Last Updated on August 8, 2016 by Bang Gilmot
Gilmoters, sebal nggak sih melihat begitu banyak pelanggaran lalu lintas yang marak terjadi di jalan-jalan sekarang ini? Kalau Bang Gilmot sih sebal ya. Bagaimana tidak, sekarang orang tua malah bangga kalau anaknya yang belum punya SIM sudah bisa bawa motor. Belum lagi pengendara motor yang nerobos lampu merah atau bahkan melawan arah.
Nah, karena sudah menjadi sebuah fenomena negatif tidak hanya di kota-kota besar, akhirnya sembilan selebritis dalam negeri menunjukkan kepeduliannya dengan bergabung bersama simPATI Motorbaik Adventure 2016. Di kegiatan tersebut Ananda Omesh, Tora Sudiro, Gading Marten, Tara Budiman, Imam Darto, Denny Chasmala, Dimas Anggara,  Bisma Karisma dan Nabila Putri bakal turing Jakarta – Yogyakarta nih Gilmoters. Sambil turing, mereka juga akan mensosialisasikan budaya bermotor yang baik dan benar. Misalnua memberikan contoh berkendara dengan dispilin dan mematuhi peraturan lalu lintas yang berlaku, serta saling menghormati dan menghargai pengguna jalan lain.
Tidak hanya itu, di sela turing yang dihelat 15-20 Agustus mendatang, mereka juga akan mengajar sekaligus membagi ilmu yang dimiliki kepada para siswa dan siswi di sekolah dasar yang disinggahi selama perjalanan. Kegiatan mengajar yang bekerjasama dengan komunitas Indonesia Mengajar ini diberi nama Kelas Baikers.
Katanya Ananda Omesh, kegiatan ini ingin menunjukan kepada masyarakat bahwa turing tidak sekadar seberapa cepat sampai di tujuan. Melainkan seberapa maksimal bisa menikmati perjalanan sekaligus memberikan manfaat bagi masyarakat.
“Selama perjalanan kami akan melakukan penyuluhan dan edukasi terhadap masyarakat. Perjalanan selama lima hari ini merupakan kolaborasi antara kecintaan terhadap motor dan sosial,” ujar pembesut Triumph Thruxton ini.
Kegiatan yang mengambil rute Jakarta – Bandung – Tasikmalaya -Banjar – Purwokerto – Batu Raden – Yogyakarta ini akan dokumentasikan secara real tanpa persiapan maupun pemesanan tempat untuk menginap. Jadi jika tiba saatnya beristirahat, para peserta secara acak akan memutuskan untuk menginap di lokasi terdekat. Mau hotel, losmen, menumpang di rumah warga bahkan di pinggir toko.
“Kalau nanti capek atau mau istirahat ya tergantung situasi dan kondisi. Kalo ada hotel ya hotel tapi bisa saja kami istirahat di pelataran toko atau masjid,” tutupnya.