0
8283

DJ Airbrush : Tangan Dingin Si Jangkung

GILAMOTOR.com. – Bingung nyari bengkel airbrush yang paten? Coba deh dateng ke dapur kerjanya DJ Airbrush di Jl. Hatta Sukirman No. 5, Depok II.

Lokasinya boleh dibilang tak layak disebut sebagai bengkel, karena tempat kerja sang airbrusher ini berdampingan dengan dapur tampat memasak makanan sang isteri tercinta. Tapi jika dasarnya sang airbrusher punya ide dan kreativitas yang tinggi, tempat bukanlah masalah besar buat punggawa DJ Airbrush ini.

Adalah Abdillah atau yang akrab disapa DJ alias Dillah Jangkung. Lelaki berperawakan tinggi 185 cm ini memang memiliki segudang imajinasi dan kemampuan menuangkannya dalam bentuk seni gambar. Hasilnya tak perlu diragukan lagi, segudang karya grafis airbrush pernah tercipta dari tangan dinginnya.

Bahkan, tak sedikit karyanya berhasil dinobatkan sebagai yang terbaik dalam berbagai kompetisi modifikasi motor.

“Gw ngerjain airbrush gak cuma buat motor aja sih, tapi helm dan gitar listrik juga gw kerjain. Tapi itu tergantung konsumen juga sih, apanya yang mau di-airbrush,” jelas DJ.

Beragam pengerjaan seni cat bisa dikerjakan lelaki jangkung dengan dua anak ini. Sebut saja grafis, release dan pin stripping. Ikhwal ongkos pengerjaannya, DJ mematok harga yang cukup berpariatif, mulai Rp 300 rubu sampai jutaan rupiah.

“Untuk pengerjaan grafis, release dan pin stripping pada helm, harganya mulai Rp 500 ribu sampai 1.5 juta. Tergantung bahan cat yang digunakan dan kerumitan pengerjaannya. Makin ribet dan makin banyak bahan cat yang digunakan jelas makin mahal harganya,” kata DJ.

Sementara untuk pengerjaan airbrush motor, harganya mulai Rp 1.5 juta sampai Rp 3.5 juta, juga tergantung motif dan tingkat kesulitan pengerjaannya. Lama pengerjaan memakan waktu 2 minggu sampai 1 bulan.

Menurut lelaki belasteran Medan – Padang ini, umumnya konsumen yang datang mayoritas pengguna motor sport dan moge Harley Davidson. Tapi tak sedikit juga pangguna motor matik seperti Mio, Vario dan Sky Wave.

Lelaki yang pernah mengenyam pendidikan di Interstudy dan Institut Teknologi Surabaya jurusan Desain Produk ini, sesungguhnya sudah memulai bisnis Airbrush sejak 10 tahun silam. Namun menurutnya, masa awal merintis bisnis airbrush trend ini masih jauh dari peminat, hingga akhirnya dia dikirim orang tuanya ke Sumatera Barat untuk menjalani pemulihan sakitnya.

“Setelah masa pemulihan, di Padang gw sempet buka bengkel airbrush sekitar 6 tahunan, tapi di sana masih kurang peminatnya. Akhirnya sekitar tahun 2007, gw kembali ke Jakarta dan mulai bisnis airbrush lagi,” terangnya.