Last Updated on February 7, 2014 by
GILAMOTOR.com – Fino Owner Indonesia (FOI) kembali melantik anggota barunya pada 1-2 Februari kemarin. “FOI melaksanakan Makrab dan Pelantikan Anggota FOI 2014 di vila Karang Hawu, Pelabuhan Ratu, Sukabumi,†kata Nunu Patih Nusantara FOI.
Para pecinta Fino itu meluncur dari lokasi kopdar di Senayan dengan membagi 5 grup. Setiap kelompok terdiri dari 5 Fino di dalamnya. “Yang pasti kami menuntut pembelajaran bagi setiap anggota untuk bisa memimpin dan bekerja sama sebagai tim dalam hal touring,†kata Nunu lagi.
Dalam rombongan ini terdapat 2 orang anggota FOI Palembang, dan salah satunya adalah wanita. “Kami sengaja meluangkan waktu datang dari Palembang untuk menghadiri acara ini, walaupun lelah tapi semangat kami untuk bertemu anggota FOI lainnya sangat besar,†papar Ami, rider wanita dari FOI Palembang.
Mereka menempuh perjalanan melalui jalur Cikidang pada jam 5 pagi. Jalur Cikidang merupakan sebuah jalan pintas menuju Pelabuhan Ratu dengan trek yang cukup menarik. “Karena cuaca masih gelap salah satu anggota pun harus terhenti karena masuk lobang dan membuat bannya pecah. Ditemani beberapa anggota lainnya kami pun harus mengganti ban dulu ditengah kabut. Setelah beres mengganti ban, kami pun melanjutkan perjalanan, dan musibah menimpa salah satu anggota lagi. Kali ini Peter menjadi korban licin nya jalanan Cikidang, beruntung hanya cedera ringan yang dialaminya,†cerita Nunu.
Nunu kembali bercerita kalau jalan menuju pulang juga tak kalah seru dimana 5 grup itu menjadi satu dan membuat barisan fashionable matik itu mengular melintasi jalur Pelabuhan Ratu. “Musibah kembali menimpa salah satu anggota, CDI Yamaha Fino yang dikendarai bro Riki tiba-tiba mati. Setelah diusut, ternyata kesalahan pada modifikasi kabel HID yang membuat pengapian menjadi mati.â€
Sebanyak 40 Finoers turut meramaikan acara itu. Termasuk di dalamnya anggota dari berbagai wilayah seperti, Bandung, Cirebon, Sukabumi, dan juga Palembang.
“Bersama dengan turing dan pelantikan ini kami menanamkan pesan-pesan moral kepada para anggota, karena banyak sekali nilai-nilai luhur bangsa ini yang hilang dan kadang miris. Dalam berlalulintas contohnya, itu jadi cermin budaya bangsa, di antaranya sikap positif, jujur, saling menghormati dan tanggung jawab, nilai lainnya yang tak kalah penting nya adalah kebanggan akan identitas sosial kelompok,†kata Achobule Dewan Syuro FOI.
“Tetapi bukan berarti ketika kita berbeda identitas dengan kelompok lain kita harus menentangnya. Kita harus saling menghormati, respect, dan menghargai. Biarlah perbedaan ini menjadi warna tersendiri untuk sebuah keragaman yang akan membuatnya menjadi unik, setidaknya setiap anggota memiliki sikap atau attitude menjadi riders yang baik dan cerdas untuk dirinya sendiri,†tegas lelaki bertubuh gempal dengan rambut yang tak lagi bule itu.