Last Updated on April 4, 2019 by Bang Gilmot
GilaMotor.com – Redaksi GilaMotor.com lagi kedatangan salah satu motor baru 2019, yaitu Kawasaki W175 Cafe. Motor ini meluncur Januari lalu dengan membawa tampilan sedikit berbeda dengan W175 standar. Gilmoters nanti bisa membaca ulasan lengkapnya di artikel review yang masih digodok tim redaksi. Namun sebagai bocoran, Bang Gilmot bakal ceritakan rasanya menggunakan motor bergaya retro ini sebagai motor harian.
Selama dua hari Bang Gilmot menggunakan W175 Cafe untuk berkomuter Depok – Kebayoran Baru. Pengalaman pertama yang dirasakan ialah Kawasaki W175 sukses menjadi megnet perhatian orang lain. Tak jarang Bang Gilmot mesti meladeni pertanyaan-pertanyaan kecil mengenai motor ini. Yup, tampangnya yang mengusung desain retro modern memang nampak berbeda dibandingkan kebanyakan motor di jalan raya.
(Baca juga: Sulap Kawasaki W175 Standar Jadi Cafe Racer, Segini Kisaran Biayanya)
Lalu bagaimana untuk pengendaraannya? Dipakai untuk harian, artinya motor ini harus menembus situasi jalanan yang beragam. Mulai dari kemacetan parah seperti yang Bang Gilmot temui di Jl. Margonda, Depok saban hari. Atau lintasan lurus dengan ritme lalu lintas yang kencang seperti di Jl. Raya Bogor. Untuk menghadapi itu semua, Kawasaki W175 Cafe tak memiliki masalah sama sekali.
Mesin 177cc SOHC 5-silindernya memiliki tarikan yang halus di putaran bawah. Komplingnya juga enteng, jadi menggendarainya di kondisi macet cukup enak. Nah, begitu dihadapkan pada jalanan lurus yang kosong, motor ini juga memiliki tenaga yang mumpuni untuk melaju kencang. Dengan tenaga puncak 13 PS yang dimilikinya, Kawasaki W175 Cafe sama sekali tidak kekurangan power dan sangat mudah untuk menembus kecepatan 80 km perjam di speedometer.
(Baca juga: Benelli Patagonian Eagle vs Kawasaki W175, Bahan Motor Custom Rp30 Jutaan)
Sampai di sini Kawasaki W175 Cafe terlihat positif untuk dipakai sebagai motor harian. Namun, Bang Gilmot mulai merasa ketidakcocokan dalam hal posisi berkendara. Posisi setangnya terasa rendah, Gilmoters. Membuat posisi badan mesti agak menunduk ketika mengendarainya. Mengalami hal ini sekitar satu jam dalam setiap perjalanan, pastinya memberikan kelelahan tersendiri. Namun perlu diingat, hal ini dirasakan oleh Bang Gilmot yang memiliki tinggi badan 180 cm. Ceritanya bisa berbeda jika dipakai mereka yang memiliki tinggi badan lebih rendah.
Terlepas dari hal itu, Bang Gilmot tetap bisa merasakan kenikmatan dari posisi riding Kawasaki W175 Cafe dari posisi joknya yang rendah. Kaki bisa menapak dengan sempurna ke permukaan aspal. Hal ini sangat menguntungkan ketika kita sering dihadapkan dengan kemacetan lho, Gilmoters. Membuat berkendara jadi lebih mudah dan bebas pegal.