Last Updated on September 17, 2016 by Bang Gilmot
Masih ingat dengan ekspedisi Susur Pantai Etape 1 sekitar 3 bulan yang lalu? Nah, berikut ini adalah kisah kelanjutannya. 10 September silam Fatimah Subadiyo kembali melanjutkan Etape ke-2. Di Susur Pantai Etape 2 ini cewek yang akrab disapa Fatim ini tidak sendirian Gilmoters. Bersama Iqbal, rekan motoristnya yang berdomisili di Selatan Jakarta, mereka meneruskan misi Susur Pantai ke daerah Banten. Proses persiapannya sendiri sudah berlangsung sejak 1 bulan sebelumnya.
Alasan utamanya adalah untuk mengeksplor lebih dalam ragam pantai di Banten.
“Gue sama Iqbal sudah janjian di Shell Padjadjaran, Bogor jam 06.00 pagi biar nggak kena macet di Batu Tulis. Kita lewat Cikidang biar makin asyik perjalanannya,” ungkap Fatim
Akhirnya sekitar jam 11.45 siang tim Susur Pantai Etape 2 sampai di Pantai Cibareno. Walau tidak direncanakan, namun pesona pantai ini memikat tim Susur Pantai Etape 2.
“Tim sih sebenernya mau langsung ke Soewarna. Tapi ada gapura Pantai Cibareno yang kebetulan kita enggak pernah tau. Jadi sekalian lewat,” tutur Iqbal.
Akses ke Pantai Cibareno menurut tim Susur Pantai untuk sekelas Objek Wisata masih memprihatinkan. Pasalnya akses menuju ke sana masih didominasi oleh gravel dan turunan yang curam. Walau demikian, hal tersebut tidak menjad kendala bagi tim untuk mengeksplor Pantai yang mulai dibuka tahun 2013 silam ini.
“Cibareno sendiri menurut gue pantai yang asik, dengan medan makadam, turunan curam dan tanjakan, motor gue dan motor Iqbal bisa ngelewatinnya. Tapi memang sebelumnya kita masing-masing dari rumah sudah ganti oli dulu pakai Evalube. Scorpio gue pakai Runner X dan D-Trackernya Iqbal pake Evalube 4T Pro. Motor kita masih asik buat ditarik-tarik gasnya,” tambah Fatim.
Baru sekitar jam 01.00 siang tim tiba di Pantai Soewarna. Siapa sih yang enggak kenal sama pantai berpasir putih di Banten ini? Sayangnya, tim sampai di Soewarna saat matahari sedang terik, Gilmoters. Jadi hawanya panas banget.
“Di Soewarna panas karena pas sampai di situ siang tepat siang hari. Dan mataharinya lagi galak,” candanya.
Di jalan antara Pantai Soewarna – Pulau Manuk, Fatim sempat terjatuh dan menyebabkan suara aneh di motornya. Dan tim memutuskan untuk istirahat di Pulau Manuk.
“Gue jatuh di jalan yang kanan kirinya hutan Gunung Kembang. Lagi markir motor terus pas gue mau turun motornya ikutan nyangkut. Gue sih enggak apa-apa. Cuma motor gue jadi aneh suaranya pasca jatuh,” lanjut Fatim
Dengan kondisi yang sempet shock karena jatuh, tim memutuskan untuk istirahat sejenak di Pulau Manuk. Disebut Pulau Manuk karena ada satu pulau kecil yang letaknya terpisah dari daratan. Konon, dulu pulau ini berbentuk seperti manuk dan kini, pada waktu-waktu tertentu dihuni ratusan burung (dalam bahasa Sunda disebut Manuk).
Di Pulau Manuk ini juga dapat kita jumpai habitat monyet dengan jumlah yang cukup banyak, bisa jadi hal ini dapat terjadi karena letaknya sangat dekat dengan Hutan Gunung Kembang. Pulau Manuk ini menyimpan sejarah kelam jaman kejam Romusha. Kuburan Romusha yang hanyalah tanah kosong di sela-sela semak Pulo Manuk.
Setelah dirasa cukup, tim Susur Pantai Etape 2 melanjutkan perjalanan menuju Sumur untuk bermalam di Sunda Jaya Homestay. Rute hari pertama tim Susur Pantai Etape2 adalah SPBU Shell Padjadjaran Bogor – Batu Tulis – Cijeruk – Cigombong – Cibadak – Cikidang – Pel. Ratu – Cibareno – Soewarna – Pulo Manuk – Malingping – Sumur – Sunda Jaya Homestay.