggi, mesin PCX sudah mempu membawa lari PCX yang bongsor. Untuk ukuran motor 125 cc, PCX memang terlihat bongsor dibanding skuter-skuter lain dikelas mesin 125 cc.
Dari Bondies Cafe, perjalanan menuju Pejaten berlanjut ke Jl. Antasari, TB. Simatupang dan kembali ke lokasi Start. Rutenya memang pendek, namun kontur jalan yang disugukan sangat beragam. Mulai dari trak lurus dengan lalulintas yang lancar, jalan menurun dan tanjakan hingga jalan macet khas Jakarta.
Luar biasa, itulah kesan pertama saat melaju bersama PCX. Dengan posisi duduk yang nyaman, pengendara sungguh di sugukan pengalaman berkendara ala skuter premium. Bejalan perlahan dibawah 5 km/jam, pengendara tak perlu direpotkan dengan pengaturan berat badan untuk mencari keseimbangan motor. Entah karena pengandara yang sudah terbiasa melaju di jalan macet, atau karena memang PCX yang mampu memberi kesimbangan lebih dengan balutan kenyamanan premium.
Saat laju melambat dan akhirnya berhenti, tanpa harus memutar kunci ke posisi off, mesin PCX berhenti dengan sendirinya. Saat akan kembali berjalan, pengendara tak lagi direpotkan dengan menekan starter elektriknya. Karena hanya dengan sedikit putaran tuas gas, mesin langsung menyala dan berjalan sesuai yang kita inginkan.
Sistem ini bekerja karena peranan penting otak komputer bernama ECM. Saat motor berhenti dimana Idling Stop System akan bekerja, ECM akan menerima sinyal dari setiap sensor yang ada pada alternator starter, berdasarkan sinyal yang ada, ECM akan memproses data-data yang diperlukan untuk mengaktifkan Idling Stop System. Dan saat Throttle dibuka, ECM akan memberikan perintah kepada alternator atau starter untuk menghidupkan mesin.
Dengan sistem ini, mesin hanya bekerja pada saat dubutuhkan saja. Sementara saat berhenti, fungsinya akan dihentikan yang mampu menghindari pemakaian bensin yang mubazir dan konsumsi bahan bakarnya dapat ditekan hingga 3.7 km/liter.
Menang dalam first ride kali ini tak melakukan penghitungan konsumsi BBMnya, namun Honda mengklaim bahwa konsumsi bbm nya dengan menggunakan Idling Stop System, mampu menempuh jarak sejauh 51.5 km/liter.
Melewati himpitan mobil dikemacetan, PCX tak hanya memberikan kenyamanan tapi juga memberikan kebanggaan saat mengendarainya. Disainnya yang trendi dengan fitur-fitur berkelas, membuat PCX jadi pusat perhatian.
Ditrek lurus yang lengang, melaju diatas 90 km/jam PCX mampu memberikan kenikmatan tersendiri. Kekuatan mesin berbalut kemewahan membuat dirinya layak menyandang julukan sebagai skuter premium. Pengendeliannya sangat nyaman dan stabilitas handlingnya sangat tinggi.
Dengan mesin berkapasitas 124.9 cc 4 langkah DOHC dengan sistem pembakaran injeksi (PGMFI), skuter ini diklaim Honda mampu memuntahkan tenaga hingga 11.7 PS pada 8.500 rpm. Sementara torsinya mampu menembus angka 1.19 kgf.m pada 6.000 rpm.
Ya. Dengan bodi yang bongsor, mesinnya mampu membawa PCX melaju tanpa hambatan. Tenaganya terus mengisi baik diputaran rendah, tengah sampai atas. Bahkan melahap jalan menanjak, PCX dengan mudahnya melaju tanpa harus membuka throttle lebih besar. Dengan santainya PCX melewati jalan menanjak saat akan memasuki Jl. Antasari.
Selain firtur-fitur terdepan pada mesin, PCX juga dibekali fitur sistem anti maling. Sistem ini akan bekerja saat motor bergerak atau digerakan dengan paksa dari posisinya. Saat fitur ini bekerja, Alaremnya akan berbunyi sesuai besaran tau banyaknya geseran yang terjadi. Makin besar sensor membaca drajat pergerakan yang terjadi, makin lama pula alarem akan berbunyi.
fitur ini dapat diaktifkan dan dimatikan dengan sebuah remot seperti yang banyak diterapkan pada mobil.
Yang sedikit mengganggu hanya ada pada tombol klakson dan lampu sain. Karena posisinya yang berpindah atau berbeda dari motor-motor Honda terdahulu. Pada PCX, posisi tuas lampu sein berada dibawah, sementara untuk klakson berada diatasnya, hal ini seringkali membuat pengendara melakukan kekeliruan antara klakson dan sein.
Namun  kesalahan ini diakibatkan karena belum terbiasa saja. Setelah seharian bersama PCX, pasti akan terbiasa dan mengenal PCX lebih dalam.
Photo : Bennythegreat & Arantan