Last Updated on November 6, 2012 by
GILAMOTOR.com. – Professionalisme, mental dan sikap dari beberapa pebalap muda Indonesia dinilai beberapa kalangan masih kurang. Terlalu cepat puas dan merasa dirinya hebat adalah salah satu dari sekian banyak sifat negatif yang ada pada diri pebalap muda Indonesia.
Edy Saputra, Manager Tim ASH Motorsport mengakui hal itu. Dalam perbincangan singkat mengenai karakter pebalap muda Indonesia beberapa waktu lalu di Sirkuit Gokart Sentul, dia mengatakan bahwa mental dan sikap yang kurang professional justeru membawa karir pebalap muda Indonesia pada keterpurukan.
“Tak perlu saya sebutkan namanya, ada pebalap muda Indonesia yang merasa cepat puas, berlagak seperti artis dan terlalu berorientasi pada uang,†ucapnya.
Bahkan menurut Edy, gaji yang besar di usianya yang masih muda tak jarang membuat pebalap muda Indonesia menjadi malas berlatih, susah diatur dan senang dengan kehidupan malam. Padahal, tambah Edy, di usianya yang masih muda dengan perjalanan karir yang masih sangat panjang dan terbuka, mereka harusnya fokus pada karir dan berlatih lebih keras.
Sebagai mantan pebalap di era 90-an, Fachrul Didu ayah dari pebalap cilik berusia 9 tahun, Agung Didu, juga mengungkapkan kekhawatiran dan keprihatinannya pada kondisi itu. Untuk menghindari hal itu pada anaknya, Fachrul dan Isteri berusaha keras menanamkan sikap professionalisme dalam diri Agung Didu.
“Saya selalu menekankan pada Agung agar selalu dekat dengan Allah, sholat lima waktu jangan ditinggal. Karena kedekatan diri dengan Allah membuat kita selalu rendah diri dan menghindari sikap sombong dan cepat puas,†tutur Hj. Andika, Ibunda Agung Didu.
“Saya selalu bilang ke Agung, dengan sholat kita akan selalu merasa bersyukur dan sadar bahwa kita bukan apa-apa. Saya juga tekankan ke Agung, agar buang jauh-jauh rasa cepat puas atas hasil yang diraihnya saat ini.â€
“Kalau masih di kancah nasional dan masih balapan motor bebek, Agung belum ada apa-apanya, jadi buang sikap sombong dan selalu rendah diri,†tutur Hj Andika seraya mencontohkan nasihat yang diberikan kepada calon bintang pebalap Indonesia, Agung Didu.
Senada dengan sang Isteri, Fachrul Didu juga menanamkan hal yang sama pada jiwa sang buah hati. Dukungan penuh pada sang anak juga tak henti diberikan mantan pebalap era 90-an ini.
“Kebetulan balap itu adalah keinginannya jadi saya harus mendukungnya. Masalah sikap, itu sangat penting ditanamkan pada jiwanya (Agung Didu) agar dia tumbuh dan berkembang menjadi pebalap professional,†ucap Fachrul.
Menutur Fachrul, Agung Didu sesungguhnya punya watak yang keras. Tapi semenjak Agung terjun ke dunia balap yang memang menjadi keinginannya, seperti ada perjanjian tak tertulis antara Agung Didu dan orang tuanya.
Orang tuanya akan terus mendukung karir dan keinginannya untuk terus membalap, asal Agung menuruti dan menjalankan nasihat kedua orang tuanya.
“Agung itu punya watak yang keras, jadi sebelum dia ikut balapan agak sulit untuk mengaturnya. Syukurnya, dengan membalap dia jadi mudah diatur dan dinasihati karena balap adalah keinginannya sehingga dia memegang komitmennya,†terang Fachrul.
Penulis: @Jayadi72 | Teks Editor: @Jayadi72 | Foto: @Jayadi72