0
4712

Dragbike Corsa D2 Seri 4, KTM Jadi Bintang

Last Updated on November 19, 2012 by

GILAMOTOR.com. – Di bawah guyuran hujan deras, sebanyak 341 starter menggeber kuda besi di seri ke -4 Dragbike D2 di sirkuit Sentul (17-18/12).

OMR Series Corsa kini mendekati final, “Ada 11 kelas untuk dragbike, kelas bergengsi FFA campuran 4 tak mendapatkan hadiah Yamaha Vega” jelas Martinus Dwiyanto-Brand Activation Corsa Motorcycle.

Dalam helatan ini, peserta diwajibkan menggunakan ban Corsa tipe DO1. Ada dua ukuran yang digunakan dalam balapan ini, yakni 50/90×17 dan 60/80×17.

Hujan deras yang tak henti-hentinya mengguyur aspal Sentul, membuat heat-2 tidak bisa dilanjutkan, “Cuma dihitung heat 1, kondisi hujan yang nggak menentu membuat balapan tak bisa dilanjutkan,” ujar Arif Budiato pimpinan lomba RC Sentul.

Kondisi ini jelas memberi keuntungan bagi para riders yang di haet-1 berhasil menoreh hasil sempurna dan memastikan diri sebagai juara. Seperti pada kelas bergengsi FFA 4 tak 250 cc. Tim Abirawa menempatkan 3 dragster ke podium 1 sampai 3 yaitu Taufik, Amir dan Petruk.

“Jika hitungan poin 4 seri, si Petruk yang memegang juara umum,” seru Randy bos tim Abirawa.

Keberhasilan dari tim Abirawa ini hasil setting sempurna KTM 250 cc SE yang jadi jagoan mereka. Tren motor dragbike sepertinya kini bergeser ke arah motor Eropa, KTM jadi tren anyar.

“Setting KTM tidaklah sulit, cuma porting dan pasang piston kompresi tinggi, itu sudah cukup,” tambah Agustinus Petruk sang dragster tim Abirawa.

Doi mampu tembus 7,4 detik dengan KTM oprekan sang mekanik Fathurohman. Oprekan KTM lebih murah, cuma Rp 77 juta dan perawatan mudah dibandingkan non KTM macam Dash atau Ninja yang bisa mencapai Rp 90 juta.

“KTM tuh enak, komponennya awet. Buat beberapa drag masih tahan banting,” tambah Petruk lagi.

Lebih jauh Petruk menjelaskan, kalau riset motor Jepang butuh waktu dan biaya gede, biarpun ada mesin SE macam Yamaha YZ atau Honda CR tapi tetap ada yang jebol mulai rasio atau piston. Kalau KTM cuma dioprek ganti piston Wiseco 76 mm kompresi tinggi, porting polish ulang dan ganti knalpot Akropovic, hasilnya jauh lebih baik.

“Sebenarnya pionir bukan kita, tim Angker dan Kolor Ijo sudah pertama,” kata Randy. Jadi basic SE si KTM harus down grade menjadi sport draglook, pelek diganti Takasago 120×17 dan 215×17 dikombinasikan sok YSS.

Itu versi 4 taknya yang mampu tembus 7,3-7,4 detik, beda lagi dengan KTM versi 2 tak yang juga dari tim Abirawa. KTM 2 tak nya mampu tembus 6.940 detik di 201 m dan mampu mendekati torehan Eko Khodox.

“Bisa dibayangin jika nih KTM diriset lagi, so pasti lebih kenceng,” tambah Petruk lagi.

Persaingan ketat ditunjukkan para dragster. Bahkan ada tiga dragsters yang dapat dua kemenangan seperti Bowo Samsonet yang mampu merebut dua kelas di Sport Tune Up 155 cc dan Bebek Tune Up 2 Tak 125 cc.

Berikutnya Dwi Batank dari Jateng naik di kelas Bebek Tune Up 2 Tak 125 cc dan FFA 250 cc Non Matic. Dan terakhir nama Imam Ceper dari Jabar merebut dua kemenangan di kelas Bebek 4 Tak 200 cc dan Matic Tune Up 200 cc.

Waktu tercepat dicapai Dani Tilil dari DKI dengan 7,165 yang ngebut dengan Yamaha Mio di kelas Matic FFA.