Last Updated on December 30, 2021 by Bang Gilmot
Pada motor balap, data sekecil apa pun penting untuk ditelaah oleh tim. Tujuannya agar motor memiliki performa yang optimal. Bukan hanya mesinnya saja, tapi juga gaya balap atau kebiasaan dari pembalap.
Biasanya, untuk mengetahui performa mesin harus dianalisa di mesin dyno atau melakukan dyno test. Namun, motor yang digunakan saat balapan di sirkuit juga bisa dianalisa melalui data logger.
Data logger memiliki fungsi yang penting pada motor balap. Alat ini berguna dalam pengembangan motor balap itu sendiri. Sesuai dengan namanya yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, data logger merupakan perekam data.
Alat ini memiliki banyak fungsi, tak hanya sekadar merekam atau mencatat waktu per lap saja. Data logger juga bisa merekam data putaran mesin, temperatur mesin, dan beragam data lainnya mengenai kondisi mesin.
Bahkan, data logger yang paling canggih yang digunakan di MotoGP, dapat merekam lebih banyak data lagi. Selain kondisi motor, data logger juga dapat merekam gaya balap dari pembalap, seperti caranya menggunakan rem depan dan rem belakang, temperatur ban depan dan ban belakang, seberapa miring motor di tikungan, kapan pembalap membuka dan menutup gas, dan lainnya.
Awalnya, data logger banyak dipakai pada balap gokart dan balap mobil, seperti drag race, reli, dan juga touring. Seiring dengan perkembangan zaman, alat ini pun akhirnya digunakan di balap motor.
Penggunaan data logger di ajang balap motor juga cukup beragam, mulai dari off road, road race, hingga drag race pun bisa direkam menggunakan perangkat tersebut. Di Indonesia penggunaan data logger mulai berkembang sejak 2010.
Banyak produk aftermarket untuk data logger yang berkembang di pasaran. Pada data logger, terdapat layar utama yang disematkan pada dasbor motor, layaknya panel instrumen atau speedometer pada umumnya.
Selain itu, terdapat juga sebuah beacon. Fungsi beacon adalah untuk menangkap sinyal infrared jika motor melewati lap demi lap di sirkuit. Pada data logger terdapat juga memori internal sebesar 1 megabyte. Memori tersebut sanggup menyimpan data motor hingga 3 jam.
Selanjutnya, data akan dipindahkan ke laptop dan kemudian diolah oleh teknisi data untuk dievaluasi. Dari data tersebut dapat terlihat bagian apa saja yang perlu dievaluasi dan ditingkatkan.
Data dari alat ini yang nantinya akan dijadikan acuan para mekanik untuk mengubah setting motor agar semakin kompetitif atau semakin nyaman untuk pembalapnya. Sehingga, pembalap akan lebih percaya diri dalam membesut motor balap andalannya.
Dengan menggunakan data logger, pembalap juga tidak bisa berbohong. Jadi, mekanik pun tak lagi selalu disalahkan jika terjadi sesuatu saat motor sedang berada di lintasan.
Beberapa data logger juga cukup sederhana dan praktis. Tidak perlu menyambungkan kabel ke aki, karena sudah menggunakan baterai sendiri di dalam perangkat tersebut.
Jadi, dengan data logger, tidak hanya kekurangan motor saja yang bisa diketahui. Tapi, pembalap juga bisa mengintropeksi dan mengoreksi dirinya saat balap. Untuk mekanik juga jadi lebih mudah dalam menyesuaikan setting motor.
Menurut para ahli, fungsi terpenting dari data logger adalah untuk mengetahui putaran mesin dan kenaikan temperatur mesin pada setiap lap. Sehingga, mekanik bisa mengetahui batas ketahanan mesin.
Bagi para pembalap juga penting, agar bisa mengatur atau mengelola sendiri ketahanan mesin saat di lintasan. Jadi, mesin tidak sampai mengalami overheat dan jebol saat di tengah jalannya balapan.
Beberapa data logger keluaran aftermarket yang beredar di pasar, antara lain Mychron 4 yang dibanderol di kisaran Rp 5 jutaan dan Qstarz yang dipasarkan di kisaran Rp 6,5 jutaan.