Last Updated on February 25, 2016 by
GILAMOTOR.com -Â Tak mudah bagi Dimas Ekky Pratama menapaki karir balapnya hingga ke tingkat internasional seperti saat ini.
Pebalap kelahiran 26 Oktober 1992 itu mulai mengikuti kejuaraan balap setingkat kota Depok pada tahun 2005. Bermodal motor bebek 2 tak, ia mulai mengejar takdirnya menjadi pebalap profesional. Dalam pikirnya, kalau hanya balapan bareng teman-teman sepermainannya di kota Depok, akan berat dan bahkan tak mungkin bisa berlaga di balapan dunia seperti MotoGP.
Berkat dukungan dari orang tuanya, di tahun 2009 Ekky mulai terjun ke kejuaran balap nasional kelas 600cc. Dan itu jadi langkah awal karirnya di level balap yang lebih tinggi.
“Dulu main 600cc dibiayai orang tua. Pas dilirik tim pabrikan saya dapat tantangan balapan di Asia. Itu seperti mimpi. Biasanya saya cuma sebagai pebalap wild card di Sentul, tapi saat itu saya main [balapan] full di Asia. Rasanya luar biasa sekali,” cerita Ekky.
Tahun 2012 Ekky diganjar rookie of the year di kejuaraan Asia Road Racing Championship dan mengunci posisi runner up di kejuaraan 600 National Champions. Berjalan waktu, prestasi demi prestasi terus diukirnya.
Dan pada 2013, produsen motor besar Astra Honda Motor meminangnya dan Ekky pun bergabung di Astra Honda Racing Team. Seiring prestasi yang diukirnya, tantangan untuk balapan ke level lebih tinggi pun datang.
Tahun ini Ekky akan kembali berlaga di Asia Road Racing Championship SS600. Dan untuk kali kedua Ekky akan berlaga di CEV Moto2 Spanyol.
Targetnya bisa menjadi pebalap MotoGP harus dibayarnya dengan prestasi. Tahun ini pun ia menargetkan bisa menjadi juara di Asia. “Target saya di 2016 jadi juara di Asia. Memang tak gampang sih, tapi dari sekarang saya terus latihan fisik dan mental,” cetus Ekky.
“Beruntung banget Astra Honda mendukung penuh, dan saya nggak mau nyia-nyiain,” tegas Ekky.
Bersama Honda, Ekky menurutkan, pintu ke level balapan lebih tinggi sangat terbuka. Karena itu di tahun ini dia harus menyabet gelar juara di kejuaraan yang diikutinya.
“Saya menang, pintu kebuka,” ucapnya yakin. “Saya bisa juara di Asia atau CEV, pintu terbuka untuk ke level yang lebih tinggi [Moto3, Moto2 dan MotoGP].”
Ekky mencontohkan saat ia terjun ke kejuaran Suzuka 4 Hours Endurance Race 2013. Saat itu ia dan rekan satu timnya Iswandi Muiz sukses mengibarkan bendera Merah Putih di podium tertinggi Suzka 4 Hours. Sukses di 4 Hours Ekky mendapat tantangan terjun ke Suzuka 8 Hours.
“Di Suzuka 8 Hours Endurance Race saya bisa mencapai target, saya pun dikasih balapan ke CEV,” cerita Ekky.
Dan Ekky pun menegaskan, peluang untuk ke MotoGP bersama Honda sangat terbuka. “Bisa. Asal saya terus berprestasi, balapan ke MotoGP saya yakin bisa,” pungkasnya.