Last Updated on May 29, 2012 by
GILAMOTOR.com. – Dengan tag line “High quality in speed and style†Bimo Hendrawan membawa gerai Harley Davidson Custom miliknya dengan kepercayaan klien.
Bimo Kustom Bike dikenal detail dalam tiap garapannya. Bahkan prestasi dalam negeri sampai International telah dicicipi. Event berkelas seperti AMD (American Motorcycle Dealer) 2006 Malaysia telah dicoba bersama rekan-rekan modifikator yang tergabung dalam Indoensia Team seperti Iman Monocrome, Lulut Retro Cycle dan Veroland Kickasschopper dan mampu menyabet juara ke-3.
Banyak ilmu dan pengalaman yang didapat saat menyambangi gelaran International buat Bimo, salah satu masterpiece “De Javu†Classic Bike berbasis mesin V-Twin R&R Hyperformance 1.390 cc 2 cam style Engine Billet.
Di luar kesibukannya sebagai customizer H-D, ada beberapa hal telah dicoba, “Dulu pernah doyan main jet ski pada kurun tahun 1994 sampai 1996. Bahkan sampai mendalami seluk beluk mesin jet ski dan sempat oprek sendiri, tapi sekarang tidak lagi. Cuma kalo ada teman minta bantuan, kita pasti terima, tapi tetap utamain Bimo Kustom Bike,†terang pemilik nama Bimo Hendrawan ini.
Selain itu, 3 tahun belakangan ini doi lagi hobi berburu dan main trail adventure bersama teman-teman sejawat untuk melepas penat pekerjaan utama.
“Kalau berburu hanya sampingan karena tidak mengantongi izin lisensi to kill dari Perbakin, khusus Trail Adventure sempat pakai modal sendiri. KTM seri 400XCF jadi senjata untuk mengarungi lebatnya hutan belantara. Gue bergabung dengan XTREME (Xpedisi Trail Mania), terjauh main di area Danau Toba sampai perlu nyebrang sungai segala. Ini bisa dilakukan 3 kali setahun.â€
Di tahun 2011 lalu, Bimo mengatakan perkembangan H-D custome makin menggila karena banyak bermunculan modikator baru dan ada kejenuhan terhadap genuine part HD. Kebosanan muncul ketika pemain-pemain menengah sering plug and play komponen HD, sekarang mereka mulai berburu part custom atau menciptakan baru.
“Dulu gue juga main jiplak aja tapi sekarang mencoba custom sendiri mulai rangka sampai tangki sepatbor. Sebelum tahun 2005 waktu buka gerai di Antasari ini, acuan luar negeri mulai dari Arlenn Ness sampai Marcus Walz. Sempat memboyong rangka milik Walz seharga 250 juta tapi gue pikir-pikir jika kita bikin sendiri harga nnggak mungkin segitu,†akunya.
“Akhirnya aku coba dan berhasil dengan kualitas Bimo Kustom Bike. Industri HD Indonesia semakin berkembang dan bisa dijadikan sandaran hidup.â€
“ Di tahun 2012 ini, liran custom H-D masih kea rah chopper skandinavia bergaya crasher. Selain itu model chopper pro street condong ke drag style dengan stang lurus lempeng dan ban belakang bobber. Asesoris after market H-D seperti screaming eagle masih diburu,†tambahnya.
Bicara masalah perkembangan H-D dan modifikasinya di Indonesia, pria kelahiran Medan, 4 Juni 1976 ini menganggap kalau Indonesia masih kalah saing dengan Negara Eropa, Amerika bahkan Asia khususnya Jepang. Menurutnya, hal ini dikarenakan orang Indonesia masih import minded.
“Kita bangsa Indonesia masih kalah dengan Eropa dan Amerika apalagi Asia terutama Jepang. Indoensia masih menjadi market share Harley Davidson. Ini dikarenakan orang kita sendiri masih import minded dan belum ada yang mencoba custom sendiri, biar pun ada segelintir,†terangnya.
Lebih lanjut Bimo menjelaskan, tingkat Asia di Jepang sudah mengeluarkan trend Jap Style yang juga dianut Indonesia. “Kita sendiri belum bisa menghasilkan trend sendiri yang dikenal sebagai ciri khas Indonesia. Jepang jadi trend leader, Indonesia masih followers. Tapi di tingkat ASEAN, Indoensia setingkat lebih baik dari pada Thailand dan Malaysia,†pungkasnya.
Bimo Kustom Bike
Jl. P.Antasari No. 83 B Jakarta Selatan
Phone: 0816920612-081218333600 (021) 71333600
Fax :(021) 32106006/7662485