Last Updated on May 11, 2013 by
GILAMOTOR.com – 5 Mei 2013 kemarin tim ekspedisi Sap7aranu mulai bergerak dari markas PT TVS Motor Company Indonesia (TVSMCI) kawasan HR Rasuna Said, Kuningan Jakarta Selatan menuju tanah Sumatera.
Empat orang riders dengan empat unit motor sport TVS Apache RTR 180 bertolak menuju Sumatera melalui jalur Jl Gatot Subroto – Slipi – Grogol – Daan Mogot – Kalideres menuju Tangerang – Jl Raya Serang dan berhenti sementara di Cilegon untuk melakukan rehat lebih lama. Selanjutnya pukul 00.00 tim kembali bergerak ke Merak dan langsung bertolak menuju kawasan Taharan untuk mendapatkan view terbaik. Hari pertama, tim telah menempuh jarak sejauh 142 km.
Di hari kedua, tim merapat di pelabuhan pukul 6.45 untuk melanjutkan perjalanan dengan mengambil rute Bakauheni – Bandar Lampung – Pringsewu – Sedayu dan menembus kawasan Bukit Barisan yang kemudian berhenti untuk bermalam di Biha.
Di Bandar Lampung tim Ekspedisi Sap7aranu dijamu oleh rekan-rekan forum Nusantaride asal kota tersebut sambil menikmati suguhan kopi dan makan siang.
Pada jalur menuju Bandar Lampung kontur jalan bervariasi mulai dari aspal mulus hingga bergelombang. Dalam kontur bergelombang jadi pembuktian kinerja suspensi TVS Apache RTR 180. “Sangat mudah melibas permukaan jalan yang ada bahkan pada saat bertemu sedikit gravel di beberapa titik. Pun pada saat menembus kawasan Bukit Barisan kendaraan dengan segala kekuatannya mampu memberikan kenyamanan berkendara yang dapat diandalkan,†aku para riders yang terdiri dari  Riza Amrullah, Andry Berlianto, Yeremia Exlesia dan Adi Imaduddin.
Selanjutnya pada hari ketiga tim bertolak ke Danau Ranau. Jarak tempuh pada hari kedua sudah mencapai 304.2 km.
Hingga hari keenam, tim telah menembus wilayah Danau Kerinci lalu terhenti di kota Bengkulu.
Di daerah Bintuhan tim merasakan adanya kelangkaan bahan bakar kendaraan. Yang patut disyukuri adalah ketika tim mendapatkan prioritas pengisian jauh mendahului panjang antrian yang mengular hingga lebih dari 20 meter. Ternyata hal ini sudah dibiasakan bagi para pejalan jauh yang sedang melakukan penambahan bahan bakar.
Satu isu atau fakta sosial yang diangkat dalam kelangkaan BBM di Bintuhan adalah tidak seriusnya Muspida dalam melakukan pengadaan ketersediaan bahan bakar. Dalam hitungan jam atau belum sampai tengah hari ketersedian bahan bakar sudah ludes diserbu warga dan beberapa pihak memanfaatkannya untuk dijual kembali. Problem yang teramat dilematis.