8
2381

Dwi Ajeng : Sering Ditubruk Dari Belakang

Last Updated on December 6, 2011 by

GILAMOTOR.com, Surabaya. – Tak bisa dipungkiri, sepeda motor kini menjadi alat transportasi paling diminati. Selain penggunaannya yang simple, fungsional dan hemat biaya, waktu tempuh yang cepat juga menjadi salah satu faktor larisnya kendaraan roda dua ini.

Tak terkecuali bagi gadis berusia 21 tahun ini. Sebagai mahasiswi di sebuah perguruan tinggi swasta di Surabaya dengan segudang pekerjaan sebagai Sales Promotion Girl (SPG) event, membuat mobilitasnya yang terbilang tinggi membutuhkan sarana transportasi yang mampu mengantarnya tepat waktu dari satu lokasi ke lokasi lain.

“Kalau naik motor tuh lebih cepat, nyaman dan gak terlalu khawatir sama jalan raya di Surabaya yang sering macet,” terang gadis bernama lengkap Dwi Ajeng Ari Wibawanti.

Gadis kelahiran Samarinda 7 Maret 1990 ini mengaku sudah empat tahun menggunakan motor sebagai alat transportasi utamanya dalam beraktivitas. Dan selama empat tahun itu pula segudang pengalaman naik motor didapatnya.

“Macem-macem yah suka dukanya. Diserempet sama cowok, digangguin sama pengendara cowok gak jelas juga pernah. Dan yang lebih sering ditubruk dari belakang,” terang anak bungsu dari dua bersaudara ini.

“Di Surabaya tuh banyak oknum bikers yang ugal-ugalan dan kasar. Pernah beberapa kali aku ditubruk dari belakang di lampu merah. Padahal posisi ku sudah berhenti dan sedang menunggu lampu hijau menyala, tiba-tiba dari belakang nubruk aku “gubraakk..” untungnya aku gak apa-apa cuma sedikit memar dan biru-biru,” cerita mahasiswi smester 7 fakultas ekonomi ini.

Namun demikian, pengalaman buruk itu tak membuatnya kapok untuk naik motor. Menurutnya, saat ini motor masih menjadi pilihan utama untuk mengantarnya beraktivitas.

“Aku harap para pengendara motor di Surabaya bisa lebih tertib dan taat peraturan lalu-lintas, tidak ugal-ugalan saat bawa motor dan lebih menghargai pengguna jalan lain. Memang tidak semua pengendara motor itu buruk, tapi karena oknum itu jadi orang-orang menilai semua bikers itu buruk,” tukasnya.

“Kalau aku sih selalu tertib lalu lintas doong dan selalu pakai perlengkapan berkendara. Walau kadang suka ngebut juga sih, sampai 80 km/jam. Tapi itu saat jalan kosong lohh,” katanya sambil tertawa.

Sehari-hari, gadis yang baru enam tahun di Surabaya ini mengendarai 3 jenis motor berbeda, Yamaha Mio, Vega, dan Suzuki Satria FU. “Tapi yang lebih sering aku pakai Mio. Kalau Vega dan Satria kadang-kadang saja,” tandasnya.

Penulis | Foto : @Jayadi72