Last Updated on September 24, 2014 by
“Udah banyak orang yang nawar, tapi gak akan pernah di jual nih motor,†papar Fakhri Helmy yang sejak empat tahun silam tak pernah lepas dari si Biru sapaan Vespa tersayangnya.
Kendati usia Vespanya dibilang sudah uzur, namun kecintaan dirinya pada Vespa yang selalu setia menemani dirinya kemanapun ia pergi makin mendalam. Hingga tak terbesit sedikitpun untuk menjual si Biru kepada orang lain. Wajarlah, karena sejarah kebersamaan si Biru bersama dirinya dan keluarga sudah sangat banyak.
“Gw suka banget karena gw tau ini akan menjadi barang klasik yang tak ternilai. Bukan dinilai dari uang, tapi sejarah yang terkandung dalam Vespa gw. Saat itu bokap gw beli Vespa tahun 72 bukan tanpa alasan, tahun itu dipilih karena sebagai tanda pertama kali bokap gw menginjakkan kakinya di Jakarta tahun 1972,†paparnya.
Karena itulah Fakhri bertekad akan menjaga dan merawat si Biru semampunya dan dalam waktu dekat dirinya akan memperbaiki bodi-bodinya yang mulai mengarat dan pengok karena tertabrak. Bahkan tawaran orang untuk menukar guling si Biru dengan Yamaha Jupiter Z keluaran 2008 ditolaknya mentah-mentah. Padahal usia Yamaha Jupiter tersebut baru satu tahun pakai.
“Pernah ada yang maksa nuker guling Vespa gw sama Jupi Z tahun 2008, padahal Jupi Z nya baru dibeli setahun, tapi tetep gw ogah. Yang nawar datengnya bukan cuma ke gw, tapi banyak juga yang datang ke bokap gw,†papar lelaki kelahiran 1985 ini.
Lelaki yang berdomosili di Jl. Kesatrian, Matraman, Jakarta Timur dan berprofesi sebagai programmer di sebuah perusahaan konsultan Internet Marketing ini, mengaku banyak cerita menarik saat bersama si Biru, terutama saat dirinya melaju bersama si Biru dan sang pujaan hatinya.
“Namanya juga motor udah berumur, saat gw lagi enak-enaknya jalan sama yayang, tiba-tiba tali koplingnya putus, terpaksa dia gw suruh naik angkot aja. Tapi biar begitu, pacar gw bilang justeru dia lebih kangen sama si Biru ketimbang gw,†pungkasnya sambil tertawa.