29
2769

Akan Ada Pembalap Indonesia Lain Di Moto3 dan Moto2

GILAMOTOR.com. – Bicara masalah balap motor bebek di kelas Asia, Indonesia adalah yang terbaik. Bahkan bisa dibilang persaingannya paling ketat. Buktinya, banyak pembalap Indonesia yang kuasai podium di berbagai kejuaraan motor bebek kelas Asia. Vice President Ikatan Motor Indonesia (IMI) Sadikin Aksa, bilang sangat banyak pembalap muda Indonesia yang punya talenta. Sama seperti di Eropa, banyak talenta pembalap di Italia dan Spanyol, dan di Asia adanya di Indonesia.

Di kejuaran Losail International Series, Indonesia kuasai podium. Dari situ Big Boss Qatar Management Motorcycle Federation (QMMF) melihat pembalap Indonesia punya talenta tinggi. Dan mereka kepuncut dengan senyum manis Rafid Topan Sucipto. Bukan bro, tapi kepincut oleh talenta dan performa pembalap asal Tanjung Priok itu. “Bicara dari kelas Asia, balapan motor bebek seperti Indoprix dan Motoprix, Indonesia adalah yang terbaik. Dan itu saya sudah bicarakan dengan pabrikan seperti Yamaha, Honda dan Kawasaki, mereka melihat kompetisi paling ketat itu di Indonesia. Mereka melihat pembalap Indonesia punya talenta bagus. Sama seperti di Eropa, banyak talenta pembalap ada di Italia dan Spanyol, kalau di Asia ada di Indonesia,” beber Sadikin Aksa.

Karena itu sekarang saatnya Indonesia bisa mengibarkan bendara di kancah balap yang lebih bergengsi. Kiprah Rafid Topan Sucipto di Moto2 diharapkan jadi contoh untuk para pembalap muda Indonesia. Soalnya, nggak menutup kemungkinan ke depannya akan ada Rafid Topan lainnya yang bakal berkiprah di balapan kelas dunia.

“Kami harap Topan dan Doni bisa membawa nama Indonesia di Moto2 supaya tim-tim yang mereka bela bisa melihat pembalap Indonesia yang lain,” harap Sadikin. Tujuan utama adalah punya banyak pengalaman balap di dunia dan mengenal sirkuit-sirkuit di dunia yang biasa di pakai balapan. Biar makin akrab dengan karakter lintasannya. Nggak mungkin kalau cuma sekali atau dua kali balapan di sirkuit baru langsung bisa jadi juara. Kudu berkali-kali bro en sis.

“Sebanyak apapun uang kita, sebanyak apapun sponsponsor kita tanpa dibekali dengan pengalaman di beberapa sirkuit, saya yakin pembalap kita tak akan bisa bersaing. Karena itu kita harus bikin multi years kerja sama kita dengan tim balap luar, supaya mereka (pemabalap Indonesia) punya pengalaman di banyak sirkuit.”

Adanya dukungan sponsor dari Indonesia diakui Sadikin Aksa sangat membantu dalam proses pengembangan pembalap Indonesia di kelas dunia. “Kerjasama dengan QMMF ini bukan kerjasama gratis, makanya dukungan dari Evalube ini sangat berarti buat kami untuk membawa pembalap muda Indonesia. Kami harapkan tahun depan ada lagi pembalap Indonesia yang mengisi kelas Moto3 dan Moto2 setidaknya satu pembalap di tiap kelas. Tapi kalau ada lebih dari satu, kenapa tidak,” tutup Sadikin.